Tunel Garam

DKP Aceh Bangun 60 Unit Tunel Garam di Lima Kabupaten

Sebelum pandemi covid 19, atau sekitar tahun 2017 lalu, ungkap Aliman, Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, sudah pernah melaksanakan program penyaluran

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, pada tahun anggaran 2022 ini, memprogramkan pembangunan 60 unit tunel penjemuran garam di lima daerah. 

Laporan Herianto I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Untuk membantu petani garam dalam peningkatan produksi garam konsumsi berbiaya murah, Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, pada tahun anggaran 2022 ini, memprogramkan pembangunan 60 unit tunel penjemuran garam di lima daerah.

“Kelima daerah yang akan menerima bantuan tunel garam dari DKP Aceh adalah Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara dan Aceh Timur, masing-masing satu lokasi dengan jumlah 10 tunel dan Aceh Selatan dua lokasi dengan jumlah 20 tunel,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, Ir Aliman MSi yang didampingi Kabid Pesisir dan Kepulauan, Oni Kandi kepada Serambinews.com, Senin (21/7/2022) di Banda Aceh.

Aliman mengatakan, teknologi mengolah air luat menjadi garam konsumsi dengan menggunakan tunel berbentuk setengah lingkaran atau segitiga, lebih praktis dan ekonomis. Produksi garamnya berwarna putih dan bersih, rasa garamnya lebih gurih, higienis dan bebas dari najis kotoran binatang.

Tergiur Harga HP Murah di Toko Online, Wanita Ini Cuma Bisa Elus Dada saat Datang Isinya Malah Garam

Sebelum pandemi covid 19, atau sekitar tahun 2017 lalu, ungkap Aliman, Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, sudah pernah melaksanakan program penyaluran bantuan tunel garam kepada kelompok tani garam di daerah sentra produksi garam rakyat di Aceh, yaitu di Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur dan Aceh Selatan.

Teknologi mengolah air laut menjadi garam konsumsi dengan cara penjemuran air laut ke dalam tunel garam yang dilapisi plastik khusus berwarna putih, kata Aliman, bukan merupakan hal baru bagi kelompok tani garam di Aceh.

Teknologi ini, kata Aliman, sudah pernah diperkenalkan kepada kelompok tani garam di Aceh. Tahun ini dibuat lagi, untuk menambah jumlah tunel garamnya, agar produksi garam rakyat bisa naik.

Bau Prengus Bikin Daging Kambing Tak Sedap, Begini Cara Mengatasinya, Ada Nanas hingga Taburi Garam

Bentuk tempat penjemuran garam yang kita bangun kali ini, kata Aliman, tidak lagi berbentuk setengah lingkaran dengan ukuran 4 x 20 meter, melainkan berbentuk segitiga, karena bahan yang kita gunakan tidak lagi menggunakan bambu dari Pulau Jawa, melainkan kayu.

Kenapa kita tidak menggunakan bambu, kata Aliman, karena jenis bambu seperti yang ada di Pulau Jawa, tidak terdapat di Aceh.

Tanaman bambu memang banyak di Aceh, tapi jenis bambunya tidak sama dengan jenis bambu yang digunakan petani garam di Madura, Sumenep, Jawa Timur, untuk membangun tunel garamnya.

Jenis bambu yang digunakan untuk membuat tunel garam di Pulau Jawa, sebut Aliman, bambunya tebal dan sifatnya lentur, tidak mudah patah, sehingga kalau kita bentuk seperti setengah lingkaran, bambunya tidak patah. Tapi bambu yang ada di Aceh, tipis, sehingga kalau dibentuk setengah lingkaran, bambunya patah.

Untuk mendatangkan bambu dari Pulau Jawa, kata Aliman, butuh waktu, sehingga rekanan dan kelompok tani yang ditunjuk untuk membangun tunel penjemur air laut menjadi air garam, tidak menggunakan bambu, melainkan gunakan kayu olehan broti lokal ukuran 5 x 5 cm.

Bentuk bangunannya, sebut Aliman, tidak bulat setengah lingkaran, melainkan segitiga. Namun setelah dilapisi dengan plastik putih khusus untuk penjemuran air laut menjadi garam kristial, fungsi bangunannya, sama seperti tunel setengah lingkaran.

Seorang petani garam, Tgk Abdullah yang dimintai penjelasannya terkait, program mengolah air laut menjadi gram kristal dengan teknologi tunel ini, ia mengatakan, hasil garamnya putih dan kerjanya praktis serta ekonomis, produksinya mencapai puluhan ratusan kilogram sekali panen.

Teknologi mengolah air laut menjadi garam dengan menggunakan tunel stengah lingkaran ini, kata Tgk Abdullah, lima tahun lalu, sudah pernah diperkenalkan Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh kepadanya. Hasil produksi garamnya cukup bagus.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved