Berita Bireuen
Ternak Gejala PMK di Bireuen Capai 3.054 Ekor, Jeunieb Paling Banyak
Angka kesembuhan ternak dari gejala PMK sejak beberapa waktu lalu sampai saat ini mencapai 2.690 ekor.
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Yusmandin Idris | Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Ternak di Bireuen mulai dari sapi dan kerbau yang sakit dengan gejala Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tercatat mencapai 3.054 ekor, dari jumlah tersebut ternak di Jeunieb paling banyak sakit bergejala PMK.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bireuen, drh Liza Rozana kepada Serambinews.com, Selasa (26/07/2022).
Disebutkan, angka kesembuhan ternak baik sapi maupun kerbau dari gejala PMK sejak beberapa waktu lalu sampai saat ini meningkat tajam mencapai 85 persen lebih atau 2.690 ekor.
Kadisnak dan Keswan Bireuen merincikan, ternak sapi yang mengalami gejala PMK tercatat sebanyak 2.950 ekor, dari jumlah tersebut delapan ekor terpaksa potong paksa dan 11 ekor mati dan 2586 sudah sembuh.
Sementara kerbau yang terkena gejala PMK tercatat 104 ekor dan seluruhnya sudah sembuh.
Menyangkut kawasan kecamatan yang ternaknya paling banyak bergejala PMK, Kadisnak dan Keswan Bireuen mengatakan, berdasarkan data tim Puskeswan dari seluruh Bireuen, ternak yang mengalami PMK merata tersebar di 17 kecamatan dan terjadi sejak dua bulan terakhir, kecamatan paling banyak adalah Jeunieb tercatat sebanyak 563 ekor.
Kemudian dari Samalanga sebanyak 354 ekor dan disusul Simpang Mamplam sebanyak 297 ekor serta Peudada sebanyak 287 ekor.
Sementara berbagai kecamatan lainnya dibawah 200 ekor dan paling sedikit adalah Kota Juang 14 ekor, Kutablang 24 ekor, Peusangan Siblah Krueng 28 ekor dan Kuala 38 ekor.
Kadisnak mengharapkan, para peternak yang melihat sapinya mengalami sakit untuk segera melaporkan kepada petugas Puskeswan di masing-masing kecamatan, petugas akan segera mengunjungi desa-desa yang ternaknya sakit berdasarkan informasi dari warga kepada petugas di lapangan.
Setiap ternak yang sakit tambah Liza diharapkan untuk tidak dilepas, pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian vitamin, antibiotik dan juga meningkatkan kebersihan lingkungan ternak.
“Membiarkan ternak sakit tanpa melaporkan kepada petugas akan bertambah banyak ternak lain akan sakit, karena virus cepat menyebar, apalagi ternak dilepas,” ujarnya.(*)
Baca juga: Cegah Wabah PMK, Ratusan Ekor Ternak di Bireuen Disuntik Vaksin & Vitamin, 1 Sapi Disuntik 2 Kali