Inna Lillahi - Ulama Besar Yaman Habib Abubakar Al-Adni Meninggal Dunia, Berikut Profilnya

Habib Abubakar Al-Adni bin Ali Al-Masyhur, seorang ulama terkemuka di Hadramaut, Yaman meninggal dunia.

Editor: Faisal Zamzami
Istimewa
Habib Abu Bakar Al-Adni yang meninggal dunia, sempat dirawat di Rumah Sakit Yaman. Beliau meninggal di usia yang ke-75 tahun 

SERAMBINEWS.COM -  Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji'un.....

Habib Abubakar Al-Adni bin Ali Al-Masyhur, seorang ulama terkemuka di Hadramaut, Yaman meninggal dunia.

Habib Abu Bakar Al-Adni meninggal pada Rabu, 27 Juli 2022 di Amman, Yordania.

Sebelumnya, Habib Abu Bakar Al-Adni dibawa ke Yordania untuk melakukan pengobatan.

Beliau masuk rumah sakit karena kelelahan.

Kesehatan Habib Abu Bakar Al Adni menurun sehingga mengharuskannya ditempatkan di bawah pengawasan medis, dikutip dari Alhabibabobakr.

Berikut ini profil Habib Abu Bakar Al-Adni

Habib Abu Bakar al-Adni dilahirkan di lingkungan keluarga yang cinta ilmu dan dakwah, tepatnya kota Ahwar pada tahun 1366 H.

Habib Abu Bakar Al Adni adalah seorang cendekiawan muslim dari Hadramaut, Yaman.

Habib Abu Bakar Al-Adni memiliki nama lengkap Al-Habib Abu Bakar Al-Adani bin Ali, dikenal sebagai Alawi Al-Husseini Al-Hadrami.

Beliau lahir di Kota Ahwar, Kegubernuran Abyan, Republik Yaman pada tahun 1947.

Habib Abu Bakar Al-Adni berkebangsaan Yaman.

Gelar akademik yang dimiliki Habib Abu Bakar Al-Adni adalah Diploma universitas dalam bahasa dan sastra dari Universitas Aden, dikutip dari Alhabibabobakr.

Semasa hidupnya, Habib Abu Bakar Al Adni merupakan ulama Rabbani yang lahir dan tumbuh di lingkungan yang berilmu.

Habib Abu Bakar Al Adni lahir pada 1947 Masehi atau 1366 Hijriyah, di Provinsi Aden

Dikutip dari galerikitabkuning.com, Habib Abu Bakar al-Adni ilahirkan dan dibesarkan di lingkungan keluarga yang religius, menjadikannya sejak masih kecil telah menghafal al-Quran.

Lingkungan yang penuh dengan para ulama saat itu, membuatnya berkesempatan untuk belajar pada para ulama yang berada di kawasan Hadramaut, seperti Ahwar, Aden, dan sekitarnya.


Habib Abu Bakar al-Adni Bin Ali al-Masyhur Dan Habib Umar

Menurut penuturannya, Sejak berumur 14 tahun  telah dilatih oleh ayahnya yakni al-Habib Ali al-Masyhur untuk berdakwah.

Bahkan diusia yang cukup belia itu sang ayah sudah sering memerintahnya untuk menyusun konsep khutbah jumat, kemudian dibaca didepan sang ayah sebelum disampaikan di atas mimbar.

Sosok sang ayah sangat melekat pada diri sang anak, bahkan hampir disemua sisi hidupnya banyak dipengaruhi dan didik oleh sang ayah.

Selain mengajarkan disiplin pada waktu, sang ayah juga sangat perhatian pada pendidikan keluarga  disamping juga sebagai pendidik yang mengajarkan arti dan tujuan hidup.

Disamping belajar kepada sang ayah, Habib Abu Bakar juga belajar krepada para ulama secara tradisional maupun menimba ilmu secara formal di sekolah, hingga akhirnya lulus dari Universitas Aden jurusan tarbiah.


Masa Remaja Habib Abu Bakar al-Adni

Dalam kitab al-Khuruj Min Dairatul Hamra, beliau menceritakan saat masa remaja, dilalui olehnya dan keluarga di bawah tekanan pemerintah. 

Hingga akhirnya beliau dan keluarga terpaksa harus keluar dari Yaman menuju Arab Saudi.

Dikutip dari galerikitabkuning.com, Di Hijaz, dia diperintahkan sang ayah untuk menjadi Imam salat, dan mengisi pengajian, menjadi khatib di salah satu Masjid di Jedah. 

Mula-mula beliau ingin melanjutkan studinya ke al-Azhar Mesir, namun kedua orang tuanya tidak berkenan, dan memintanya untuk mendalami ilmu agam kepada al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf.
 
 
Saat menjadi murid Habib Abdul Qadir ini, keinginan untuk melanjutkan studi ke Mesir semakin sirna, sebab beliau mendapati sosok gurunya sebagai tujuan utamanya.

Habib Abubakar mulai dekat dengan sang guru, yaitu Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf, hingga sang murid banyak sekali menyelesaikan pelajaran dan membacakannya di depan sang guru, dan sebab ini pula beliau menjadi murid istimewa bagi sang guru.

 

Kembali Ketanah Kelahiran

Setelah Yaman selatan bersih dari pemerintahan komunis,  dan munculnya persatuan rakyat Yaman, Habib Abu Bakar kembali ke tanah kelahirannya. 

Beliau termasuk ulama pertama yang mempropagandakan persatuan pemikiran dan jiwa pada masyarakat Yaman setelah Negara mereka bersatu.

Saat itulah kiprah beliau Habib Abu Bakar al-Adni mulai tampak, sepak terjang dalam dunia pendidikan sangat tampak sekali, hal itu terbukti saat beliau membuka puluhan pondok pesantren diberbagai pelosok negeri Yaman, serta pusat-pusat pendidikan yang jumlahnya tidak kurang dari 83 cabang.

Kemampunya menggabungkan konsep pendidikan moderen dengan pendidikan tradisional menjadikan mayoritas murid-muridnya menjadi sarjana dan cendikiawan yang ikut mewarnai dakwh di Yaman.

Selain aktifitas mengajar, beliau juga aktif mengadakan seminar dan kajian intensif seputar dakwah dan ilmu keislaman, begitu juga beliau banyak mendidirikan forum kajian atau yang lebih dikenal dengan istilah muntadayat diberbagai kawasan di Yaman.

Tak sedikit gagasan dan pemikiran Habib Abu Bakar al-Adni membantu menyelesaikan problematika Umat, dan pemikiran tersebut dituangkan di lebih dari 150 karya, baik di bidang Fikih, Sejarah, Akidah, Sastra, Metode Dakwah, dan yang menarik adalah karya-karya dengan pemilikiran yang cukup baru, dan belum pernah dijelaskan oleh ulama pendahulunya.
 

Baca juga: Gegana Ledakkan Lima Bom yang Ditemukan di Kuburan Umum Saat Pemakaman Warga

Baca juga: Kadinkes Aceh Harap Dukungan Tokoh Agama untuk Kesuksesan Program Imunisasi Rutin di Aceh

Baca juga: Ada-ada Saja! Pria Nekat Onani di Atas Sepmor Gegara Patah Hati Cintanya Ditolak Gadis Idaman,

 

 

 

 

 

.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved