Harga Cabai

Sudah 3 Bulan, Harga Cabai Merah Rp 95.000-Rp 110.000/Kg, Bawang Merah Turun Rp 38.000/Kg

Harga cabe merah, akan turun, ketika pasokan cabe dari petani lokal Pidie, Blangkejeren dan lainnya, masuk 500 Kg, harga cabe merah turun menjadi Rp 9

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/SENI HENDRI
Seorang pedagang sembako memperlihatkan cabai merah yang dijual Rp 100 ribu per kg di Idi, Aceh Timur, Jumat (214/6/2022). 

Laporan Herianto l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Memasuki minggu pertama bulan Agustus 2022 ini, harga cabai merah di berbagai pasar tradisional, seperti di Pasar Induk Lambaro, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, masih berkisar Rp 95.000 – Rp 110.000/Kg, sama dengan bulan Juni dan  Juli lalu. Ini artinya, sudah tiga bulan harga cabe merah bertahan pada kisaran harga tersebut.

“Untuk cabe merah pasokan terbaru, dijual dengan harga Rp 95.000 – Rp 110.000/Kg, tapi yang sudah tiga hari, karena kualitasnya telah menurun, dijual sedikit murah Rp 90.000/Kg,” kata Pedagang Cabe Merah di Pasar Induk Lambaro, Taufiq kepada Serambi, Rabu (3/8).

Taufiq mengatakan, Rabu pagi ini ia, hanya mendapat kiriman cabai merah satu goni, seberat 50 Kg dari luar Aceh. Cabai merah itu, dijual dengan harga Rp 110.000/Kg, karena harga belinya sudah berada di atas Rp 95.000/Kg. Harga cabe merah masih mahal sampai minggu pertama bulan Agustus ini, karena pasokannya dari lokal maupun luar Aceh sangat minim.

Harga Cabai Merah di Pasar Lueng Putu Pidie Jaya Masih Rp 100 Ribu/Kg, Ini Harga Kebutuhan Lainnya

Pada hari ini, ungkap Taufiq, hanya beberapa pedagang cabai merah saja yang mendapat kiriman cabai merah dari luar Aceh. Di Pasar Induk Lambaro ini, ada 25 orang pedagang yang menjual cabai merah, tapi yang mendapat kiriman cabai dari luar Aceh (Brastagi, Sumut) hanya 10 orang dan harga jualnya bervariasi antara Rp 100.000 – Rp 110.000/Kg.

Sampai minggu pertama Agustus ini, ungkap Taufiq, harga jual eceran cabai merah saja yang belum turun di bawah angka Rp 90.000/Kg, sedangkan komoditi bahan dapur lainnya, seperti cabai kecil, cabai hijau, bawang merah, tomat, harganya sudah kembali stabil pada harga ekonomisnya.

Pengunjung Pasar Tani Distanbun Aceh Membeludak, Cabai Merah Diserbu, Semua Kebutuhan Lebih Murah

Cabai rawit, harganya saat ini sudah turun di bawah Rp 50.000/Kg, dari sebelumnya Rp 60.000/Kg. Begitu juga dengan cabai hijau, harganya mulai kembali pada angka Rp 45.000/Kg – Rp 40.000/Kg, dari sebelumnya Rp 60.000/Kg. Kemudian bawang merah, yang pada bulan lalu harganya mencapai Rp 60.000/Kg, memasuki minggu pertama bulan Agustus ini, harganya sudah mulai pada kisaran Rp 40.000 – Rp 38.000/Kg. Sedangkan tomat, harganya kembali turun lagi dari Rp 12.000/Kg, menjadi Rp 10.000 – Rp 9.000/Kg.

Harga bawang merah turun, kata Taufiq, setelah petani bawang merah di Pidie, mulai minggu keempat bulan Juli sampai minggu pertama Agustus ini, sudah mulai panen bawang merah. Harga bawang merah, berangsur normal sekitar Rp 40.000 – Rp 38.000/Kg.

Sedangkan tomat, harganya turun, karena pasokan tomat dari Sumut dan Takengon, Aceh Tengah maupun Bener Meriah, pada minggu ini cukup banyak. Taufiq mengatakan, hari ini, dirinya mendapat kiriman tiga keranjang tomat dari Brastagi, Sumut dan Takengon, Aceh Tengah. Untuk tomat kiriman dari Takengon Aceh Tengah dijual, ecer dengan harga Rp 9.000/Kg dan tomat dari Brastagi Rp 10.000/Kg.

Harga bahan dapur yang relatif stabil sejak bulan puasa, lebaran Idul Fitri dan Idul Adha 1443 Hijriah, sampai minggu pertama Agustus ini, hanya tomat. Harganya paling tinggi Rp 15.000/Kg, dan minggu ini sudah turun lagi menjadi Rp 9.000 – Rp 10.000/Kg, karena pasokannya banyak.

Sedangkan cabai merah, harganya terus bertahan tinggi, menurut Taufiq, karena suplainya jauh di bawah permintaan. Sejak harga cabe merah mahal, yang paling banyak mengeluh, adalah pengelola asrama anak sekolah dan pesantren. “Mereka selalu mengeluh, ketika mendengar harga cabe merah di Pasar masih mahal, di atas Rp 100.000/Kg,” ujar Taufiq.

Pedagang cabai merah lainnya di Pasar Al Mahirah Lamdingin, Iwan yang dimintai penjelasannya, harga cabai merah masih bertahan mahal sampai minggu pertama Agustus ini, karena suplainya di bawah, permintaan. Kebutuhan cabe merah di Pasar Al Mahirah ini, per hari sekitar 2 ton, cabai merah yang masuk dari luar Aceh maupun lokal, sekitar 500 Kg, wajar saja harga cabai merah bertahan tinggi.

Harga cabe merah, akan turun, ketika pasokan cabe dari petani lokal Pidie, Blangkejeren dan lainnya, masuk 500 Kg, harga cabe merah turun menjadi Rp 90.000 – Rp 85.000/Kg, setelah pasokannya turun dari 500 Kg, harga cabe merah kembali naik menjadi Rp 95.000 – Rp 110.000/Kg.

Kalau harga cabe merah mahal, menurut Iwan, petani cabai tidak begitu banyak diuntungkan. Yang banyak menerima untung dari tingginya harga cabai merah, adalah para pedagang pengumpul cabe merah, sedangkan kami sebagai pedagang cabe merah eceran di Pasar Tradisional, hanya mendapat untung Rp 5.000 – Rp 7.000/Kg.

“Jangan dikira, pengecer cabe merah banyak dapat untung, dengan harga cabe merah mahal di atas Rp 10.000/Kg,” tutur Iwan.(*)

Baca juga: Presiden Ukraina Klaim Ekspor Biji-Bijian dari Negaranya Akan Hilangkan Teror Rusia ke Dunia

Kapal Pengangkut Gandum Ukraina Disterilisasi di Turki, Sebelum Berlayar ke Lebanon

Baca juga: Geolog: Danau Lut Tawar Terbentuk dari Susunan Bebatuan

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved