Anies Baswedan
Pernyataan Anies Kembali Heboh di Grup WA, Pejuang, Guru & Ustaz tak Boleh Bayar Pajak Tanah
Pernyataan Anies Baswedan terkait pejuang, guru dan ustaz tidak boleh bayar pajak tanah kembali heboh di media sosial terutama grup WhatsApp.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Pernyataan Anies Baswedan terkait pejuang, guru dan ustaz tidak boleh bayar pajak tanah atau PBB kembali heboh di media sosial terutama grup WhatsApp.
Pernyataan tersebut berupa potongan video yang sudah dibagikan berkali-kali oleh warganet di dunia maya.
"Semua keluarga yang tinggal di rumah orang tuanya pejuang, maka dibebaskan pajaknya nol rupiah, nol!" tegas Anies dalam video tersebut.
"Semua guru di Jakarta, guru pajaknya nol rupiah. Gak ada bayar pajak, di Jakarta tidak ada guru bayar pajak. Ustaz, guru, tidak ada bayar pajak," tambahnya.
Informasi yang ditelusuri Serambinews.com, pernyataan tersebut ternyata disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menghadiri dan memberikan pidato kebangsaan dalam Mukernas Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi).
Mukernas tersebut digelar di Hotel Mercure Kota Tua Jakarta, Jumat (27/5/2022) lalu.
Baca juga: Sosok Sunny Tanuwidjaja, Mantan Staf Ahok yang Keluar PSI untuk Dukung Anies Baswedan
Dalam pidato Anies, bila pajak bumi dan bangunan (PBB) dinaikkan, itu sama halnya dengan mengusir orang-orang berjasa di negeri ini untuk keluar dari Jakarta.
"Artinya saudara-saudara yang tidak mampu, bersiaplah keluar dari Jakarta," ucap Anies.
Menurutnya, dengan menaikkan pajak, semakin banyak tempat tinggal para pejuang yang menunggak dan pelan-pelan menjual tanahnya ke orang luar.
"Kalau sudah menjual tanah kepada siapa?" tanya Anies.
"Berhenti! Tidak ada lagi kenaikkan seperti ini. Sekarang justru diubah," tambahnya.
Hal itu menurut Anies tidak boleh terjadi, sebab manisnya kemerdekaan yang dirasakan oleh warga negara Indonesia saat ini berkat kikis keringat dan tumpah darah para pejuang.
Ia mencontohkan, beberapa tokoh Parmusi seperti Mohammad Nasir dan Adam Malik yang sudah menjual tanah mereka.
"Kenapa tokoh-tokoh pendiri bangsa rumahnya satu-satu di Mentang itu lepas?" tanya Anies.
"Kenapa? Tidak mampu bayar pajak. Bayangkan mereka berjuang untuk kemerdekaan tanah ini, dan mereka terusir akibat pajak tanah tempat mereka tinggal," tambahnya.
Selain pejuang, para guru dan ustaz juga dibebaskan pajak tanah atau PBB karena orang-orang ini dianggap berjasa terhadap negara.
"Orang berjasa untuk republik ini semua tidak bayar pajak. Dan masyarakat, pajaknya ditahan (tidak ada kenaikan)," tegas Anies.
"Kita tidak ingin kota ini secara tidak sadar, kita biarkan satu-satu yang di bawah ini dipindahin," pungkasnya.
Baca juga: Anies Baswedan Sembelih Sapi Kurban, Kode 024 hingga Sirkuit Formula E Jadi Latar Sambutan Idul Adha
Kebijakan Disambut Meriah oleh Netizen
Sebelumnya pada 2019 lalu, saat kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan membebaskan PBB kepada veteran dan keluarga pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga tiga generasi, mendapat sambutan meriah dari banyak kalangan.
Tidak hanya warga Jakarta, apresiasi atas kebijakan Anies Baswedan ini juga mendapat sambutan hangat warga dari berbagai daerah di Indonesia.
Hal ini setidaknya terlihat dari tingginya tanggapan warganet terhadap berita berjudul “Anies Baswedan Membebaskan Pajak PBB Veteran dan Pejuang Kemerdekaan Hingga 3 Generasi” yang diposting di halaman Facebook Serambinews.com.
Link berita itu diposting di Laman Facebook Serambinews.com pada Selasa (9/4/2019) pukul 20.53 WIB.
Hingga Rabu (10/4/2019) pukul 23.20 WIB, postingan berita itu telah dibagikan sebanyak 5200 kali dan menjangkau lebih dari 127 ribu lebih pengguna Facebook.
Ada 124 netizen yang memberikan komentarnya pada postingan berita itu.
Baca juga: Tagar #TangkapAbuJanda Trending di Twitter, Usai Edit Video Anies Baswedan Bicara soal ACT
Rata-rata netizen menyebut Anies Baswedan sebagai “gubernur rasa presiden”.
Banyak juga netizen yang mendoakan kesehatannya dan ada pula yang membanding-bandingkan kinerja Anies Baswedan dengan kinerja presiden saat ini.
Di antara seratusan komentar itu, terdapat satu komentar yang unik menggelitik, sehingga mendapatkan banyak balasan dari netizen lainnya.
“Pgen gue culik ne gubernur, biar jadi gubernur Aceh. Tegas k aseng, lembut k rakyat,” tulis Ferdy Di Di pada kolom komentar.
Komentar Ferdy ini langsung diserbu oleh para warganet lainnya. Tercatat ada 45 warganet yang memberikan respons terhadap komentar itu.
Dalam komentarnya, para warganet itu memperebutkan sosok Anies Baswedan agar menjadi gubernur di provinsi mereka.
“Ferdy Di Di waduh. Jawa Barat pengen tukeran Gubernur gmn nihh.....,” tulis pemilik akun Udin Barokah Berkah.
“antri dulu bang, sumatra barat dulu,” timpal Adam Syah.
Baca juga: Anies, “Filsafat Bukuem”, dan Feeling Politik Surya Paloh
Namun, komentar Adam Syah ini mendapat balasan dari netizen asal Aceh lainnya, “Adam Syah ke aceh dlu,” tulis Khairul Fuadi.
“Ke aceh dlulah....krn aceh sangat berjasa...ssdah aceh...baru aceh...dan aceh lgi....heheh,” imbuh Ajhoel Khan, netizen lainnya.
“Ferdy Di Di penculikan cara syariah......,” timpal Alauddin Mughayatsyah:
Sayuti Anwar, netizen lainnya yang juga berasal dari Aceh menulis, “Aceh dulu.... Gubernur kami udah kenak tangkap kpk, kalian jawa barat masih ada walau sibuk kampanye pilpres.”
Ferdy Di Di yang komentarnya diserbu netizen kembali menulis “Biarkan Aceh dlu, Krn huruf A adalah awalnya huruf. Entar baru k provinsi, ikutin abjad, gmna??.”
Udin Barokah Berkah yang pada awalnya meminta agar Anies menjadi gubernur Jawa Barat kemudian menimpali, “Waduh Walah...hahahaha...”
“Cocok bungkus...gubenur aceh kursi nya kosong pinjam sekejap Pak Anies nya la,” timpal pemilik akun Cindy Stevany.
Baca juga: Jangan Dibuang! dr Zaidul Akbar Ungkap Manfaat Konsumsi Pisang Berbintik Hitam untuk Kesehatan
Melihat banyaknya netizen yang memperebutkan sosok Anies Baswedan, pemilik akun Ibam Ibam menawarkan solusi agar Anies menjadi capres ke depan.
“Woy jgn berebut smua. Pa ANIS lbh cocok lg kedepan'y jd pemimpin negri ini biar smua merata lbh baik&lbh maju,adil&makmur. INSYA ALLAH,” tulis Ibam Ibam.
“Doakan pasti ada yang mirip walau tak kan pernah ada yang sama..seperti Gubernur Anies Baswedan..yang penting punya niat,” timpal Ainul Mardiah.
(Serambinews.com/Sara Masroni)