Berita Aceh Tamiang

Eksplorasi Minyak di Tamiang Berdampak pada Rusaknya Dinding Rumah dan Gangguan Kesehatan Warga

Letak kolam limbah dan semburan api tidak diarahkan ke sungai, tapi justru ke arah rumah warga. Ini dinilai sangat berbahaya bagi penduduk.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Anggota DPRA Asrizal Asnawi meninjau lokasi eksplorasi minyak di Kampung Dalam, Karangbaru, Aceh Tamiang, Senin (15/8/2022) 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Eksplorasi minyak di Kampung Dalam, Aceh Tamiang dinilai mengabaikan faktor keselamatan. Kegiatan ini juga dilaporkan menimbulkan polusi suara dan udara serta menyebabkan sebagian rumah rusak.

Hal ini diungkapkan warga kepada anggota Komisi II DPRA Asrizal Asnawi ketika meninjau lokasi eksplorasi di Dusun Bahagia, Kampung Dalam, Karangbaru, Aceh Tamiang, Senin (15/8/2022) siang. Asrizal datang bersama Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dan Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Safaruddin.

“Dua bulan lalu warga melaporkan kepada saya tentang kegiatan pengeboran minyak yang menimbulkan beberapa dampak gangguan kesehatan seperti mual, sesak napas dan dinding rumah retak,” kata Asrizal.

Dalam kunjungan ini Asrizal sempat berkeliling di lokasi pengeboran dan mendatangi beberapa rumah yang rusak. Poin penting yang menjadi catatannyaialah pelaksana proyek mengabaikan faktor keselamatan penduduk.

Sebab dari amatan dan pengakuan warga, kerusakan ini disebabkan getaran akibat eksplorasi minyak yang dilakukan 24 jam, sedangkan serangan sesak nafas dan mual disebabkan aroma minyak yang sangat kental.

“Kita lihat di areal ini tidak ada ditutupi, siapa saja bebas masuk. Padahal di sini ada kolam limbah, semburan api, ini sangat berbahaya,” kata Asrizal.

Dari amatan langsung ini setidaknya terlihat ada empat kolam berukuran besar. Masing-masing kolam berisi air dan sangat mengancam keselamatan anak-anak.  Letak kolam dan semburan api yang condong ke arah pemukiman juga menjadi sorotan. 

“Ini menjadi pertanyaan, mengapa letak kolam dan semburan api tidak diarahkan ke sungai, tapi justru sebaliknya ke arah rumah warga. Ini sangat berbahaya bagi penduduk,” ungkap salah satu warga di lokasi.

Asrizal berharap seluruh keluhan ini disikapi Pertamina agar warga setempat yang selama ini hidup nyaman tidak terusik. Dia berharap eksplorasi minyak ini tidak lagi dibawah kendali SKK Migas, tapi langsung diambil oleh pemerintah daerah.

“SKK Migas terlalu jauh, dan kita sayangkan mereka tidak hadir ke sini, padahal sudah kami undang. Sebaiknya diambil oleh pemerintah daerah, biar lebih mudah,” sarannya.

Terabaikannya aspek keselamatan ini juga disampaikan Ketua YARA, Safaruddin. Dia sangat khawatir kolam yang terbuka lebar itu memakan korban. “Baru-baru ini ada dua anak di Aceh Timur meninggal di galian C, ini kan sama ada kolam yang sangat besar, kalau musim hujan anak-anak akan tenggelam di sini,” kata Safaruddin.

Safaruddin mengingatkan agar SKK Migas tidak menjadikan warga setempat hanya sebagai penonton, tapi harus juga bisa merasakan dampak positif dari kekayaan alam di sekitar lingkungannya.

“Jangan hanya ‘menikmati’ dampaknya, tapi juga harus menikmati hasilnya,” tegasnya.

Humas dan Kelembagaan BPMA, Achyar Rasyidi yang ikut melakukan peninjauan lapangan mengatakan eksplorasi dan eksploitasi di Kampung Dalam merupakan wilayah kerja yang dibawahi SKK Migas. Dalam hal ini BPMA hanya bisa berkoordinasi untuk menyampaikan seluruh keluhan.

“Seluruh keluhan kami tampung untuk disampaikan ke SKK Migas, harapan kita setelah itu segera ada solusi dan langkah yang diambil,” harap Achyar.(*)

Baca juga: Aramco Umumkan Bakal Tingkatkan Produksi Minyak Mentah, Harga Minyak Dunia Langsung Turun

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved