Video
VIDEO Permudah Nelayan Mencari Ikan, Tim FKP USK Tenggelamkan Rumpon di Perairan Pulo Aceh
Sang perancang, Rian Juanda, mengatakan, rumpon+ ini merupakan hasil modifikasi dari rumpon tradisional yang menggunakan pemikat ikan alami...
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dalam rangka memperingati HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, Universitas Syiah Kuala (USK) melalui Fakultas Kelautan dan Perikanan membantu meningkatkan hasil tangkapan nelayan tradisional dengan menerapkan teknologi rumpon+ di perairan Pulo Aceh, Aceh Besar.
Kegiatan yang merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat ini diketuai oleh Rian Juanda, S.Kel., M.Si dengan anggota Kavinta Melanie S.Kel MSc dan Ilham Zulfahmi SKel MSi bekerjasama dengan Panglima Laot setempat dan Koperasi Mitra Utama Bahari (MUB) Pulo Aceh, Aceh Besar.
Kegiatan ini melibatkan tim penyelam profesional dari ARUSK yang merupakan para alumni USK.
Tujuan utamanya adalah untuk mendukung peningkatan hasil tangkapan dan ekonomi masyarakat nelayan Aceh, khususnya nelayan di Pulau Aceh, Aceh Besar.
Sang perancang, Rian Juanda, S.Kel M.Si mengatakan, rumpon+ ini merupakan hasil modifikasi dari rumpon tradisional yang menggunakan pemikat ikan alami yang biasanya menggunakan daun kelapa atau daun iboh, ditambah dengan pemikat sintesis, tali alami (tali serabut kelapa) dan fishdome (rumah ikan) sebagai pengganti pemberat utama, sehingga memiliki manfaat ganda.
Dosen di Prodi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP) Fakultas Kelautan dan Perikanan USK ini mengatakan, selain sebagai pengundang ikan, rumpon ini juga berfungsi sebagai rumah ikan dan substrat bagi larva-larva biota lainnya, bahkan larva karang, sehingga menjadikan area rumpon+ memiliki keanekaragaman hayati tinggi.
Menurut Ahli Perikanan dari USK Edy Miswar M.Si, ikan sangat suka bergumpul di sekitar rumpon, khususnya ikan pelagis kecil sehingga menarik ikan pelagis besar. Efeknya nelayan bisa dengan mudah menangkap ikan di sekitar lokasi tersebut, tidak perlu jauh-jauh sampai puluhan/ratusan mil.
“Kami sangat berterima kasih kepada FKP USK yang sudah membantu kami dengan Rumpon+ ini, sehingga kami tidak perlu melaut terlalu jauh, apalagi kami nelayan tradisional yang hanya memiliki kapal kecil dan alat tangkap sederhana,” ujar Ibnu Abbas, Panglima Laot Teupin Lhok Lampuyang.
Rumpon+ ini ditenggelamkan pada kedalaman 25 meter dengan jarak lebih kurang 3 mil dari bibir pantai, sehingga sangat memudahkan nelayan menangkap ikan di lokasi ini.
Untuk memastikan rumpon+ ini berada pada posisi yang benar juga diturunkan tim penyelam untuk melihat langsung di dasar laut.
“Harapan kita ini bisa dimanfaatkan dengan baik, bijak dan menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan serta norma-norma adat laot yang berlaku,” kata Rian Juanda.
Rian Juanda mengaku akan terus bekerja sama dengan masyarakat, kelompok wisata, dan nelayan tradisional di Pulo Aceh demi mewujudkan perikanan yang lebih baik dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Secara terpisah, Dekan FKP USK, Prof Muchlisin ZA, S.Pi, M.Sc menyampaikan terima kasih kepada LPPM USK yang telah mensupport kegiatan ini, sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. “Kita terus mendorong dosen-dosen kita untuk berinovasi dan berkarya baik dalam bentuk penelitian dan pengabdian,” katanya.(*)
Narator: Suhiya Zahrati
Video Editor: Hari Mahardhika