Berita Aceh Utara

Yatim Alami Tumor Sepekan Dirawat di RSU Cut Meutia, Haji Uma: Biaya Pendampingan Ditanggung

“Pada hari dibawa ke RS, kita sudah menyerahkan bantuan kepada ibu pasien untuk biaya makan dan lainnya selama sepekan,” ujar Anggota DPD RI asal Aceh

Penulis: Jafaruddin | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ JAFARUDDIN
Hamdani Staf Khusus Anggota DPD RI asal Aceh H Sudirman alias Haji Uma menyerahkan bantuan untuk kebutuhan Nurmala Ita selama menjaga anaknya yang mengalami tumor di RSU Cut Meutia, Aceh Utara. 

“Pada hari dibawa ke RS, kita sudah menyerahkan bantuan kepada ibu pasien untuk biaya makan dan lainnya selama sepekan,” ujar Anggota DPD RI asal Aceh, Haji Uma kepada Serambinews.com, Minggu (28/8/2022). 

Laporan Jafaruddin I Aceh Utara 

SERAMBINEWS.COM,LHOKSUKON – RSU Cut Meutia Aceh Utara sudah melakukan observasi dan scanning pada Nurul Amelia Putri (12) yang menderita tumor pada bagian tangannya, sebelum operasi. 

Direncanakan, dalam waktu dekat pihak RS akan melakukan operasi pada bagian tangan kanan bocah tersebut. 

Bocah yatim asal Gampong Keude Alue Ie Puteh, Kecamatan Baktiya, Aceh Utara yang dibawa ke RSU Cut Meutia, Minggu (21/8/2022), yang difasilitasi Anggota DPD RI asal Aceh H Sudirman yang akrab disapa Haji Uma. 

Bocah sulung dua bersaudara itu dijemput penghubung dan relawan Haji Uma ke rumahnya untuk dibawa ke RS, setelah Haji Uma mendapat laporan dari warga dan aparat desa setempat. 

Selain memfasilitasi untuk berobat, Haji Uma sampai sekarang juga menanggung biaya kebutuhan untuk ibu pasien, Nurmala Ita, selama menjaga anaknya dalam perawatan. 

“Pada hari dibawa ke RS, kita sudah menyerahkan bantuan kepada ibu pasien untuk biaya makan dan lainnya selama sepekan,” ujar Anggota DPD RI asal Aceh, Haji Uma kepada Serambinews.com, Minggu (28/8/2022). 

Baca juga: VIDEO Haji Uma Fasilitasi Yatim Penderita Tumor Berobat ke RSU Cut Meutia

Menurut Haji Uma, kemarin dirinya juga sudah meminta relawannya untuk menyerahkan lagi bantuan untuk biaya ibu pasien selama mendampingi anaknya. 

“Bantuan pertama kita serahkan untuk sepekan, kemudian diantar lagi oleh tim untuk sepekan kemudian,” katanya. 

Haji Uma juga meminta relawan dan penghubung serta Staf Khusus (Stafsus), Hamdani untuk memantau perkembangan kondisi bocah tersebut selama dalam perawatan. 

“Hampir setiap hari relawan bersama staf ke rumah sakit dan menjenguk dan menanyakan kondisi bocah tersebut pada petugas medis atau dokter,” katanya. 

Senator Aceh itu juga sudah menyampaikan kepada pihak RS, agar memberikan pelayanan yang maksimal kepada bocah tersebut. 

“Seperti yang kita sampaikan sebelumnya, kita akan terus membantu dan memfasilitasi bocah tersebut selama dirawat, dan itu sudah menjadi komitmen kita, bukan hanya pasien tersebut, tapi juga pasien-pasien lain sebelumnya,” ungkap Haji Uma. 

Sementara itu Kepala Tata Usaha RSU Cut Meutia Aceh Utara, Jalaluddin MKes yang dihubungi Serambinews.com menyebutkan, sampai sekarang bocah tersebut masih dalam penanganan dokter. 

“Jadi sebelum dilakukan tindakan, harus diobservasi dulu oleh dokter dan petugas medis terhadap kondisi bocah tersebut,” kata Jala. 

Karena dokter harus memastikan dulu penyakit tumor yang diderita bocah tersebut, baru selanjutnya dilakukan tindakan lainnya. 

“Kemarin sudah dilakukan scanning terhadap tangan pasien, dan tumor pada tangan tersebut sudah memasuki stadium empat,” katanya. 

Baca juga: Haji Uma Bantu Yatim Penderita Tumor Berobat ke RSUCM, Benjolan Muncul Usai Terjatuh 2 Tahun Lalu 

Untuk proses selanjutnya, dokter akan menganalisis dulu hasil dari hasil scanning tersebut, baru kemudian dapat menjadwalkan operasi, jika memungkinkan. 

“Jadi tidak bisa pasien yang baru masuk, langsung dioperasi. Harus dilihat dulu perkembangan pasien, karena memang SOP-nya begitu,” kata Jala. 

Saudara pasien Mira yang juga petugas medis di Aceh Utara menyebutkan, prosedur penanganan terhadap pasien sudah dilaksanakan dokter sesuai dengan ketentuan. 

“Memang tidak boleh buru-buru dalam penanganan, jadi harus diobservasi dulu beberapa hari, kemudian baru di-scanning dan selanjutnya baru dioperasi,” ujar Mira. 

Ia menyebutkan, ada beberapa warga yang mempertanyakan kepada dirinya kenapa Nurul belum dioperasi. 

“Saya sudah menjelaskan kepada warga tersebut, memang prosedurnya seperti itu, ya karena memang tidak semua orang paham dengan tahapan pelayanan kesehatan,” ujar Mira yang juga petugas medis di Aceh Utara. 

Sementara itu Nurmala Ita ibu korban kepada Serambinews.com menyampaikan, anaknya mulai mengalami benjolan di tangan kanannya ketika kelas 5 SD. 

“Anak saya mulai mengalami tumor dua tahun lalu, ketika itu ia terjatuh di halaman rumah,” ujar Nurmala Ita

Saat kejadian tersebut, bocah yatim tersebut masih duduk di kelas lima SD. 

Nurmala melihat, ada bekasan memar di lengan kanan anaknya saat itu.

Ibu Rumah Tangga (IRT) tersebut kemudian mengobati anaknya secara tradisional, karena mengira bisa sembuh dengan obat tradisional pada luka memar. 

Baca juga: Wanda Hamidah Berhasil Lawan Tumor Payudara Jinak, Kenali 5 Ciri-ciri Tumor Payudara dan Penyebabnya

“Tapi lama-lama kulit di bagian luka memar tersebut semakin keras dan kemudian tangannya tumbuh benjolan, semakin lama kian membesar,” katanya. 

Lalu, Nurmala membawa anaknya untuk berobat ke sebuah rumah sakit swasta di Lhokseumawe. 

Dokter menyebutkan, tangan kanannya harus dioperasi. 

“Tapi setelah dioperasi ternyata juga tidak sembuh, bahkan tumornya terus membesar,” ungkap janda dua anak tersebut. 

Nurmala sempat kesulitan biaya, saat mendampingi pengobatan anaknya. 

Lalu ia menjadi peminta-minta untuk beberapa saat, guna dapat melanjutkan pengobatan anaknya itu dan biaya pendidikan putri sulungnya, Nabila di dayah. 

“Untuk biaya hidup selama ini saya menerima penitipan anak tetangga atau orang kampung di rumah sambil merawat Nurul,” katanya. 

Tapi karena kondisi putri bungsunya perlu pengobatan serius, sehingga harus mencari uang dengan menjadi peminta sumbangan. 

“Setelah cukup untuk makan selama beberapa hari berobat, saya bawa ke RSU Zainoel Abidin di Banda Aceh,” katanya. 

Tapi setelah sepekan di sana, tidak ada perubahan. 

“Karena penanganan kurang baik, sehingga saya terpaksa membawa pulang lagi anak saya,” ujar Nurmala dengan terisak. 

Nurmala mengaku, tidak tahu harus membawa kemana lagi anaknya untuk berobat. 

Karena satu sisi tidak memiliki biaya untuk hidup, juga karena khawatir tidak serius ditangani. 

“Setelah naik ke kelas enam, sampai sekarang belum bisa sekolah, karena tumor di tangannya semakin membesar,” katanya. 

Karena itu dirinya sangat berterima kasih ketika Haji Uma bersama relawan yang sudah bersedia membantu fasilitasi dan biaya untuk dirinya selama mendampingi anaknya itu. 

“Terima kasih kepada Haji Uma bersama timnya yang sudah membantu membawa anaknya saya ke rumah sakit dan membantu biaya,” imbuh Nurmala. (*) 

Baca juga: Wanda Hamidah Cerita Berhasil Lawan Tumor Payudara Tahun 2010, Keluarga Sempat Syok

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved