Terungkap Alasan Pemakai Sabu di Pidie Jaya, Mulai untuk Gaya hingga Begadang Kerja Malam di Warkop

"Alasan lain terdakwa memakai sabu karena kerja malam di warung kopi hingga subuh. Sebagian mereka untuk keperluan begadang di kafe atau warkop," pungkasnya.

Laporan Muhammad Nazar I Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Kejaksaan Negeri (Kejari) Pidie Jaya menangani perkara narkotika jenis sabu mencapai 70 persen sejak Januari hingga September 2022.

Tingginya kasus sabu dengan terdakwa dominan sebagai pemakai.

Sebab, barang-bukti (BB) sabu dalam jumlah paket kecil.

"Rata-rata satu bulan kasus narkotika yang disidangkan di pengadilan berjumlah 8 kasus," kata Kepala Kejaksaan (Kajari) Pidie Jaya, Oktario Hartawan Achmad, melalui Kasi Pidum, Dedy Syahputra, kepada Serambinews.com, Rabu (7/9/2022)

Ia menyebutkan, jumlah kasus narkotika mencapai 70 persen.

Selebihnya, kasus kriminal lainnya seperti pencurian dan penganiayaan.

Perkara narkotika yang ditangani tahun 2022, sebagian kasus itu telah selesai putusan dari pengadilan. 

"Terdakwa anak-anak tidak ada dalam perkara narkotika. Kalau terdakwa wanita ada," sebut Dedy Syaputra.

Baca juga: Pengedar Sabu, Tukang Chainsaw sampai Gajah Liar - LIVE UPDATE ACEH Rabu (7/9/2022)

Ia menjelaskan, wanita yang tersandung kasus narkotika hanya dua perkara.

Adalah satu pemakai dan satu pengedar.

Menurutnya, rata-rata kasus sabu sebagai pemakai, karena yang ditangkap BB kecil-kecil sebagai pemakai. 

"Kalau terdakwa sebagai pengedar sabu ada juga perkara yang kita tangani dengan alasan terdakwa faktor ekonomi," jelasnya  

Ia menambahkan, fakta lain di persidangan, terdakwa memakai sabu dengan alasan lebih kepada untuk bergaya. 

"Alasan lain terdakwa memakai sabu karena kerja malam di warung kopi hingga subuh. Sebagian mereka untuk keperluan begadang di kafe atau warkop," pungkasnya. (*)

Baca juga: Menyamar jadi Pembeli, Polisi Tangkap Pengedar Sabu di Pasar Garot