Berita Aceh Singkil
Warga Pulau Banyak Ini 'Sulap' Sampah Kayu Jadi Replika Anak Penyu, Bisa Dijadikan Gantungan Kunci
Lewat tangan kreatifnya, potongan kayu di pinggir pantai diukir menjadi replika tukik atau anak penyu.
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Mursal Ismail
Lewat tangan kreatifnya, potongan kayu di pinggir pantai diukir menjadi replika tukik atau anak penyu.
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Muslim, warga Pulau Balai, Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, berhasil 'sulap' sampah kayu jadi kerajinan bernilai ekonomis.
Lewat tangan kreatifnya, potongan kayu di pinggir pantai diukir menjadi replika tukik atau anak penyu.
Hebatnya ia hanya menggunakan alat seadanya, namun hasil karyanya sangat mirip dengan aslinya.
Bahkan ketika pertama kali melihat, banyak yang mengira merupakan anak penyu asli yang diawetkan. "Banyak yang tertipu dikira anak penyu beneran," kata Muslim, Jumat (9/9/2022) malam.
Penjabat atau Pj Bupati Aceh Singkil, Marthunis, mengagumi hasil kreatifitas Muslim dalam mengolah kayu bekas jadi barang bernilai seni.
Apalagi ketika mengunjungi rumah Muslim, Pj Bupati tidak hanya melihat replika anak penyu, tapi ada cangkang lobster yang telah diawetkan menghiasi rumah.
"Ini bagus, bisa jadi cendera mata bagi wisatawan yang datang," ujar Martunis, memuji karya Muslim.
Muslim mengolah potongan kayu sepanjang 20 centi untuk dijadikan replika anak penyu hanya butuh 15 menit.
Mula-mula ia membuat pola gambar anak penyu menggunakan pulpen. Selanjutnya dipotong menggunakan gergaji kecil mengikuti pola yang ada.
Setelah itu dirapikan menggunakan pisau kecil. Kemudian digosok mengunakan ampelas.
Ketika potongan kayu sudah terbentuk, menggunakan pulpen yang sama ketika membuat pola, Muslim menggambar sisik penyu. "Ini yang lumayan lama," ujarnya.
Selesai menggambar sisik penyu, tahap terakhir adalah mengoleskan pernis.
Hasil karya Muslim ini, dijual Rp 30 ribu per unit. Pemesannya mulai dari pemilik penginapan untuk dijadikan gantungan kunci hingga peserta pameran.
Muslim yang merupakan pelaku pariwisata selama ini dikenal rajin kampanye anti sampah. Sebelumnya penduduk Pulau Balai, itu membuat perahu layar dari sampah plastik.
Motivasi Muslim mebuat replika anak penyu untuk terus menggaungkan semangat jaga kebersihan pantai dari sampah.
"Motivasinya supaya sampah bersih, ternyata bila diolah bisa jadi duit," tukasnya. (*)