Berita Pidie Jaya

Sejak Harga BBM Naik, Banyak Nelayan di Pidie Jaya tak Melaut karena Mahalnya Biaya Operasional

Setidaknya hal ini disampaikan Faisal (46), toke boat di Kecamatan Panteraja, Pidie Jaya

Penulis: Idris Ismail | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/IDRIS ISMAIL       
Sejumlah boat 15 GT ke atas ditambatkan di PPI Kuala Panteraja, Pidie Jaya, Rabu (14/9/2022) 

Setidaknya hal ini disampaikan Faisal (46), toke boat di Kecamatan Panteraja, Pidie Jaya

Laporan Idris Ismail I Pidie Jaya 

SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Sejak harga bahan bakar minyak atau BBM naik mulai Sabtu, 3 September 2022, banyak nelayan di Pidie Jaya tak melaut. 

Pasalnya, biaya operasional semakin mahal dan hasil tangkapan tak sebanding dengan biaya operasional. 

Setidaknya hal ini disampaikan Faisal (46), toke boat di Kecamatan Panteraja, Pidie Jaya, kepada Serambinews.com, Rabu (14/8/2022).

"Setiap kali melaut untuk ukuran boat 15 GT rata-rata membutuhkan biaya BBM serta operasionalnya mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta," kata Faisal. 

Sedangkan hasil tangkapan nelayan dalam dua pekan terakhir kurang, rata-rata satu tong fiber dan sesekali dua tong fiber, sehingga tak sebanding dengan modal.

Oleh karena itu, lebih banyak nelayan memilih tak melaut. 

Baca juga: VIDEO - Persoalan Solar Bersubsidi Hingga Cuaca Ekstrem, Nelayan tak Melaut

Baca juga: Nelayan tak Melaut, Harga Ikan di Banda Aceh Naik Selama Idul Adha 1443 Hijriah, Ini Harganya

Baca juga: VIDEO Imbas Cuaca Buruk Nelayan tak Melaut, Harga Ikan di Abdya Melonjak Tinggi

Begitu pun, ada juga yang melaut dengan harapan memperoleh hasil tangkapan yang banyak. 

Amatan Serambinews.com, Rabu (14/9/2022) di kawasan Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Kuala Panteraja, Pidie Jaya, umumnya boat 15 - 30 GT ditambatkan di PPI setempat. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved