Internasional
Israel Rencanakan Pemukim Baru Yahudi dI Jerusalem Timur, Rumah Warga Palestina Bakal Terkurung
Israel akan segera membangun lagi pemukim baru Yahudi di kawasan Jerusalem Timur.
AS memvetonya dan mendorong Israel untuk membatalkan rencana tersebut.
Baca juga: Pria Bersenjata Palestina Serang Bus Rombongan Yahudi Dekat Tembok Ratapan, Pelaku Serahkan Diri
Saat ini lingkungan berbukit dihiasi dengan tangki air putih di atas rumah-rumah bertingkat rendah, mengelilingi sebuah masjid dengan kubah emas.
Tidak jelas mengapa persetujuan Givat Shaked mendapatkan kembali momentumnya jelang pemilihan baru pada November 2022.
Beberapa politisi Israel secara terbuka merayu pemilih sayap kanan yang mendukung perluasan pemukiman dan kontrol Israel atas Jerusalem Timur.
Salah satu politisi itu, Menteri Dalam Negeri Ayelet Shaked, seorang nasionalis sayap kanan yang telah berjuang mendapatkan dukungan.
Sejak pemimpin partai dan mantan Perdana Menteri Naftali Bennett mengumumkan mundur dari politik.
“Tidak terpikirkan untuk mencegah pembangunan dan konstruksi di daerah ini, atau di mana pun di kota ini,” tambahnya.
Dia menggarisbawahi keyakinannya, seluruh Jerusalem menjadi ibu kota Israel dan menolak klaim kontrol Palestina atas timur kota.
Shaked juga menekankan perlunya untuk meningkatkan pasokan perumahan Yahudi di Jerusalem.
Baca juga: Ratusan Warga Yahudi Bersama Anggota Parlemen Kunjungi Komplek Masjid Al-Aqsa
Tetapi Daniel Seidemann, pendiri pengawas anti-pemukiman Ir Amim, mengatakan klaim seperti itu tidak jujur.
"Ini tidak ada hubungannya dengan kebutuhan perumahan asli Israel dan Palestina," kata Seidemann, seorang pengacara.
“Ini semua tentang perjuangan nasional antara Israel dan Palestina," tambahnya.
“Jika ini benar-benar tentang kebutuhan perumahan, daerah ini akan dikembangkan sebagaimana mestinya, sebagai bagian organik dari lingkungan Palestina," harapnya.
“Sebaliknya, tanah itu direnggut dari Beit Safafa dan diubah menjadi lingkungan Israel untuk tujuan geopolitik dan ideologis," jelasnya.
Beit Safafa, rumah bagi hampir 16.000 penduduk, terletak di Jalur Hijau dan terselip di sudut barat daya Jerusalem Timur, membuatnya sangat rentan terhadap isolasi.