Luar Negeri

Pria Jepang Bakar Dirinya Sendiri, Tak Ingin Upacara Pemakaman Mantan PM Shinzo Abe Digelar

Aksi itu dilakukannya sebagai bentuk protes nyata atas rencana pemerintah untuk mengadakan upacara pemakaman kenegaraan untuk mantan PM Shinzo.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Richard A. Brooks / AFP
Polisi berjaga di pintu masuk kediaman resmi perdana menteri di Tokyo pada 21 September 2022 setelah seorang pria membakar dirinya di dekat kantor perdana menteri Jepang pada 21 September karena menyatakan penentangan terhadap pemakaman kenegaraan untuk mantan perdana menteri Shinzo Abe yang dibunuh 

Pria Jepang Bakar Dirinya Sendiri, Tak Ingin Upacara Pemakaman Mantan PM Shinzo Abe Digelar

SERAMBINEWS.COM, TOKYO – Seorang pria Jepang, yang tak disebutkan namanya, telah membakar dirinya di dekat kantor perdana menteri Jepang, Rabu (21/9/2022) waktu setempat.

Aksi itu dilakukannya sebagai bentuk protes nyata atas rencana pemerintah untuk mengadakan upacara pemakaman kenegaraan untuk mantan PM Shinzo Abe akhir bulan ini.

Dilansir dari Al Jazeera, stasiun televisi Jepang, TV Asahi mengatakan pria itu membakar dirinya sendiri pada Rabu pagi.

Kemudian dia dibawa ke rumah sakit karena menderita luka bakar di sekujur tubuhnya.

Seorang petugas polisi yang mencoba memadamkan api juga terluka.

Baca juga: Perdana Menteri Jepang Puji Kepemimpinan Arab Saudi di Antara Negara Arab dan Islam

Kantor berita Kyodo melaporkan bahwa, polisi dipanggil ke tempat kejadian sekitar pukul 7 pagi waktu setempat.

Itu terjadi setelah didapati satu laporan terkait seorang pria "dilalap api".

Sebuah surat yang menentang pemakaman kenegaraan Abe ditemukan di dekatnya.

Kepolisian Jepang, kantor perdana menteri dan kantor kabinet semuanya menolak mengomentari laporan tersebut.

Shinzo Abe, perdana menteri terlama di Jepang, tewas saat berkampanye untuk Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa pada 8 Juli.

Pemakaman kenegaraan yang bersumber dari keuangan negara akan diadakan di Tokyo pada 27 September 2022.

Baca juga: Warga Jepang Menundukkan Kepala saat Mobil Jenazah yang Membawa Shinzo Abe Melintas di Jalan Raya

Diperkirakan sekitar 6.000 orang dari seluruh penjuru Jepang dan luar negeri akan hadiri untuk acara tersebut.

Tetapi pemakaman kenegaraan jarang terjadi di Jepang, dan keputusan ini justru mengundang kontroversial.

Jajak pendapat terbaru menunjukkan lebih dari separuh masyarakat menentang acara tersebut.

Oposisi terkait sebagian dengan pengungkapan yang berkembang tentang hubungan antara LDP dan Gereja Unifikasi yang kontroversial.

Tersangka dalam kematian Abe mengatakan, organisasi itu membuat ibunya bangkrut dan dia merasa mantan perdana menteri mendukungnya.

Gereja Unifikasi didirikan di Korea Selatan pada 1950-an,

LDP awal bulan ini mengatakan sebuah survei menunjukkan hampir setengah dari 379 legislatornya memiliki beberapa bentuk interaksi dengan sebuah organisasi yang dicap sebagai aliran sesat.

Sementara publik Jepang sangat sedikit mendukung pemakaman kenegaraan pada saat diumumkan, tak lama setelah kematian Abe.

Kemudian jajajk pendapat telah bergeser tajam, merusak dukungan untuk Perdana Menteri Jepang saat ini Fumio Kishida.

Sebuah jajak pendapat oleh Mainichi Daily yang dilakukan pada akhir pekan menunjukkan dukungan Kishida sebesar 29 persen.

Angka itu turun enam persen dari akhir Agustus 2022 lalu.

Baca juga: Kisah Tetsuya Yamagami, Pembunuh PM Jepang Shinzo Abe: Keluarga Hancur Karena Suatu Kelompok Agama

Tingkat yang menurut para analis membuat sulit bagi seorang perdana menteri untuk memiliki dukungan yang cukup untuk melaksanakan agendanya.

“Dukungan untuk LDP turun 6 poin menjadi 23 persen”, kata Mainichi.

Kishida telah berulang kali membela keputusannya, tetapi sebagian besar pemilih tetap tidak yakin.

Juga mempertanyakan perlunya mengadakan upacara yang mahal pada saat meningkatnya kesulitan ekonomi bagi banyak warga negara.

Menurut perkiraan terbaru, pemerintah mengharapkan untuk menghabiskan 1,65 miliar Yen (Rp 172,5 Miliyar) untuk acara di Budokan Tokyo, tempat besar untuk konser dan acara olahraga.

Para pemimpin dunia, termasuk Wakil Presiden AS Kamala Harris dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, termasuk di antara mereka yang akan hadir.

Shinzo Abe adalah politisi paling terkenal di Jepang dan tetap menjadi tokoh masyarakat terkemuka setelah mengundurkan diri karena alasan kesehatan pada tahun 2020. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved