Warga Aceh Singkil Gelar Doa Tolak Bala, Bagaimana Hukumnya? Begini Penjelasan Ustadz Abdul Somad

Seperti terpantau di Desa Gosong Telaga Barat, Singkil Utara, warga selepas shalat Zuhur sudah memenuhi pinggir Anak Laut, untuk menggelar doa tolak bala bersama. 

Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Warga Aceh Singkil, menggelar doa tolak bala, Rabu (21/9/2022). 

Lokasi digelarnya tolak bala yang dikenal sebagai Rabu terakhir dalam bulan Safar, digelar di pinggir laut, sungai serta tempat umum lainnya.

Seperti terpantau di Desa Gosong Telaga Barat, Singkil Utara, warga selepas shalat Zuhur sudah memenuhi pinggir Anak Laut, untuk menggelar doa tolak bala bersama. 

Agar lebih nyaman, warga memasang tenda dan tikar. 

Selesai berdoa, dilanjutkan makan bersama yang dibawa dari rumah masing-masing. 

Baca juga: Cegah Corona, Muspika Plus Warga Indra Jaya Pawai Obor Serentak Sambil Lantunkan Doa Tolak Bala

Bagaimana hukum tolak bala? 

Ustadz Abdul Somad atau lebih dikenal UAS pada 27 November 2018 saat cermah di lapangan Meriam Sipoli, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil, sempat mendapat pertanyaan hukum tolak bala.

"Apa hukumnya kita melaksanakan tolak bala, sementara kalau di daerah kami orang pergi makan-makan ke pantai. Bahkan ada sebagian orang pergi ke pantai sambil bawa bunga?," kata penanya yang dibacakan UAS.

Mendapat pertanyaan tersebut UAS menjelaskan, bahwa sedekah menolak bala dibolehkan. Justru bala mau datang tak jadi karena ditolak dengan sedekah dan doa.

"Masak ayam, masak gulai, masak ikan ramai-ramai berdoa. Salahkan berdoa kepada Allah minta diselamatkan Singkil dari marabahaya zina dan narkoba. Salahkan berdoa kepada Allah minta dijauhkan dari bala?," tanya UAS yang dijawab jamaah 'tidak'.

Menurut UAS yang tidak boleh jika meminta sesuatu kepada selain Allah. "Yang tak boleh itu hai hantu segala hantu jin tolong-tolong," tandas UAS. (*)

Baca juga: VIDEO Masuk Zona Merah, Warga Pidie Berkeliling Kampung Membaca Doa Tolak Bala