Abu Tumin Meninggal Dunia

Kediaman ABU TUMIN Dipadati Ribuan Santri dan Warga, Para Tamu Terus Berdatangan Meski Hujan

Ribuan warga dan santri terus mendatangi kediaman Tgk Muhammad Amin Mahmud atau Abu Tumin Blang Blahdeh di Dayah Al Madinatuddiniyah di Bireuen

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Muhammad Hadi
Thumbnail Serambi On TV
BREAKINGNEWS Abu Tumin Meninggal Dunia - Innalillahi wa innailahi Rajiun, telah berpulang ke Rahmatullah Tgk Muhammad Amin Mahmud atau Abu Tumin Blang Blahdeh, Selasa (27/9/2022) pada pukul 15.45 di RSUD dr Fauziah, Bireuen 

Laporan Yusmandin Idris | Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Ribuan warga dan santri terus mendatangi kediaman Tgk Muhammad Amin Mahmud atau Abu Tumin Blang Blahdeh di Dayah Al Madinatuddiniyah Babussalam Blang Bladeh, Jeumpa, Bireuen, Selasa (27/9/2022) sore.

Abu Tumin Blang Blahdeh meninggal dunia, Selasa (27/9/2022) pada pukul 15.45 di RSUD dr Fauziah, Bireuen.

Terlihat ribuan orang terus berdatangan untuk melayat ke kediaman Abu Tumin

Meski hujan dan gerimis melanda kawasan itu, tak menyurutkan warga untuk datang ke kediaman ulama Aceh.

Kesedihan terlihat dari wajah warga dan santri yang datang ke kediaman Abu Tumin.

Meninggalnya Abu Tumin merupakan duka bagi Aceh.

Karena Abu Tumin selama ini merupakan ulama kharismatik Aceh yang sering menjadi rujukan masalah agama.

Bukan hanya warga Aceh yang datang menanyakan terkait dengan agama, tapi warga luar Aceh juga meminta pendapat Abu Tumin.

Kini Abu Tumin sudah menghadap ilahi, Aceh Berduka. 

Ucapan belasungkawa dan doa terus dipanjatkan oleh warga Aceh dari dalam dan luar negeri yang turut berduka atas meninggalnya Abu Tumin, ulama kharismatik Aceh.

 Innalillahi wa innailahi Rajiun

 

Ulama ahli fiqh

Abu Tumin adalah pimpinan Dayah Al Madinatuddiniyah Babussalam Blang Bladeh, Jeumpa, Bireuen.

Dayah ini berdiri pada tahun 1890 oleh Tgk H. Imam Hanafiah yang merupakan kakek Abu Tumin. 

Abu Tumin adalah salah satu murid Abuya Muda Waly dan Teungku Hasan Krueng Kalee. 

Abu Tumin adalah seorang ahli fiqh mazhab Syafii dan ahli thariqat Al-Haddadiyah serta sangat menguasai kitab Syarah Al-Hikam karangan Syeikh 'Ataillah As-Sakandari.

Keluarga Abu Tu Min dikenal sebagai keluarga yang paham akan agama Islam

Baca juga: ABU TUMIN Sang Ulama Ahli Fiqh Menghadap Ilahi, Aceh Berduka

Hal ini dibuktikan dari silsilah keluarganya dimana kakeknya yang bernama Abu Hanafiah adalah seorang pendiri sekaligus guru agama di desa Gampong Blang Dalam.

Ayahnya yang bernama Teungku Muhammad Mahmud atau lebih dikenal dengan Teungku Muda Leube adalah salah seorang guru di dayah yang dibangun oleh Abu Hanafiah.

Teungku Muhammad Mahmud sendiri semasa hidupnya pernah berguru kepada Teungku Hasan Krueng Kalee yang merupakan salah satu ulama besar pada masa itu.

Abu Tumin dilahirkan pada tanggal 17 Agustus 1932 di Gampong Kuala Jeumpa, Kecamatan Jeumpa, Bireuen.

Ketika kecil dia lebih banyak mendapatkan pendidikan keagamaan daripada pendidikan umum.

Pendidikan umumnya didapatkan dari Inlandsche Volkschool (sekolah dasar rakyat) hingga kelas tiga karena masuknya Jepang ke Aceh.

Pendidikan agamanya didapatkan dari dayah yang didirikan oleh kakeknya, selain itu ia juga belajar di Dayah Pulo Reudeup, Kecamatan Jangka, Bireuen serta Dayah Darussalam, Labuhan Haji, Aceh Selatan.

Setelah menempuh pendidikan selama tujuh tahun maka pada tahun 1959, Abu Tumin kembali ke kampung halamannya dan mengajar di dayah yang didirikan oleh kakeknya.

Abu Tumin adalah salah satu ulama paling berpengaruh di Aceh.

Ia sering kali dimintai pendapat oleh pemerintah Aceh mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan pemerintah dan agama.

Setiap pendapat yang dikeluarkannya tidak pernah dibantah oleh ulama-ulama lainnya dan bahkan itu menjadi sebuah fatwa yang disepakati.

Selain aktif di dayah yang didirikan oleh kakeknya, Abu Tu Min juga aktif di Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh pada Majelis Syuyukh atau Dewan Penasehat bersama dengan beberapa ulama lainnya.

Baca juga: BREAKING NEWS - Ulama Kharismatik Aceh Abu Tumin Meninggal Dunia

Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Syuro Daerah Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) Aceh 2002-2012,

Dewan Ifta' Daerah PERTI Aceh 2012-2017, Majelis Syura Pengurus Besar Dayah Inshafuddin Aceh,

Dewan Penasehat Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) dan Majelis Tuha Peut Lembaga Wali Nanggroe (LWN) 2016-2026.

Pendapat Abu Tumin juga dijadikan sebagai rujukan untuk menyelesaikan konflik sosial.

Abu Tumin sering dimintai pendapat oleh pihak-pihak yang bertikai ketika konflik Aceh berlangsung hingga setelah Aceh Damai.(*/Wikipedia)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved