Berita Aceh Tamiang

Nasib Keluarga Terduga Teroris di Tamiang, Jadi Sasaran Bully hingga Terancam Jadi Pengangguran

Anggota keluarga mereka mendapatkan perlakukan diskriminatif dari masyarakat

Editor: bakri
Foto Kiriman Warga
Relawan Ivsat dan FBII saat mengunjungi keluarga terduga teroris di Kejuruanmuda, Aceh Tamiang, Jumat (30/9/2022). Belum adanya pendampingan dari pemerintah menyebabkan keluarga ini mendapat perlakuan diskriminasi 

Juli 2022 lalu, Densus 88/AT mengamankan sejumlah orang di Aceh Tamiang yang diduga terlibat dalam jaringan teroris.

Pasca-penangkapan, anggota keluarga mereka mendapatkan perlakukan diskriminatif dari masyarakat.

Dari menjadi korban bullying di sekolah dan terancam dipecat dari pekerjaan.

Mereka juga tidak pernah mendapat pendampingan atau pun bantuan dari pemerintah.

DUA komunitas sosial, Forum Berbagi Ilmu Indonesia (FBII) Aceh Tamiang dan Investasi Silaturahmi Tamiang (Ivsat), Jumat (30/9/2022), melakukan kunjungan Kampung Sidodadi, Kecamatan Kejuruanmuda, Aceh Tamiang, untuk mengunjungi salah satu keluarga terduga teroris yang ditangkap Densus 88/AT pada Juli 2022 lalu.

Pengurus FBII Aceh Tamiang, Siska Amalia menjelaskan, tujuan kunjungan ke rumah terduga teroris itu dalam rangka melakukan pencegahan penyebaran paham radikalisme maupun terorisme.

Langkah pertama yang mereka lakukan adalah dengan bersilaturahmi ke rumah keluarga terduga teroris untuk melihat langsung kondisi mereka pasca-penangkapan terhadap anggota keluarganya.

“Silaturahmi ini sebagai langkah awal untuk mengetahui secara langsung kondisi mereka,” kata Siska, Sabtu (1/10/2022).

Berdasarkan hasil silaturahmi tersebut, beber Siska, ditemukan beberapa hal yang dianggap perlu perhatian bersama, khususnya unsur Pemkab Aceh Tamiang.

Hal terpenting, sebutnya, pemerintah daerah harus melakukan pendampingan karena sejauh ini mereka belum menerima status teroris yang disematkan kepada anggota keluarganya.

Baca juga: Bos The Blues Kena Bully Netizen, Sebut Mohamed Salah dan Kevin De Bruyne Jebolan Akademi Chelsea

Baca juga: Videonya Viral hingga Kembaran Tasya Farasya Di-bully,Tasyi Athasyia: Aku Juga Butuh Ngebela Diri

“Hingga saat ini belum ada pihak yang memperhatikan di daerah, sehingga perlu adanya pendampingan terhadap mereka, terutama masalah pertumbuhan mental anak,” ujarnya.

Dia menambahkan, bentuk perhatian ini bukan hanya untuk anak-anak, tapi juga kelangsungan hidup mereka.

Sebab kasus tersebut telah membuat mereka mendapat perlakuan diskriminatif.

“Diskriminasi ini berupa tindakan bullying terhadap anak tersangka terorisme di sekolah,” beber Siska.

“Selain itu, bagi keluarga tersangka yang menjadi pengajar pada PPIT Al-Hidayah, berpotensi dikeluarkan dari sekolah dan ini akan berdampak pada penghasilan keluarga,” tambahnya.

Founder Investasi Silaturahmi Tamiang (Ivsat) Alhafiz Zulamri menambahkan, keterlibatan organisasi mereka dalam kegiatan ini merupakan tujuan dasar terbentuknya Ivsat dalam menyikapi permasalahan sosial di Aceh Tamiang, baik dari sisi kemanusiaan maupun pengembangan pendidikan.

“Harapannya, kehadiran kami ini dapat memberikan kontribusi positif kepada pemerintah dan masyarakat, khususnya dalam upaya pencegahan paham radikalisme maupun terorisme, selain kejahatan lainnya di daerah kita ini,” kata Hafiz.

Dalam kegiatan silaturahmi tersebut, Ivsat dan FBII Aceh Tamiang memberikan bantuan pangan kepada pihak keluarga terduga teroris dalam bentuk beras, telur, minyak goring, dan gula.

Dia menambahkan, sudah ada komunikasi dengan Dinas Sosial Aceh Tamiang untuk kembali bersilaturahmi dengan keluarga tersangka terduga kasus terorisme dalam waktu dekat.

Di samping itu, FBII dan Ivsat Aceh Tamiang akan menindaklanjuti persoalan ini dengan melibatkan banyak pihak.

Baca juga: Potret Artis Blasteran Cinta Laura, Dulu Di-bully, Kini Bungkam Netizen dengan Prestasi

Selain telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Aceh Tamiang, dua komunitas ini dalam waktu dekat juga akan melibatkan mahasiswa dan kepolisian.

Siska Amalia menjabarkan keterlibatan mahasiswa ini untuk membentuk forum diskusi yang membahas kajian lanjutan terhadap upaya pencegahan serta dampak yang dirasakan keluarga terduga teroris.

"Dalam hal ini kami akan menggandeng BEM Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Aceh Tamiang.

Bisa jadi tidak hanya isu terorisme, tapi juga persoalan narkotika dan korupsi," tuturnya.

Sedangkan peran kepolisian dalam persoalan ini cukup penting.

Keterlibatan Polres Aceh Tamiang diharapkan mampu menggencarkan kampanye tentang bahaya terorisme dan tindak pidana lainnya.

"Kami nanti akan berkoordinasi dengan Kapolres Aceh Tamiang, tujuannya untuk mencegah dini ancaman kejahatan yang bisa mengganggu ketertiban umum," ujar Siska.

Diketahui sejumlah orang yang diduga terlibat jaringan teroris ditangkap Densus 88/AT dari berbagai lokasi di Aceh Tamiang pada Juli 2022.

Salah satu lokasi penggerebekan dilakukan di Kampung Sidodadi, Kejuruanmuda.

Kampung ini sendiri kemudian dideklarasikan sebagai kampung tangguh Pancasila.

Baca juga: Gubernur: Sinergi tak Harus Puja-puji, Tapi tak Juga Bully dan Maki

Deklarasi kampung tangguh Pancasila ini dilakukan di halaman Kantor Datok Kampung Sidodadi dengan dihadiri seluruh unsur Forkopimda Aceh Tamiang, Selasa (30/8/2022).

Sejumlah masyarakat yang dilibatkan dalam deklarasi ini mengaku mendukung dan berharap citra kampung teroris yang dituduhkan kepada mereka segera sirna.

“Gak nyaman kalau dengar kampung teroris, padahal yang ditangkap itu orang luar,” kata warga yang hadir dalam deklarasi itu.

Bupati Aceh Tamiang, Mursil dalam kesempatan itu menegaskan tidak ada tawar menawar terhadap pemahaman Pancasila.

“Sejak proklamasi 17 Agustus 1945, kedudukan Pancasila sudah final.

Tidak ada tawar-menawar lagi.

Sudah selesai, kita musti tegas terhadap ini,” kata Mursil.

Dia mengingatkan warga Kampung Sidodadi dan sekitarnya waspada terhadap gerakan-gerakan yang mengarah kepada radikalisme yang akan merugikan Islam.

“Islam agama yang universal.

Jangan kotori agama kita dengan gerakan-gerakan yang mengarah kepada radikalisme dan terorisme,” sambungnya.

Sementara Datok Penghulu Kampung Sidodadi, Kamirun menyampaikan pihaknya telah menghentikan aktivitas pengajian yang diduga terpapar radikalisme.

Pengajian itu sebelumnya dijalankan oleh terduga teroris yang telah diamankan polisi.

“Kami telah menggantinya dengan pengajian yang melihatkan MPU,” katanya. (Rahmad Wiguna)

Baca juga: Viral Video Pem-bully-an Ferdian Paleka di Sel Tahanan, Polisi yang Berjaga Kena Imbasnya

Baca juga: Ustaz Somad Ungkap Perasaannya saat Jadi Korban Bullying: Di-bully Sementara, Sakitnya Agak Lama

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved