Situs Sejarah

Pusat Kajian Sejarah dan Ideologi Unsam Temukan Bekas Benteng Pertahanan Gajah Mada di Aceh Timur

Bukit lokasi bekas benteng Patih Gajah itu berdiri sampai sekarang oleh penduduk di sana disebut nama “Gajah Meunta”.

Penulis: Zubir | Editor: Taufik Hidayat
Dok Pribadi
Koordinator Pusat Kajian Sejarah dan Ideologi Unsam Langsa, Dr. Usman, M.Pd (kanan) bersama 2 mahasisqa jurusan Sejarah dan 2 warga setempat saat berada bekas Markas Pasukan Gajah Mada dan Gua Landak di Gampong Gajah Meunta, Kecamatan Sungai Raya, Aceh Timur. 

Patih Gajah Mada, lalu mendarat sebagian dari tentaranya ke lokasi-lokasi yang aman (sunyi) disekitar perkampungan yang terdekat dengan banteng pertahanan Kerajaan Islam Samudra Pasai. 

Kemudian, dipilihlah pada satu lokasi yang kosong penjagaan didaratkan tentara-tentaranya. Lokasi itu namanya “Sungai Raya”. 

Di situlah Patih Gajah Mada mendirikan benteng-benteng di atas sebuah bukit, dan lokasi itu disebut “Bukit Jawa” oleh penduduknya. 

Setelah itu, Patih Gajah Mada terus masuk ke arah pendalamannya dan pada sebuah bukit bagian selatan dari “Sungai Raya” dan mendirikan banteng untuk ditempatinya sendiri dengan tentara-tentara pengawalnya yang tangguh. 

Bukit lokasi bekas benteng Patih Gajah itu berdiri sampai sekarang oleh penduduk di sana disebut nama “Gajah Meunta” dalam logat Bahasa Aceh yaitu berasal dari perkataan Gajah Mada

Lokasi banteng pertahanan Gajah Mada itu, dari hasil penelitiannya bahwa kawasan bekasnya sudah menjadi areal perkebunan sawit milik PT. Patria Kamoe dan ditumbuhi hutan semak belukar.

Sebagian kecil perkampungan penduduk sekitar 237 Kepala keluarga (KK), tetapi jalannya masih batu-batuan dan rusak.

Selain bukit Gajah Meunta, ditemukan juga sebuah Gua Landak pada lokasi bukit Gajah Meunta tersebut. 

Gua ini menemukan bahwa di dalamnya ada terdengar binatang Landak serta lubangnya bersih da nada bekas kaki cakarnya. 

Bahkan ditemukan disekitar Gua Landak yaitu bekas batu-batuan pecahan dari banteng pertahanan pasukan militer Jepang sebagai lokasi perlindungan dari serangan tentara sekutu sewaktu perang dunia ke dua tahun 1945. 

Batu di Gua Landak persis sama dengan batu-batuan perintisan lapangan terbanag di Blang Putek, di Pidie. 

Diperkirakan juga bahwa antara pendalaman Sungai Raya, Peureulak hingga Idi, Aceh Timur masih ada sisa-sisa peninggalan amunisi atau granat pendudukan Jepang di lokasi tersebut.(*)

Baca juga: 844 Mahasiswa Se-Aceh Bertarung dalam Pomda 2022, Ini Pesan Rektor Unsam Langsa dan Kadispora Aceh

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved