Beredar Video Aremania Minta Polisi Tak Tembak Gas Air Mata, Tapi Malah Dibentak, Ini Pengakuannya
Pengunggah tersebut berinisial I (27), sedangkan suporter yang berada di video itu berinisal Y (25).
Imbas dari pemukulan itu, kata I, Y mengalami luka memar di bagian kepala dan punggung.
Menurut pengakuan I, polisi masih menembakkan gas air mata di luar Stadion Kanjuruhan.
Tembakan tersebut pun, kata I, membuat penonton semakin panik.
“Di luar stadion pun ada tembakan gas air mata dan itu benar-benar chaos. Banyak teman-teman yang tidak terima,” katanya.
Tuntutan Aremania: Usut Penembak Gas Air Mata dan Pemberi Komando
I mengaku suporter Arema menuntut agar penembak gas air mata dan pemberi komando untuk diusut.
Seperti diketahui, gas air mata disebut menjadi pemicu suporter Arema panik dan berdesak-desakan untuk keluar hingga berujung sesak napas dan meninggal dunia.
“Bahwa yang menyebabkan kematian itu bukan suporter yang turun ke lapangan yang menurut mereka (kepolisian -red) rusuh orang Bonek (suporter Persebaya) nggak datang.”
“Arek Malang menuntutnya usut siapa yang menembakan (gas air mata), siapa yang ngasih komando. Itu kan tuntutan anak-anak Malang,” jelasnya.
I pun menyesalkan pertandingan yang digelar pada saat malam hari atau prime time.
Dirinya menyebut keputusan seperti itu juga merugikan suporter.
“Kami, suporter ini main malam itu dirugikan sekali,” ujarnya.
I juga berharap tragedi ini menjadi peristiwa terakhir yang terjadi di persepakbolaan Indonesia.
Selain itu, ia juga tidak ingin adanya tangisan keluarga di Indonesia karena sepakbola.
“Itu sih yang kami inginkan. InsyaAllah seluruh Arek Malang setuju dengan perkataan saya,”pungkasnya.