Internasional

800 Dokter Iran Tuduh Kepala Dewan Medis Tutupi Penyebab Pasti Kematian Mahsa Amini

Sebanyak 800 dokter Iran menuduh Kepala Dewan Medis membantu pemerintah menutupi penyebab pasti kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi moral Iran.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Sejumlah wanita Teheran melakukan demonstrasi untuk mengutuk polisi moral Iran yang menyebabkan kematian Mahsa Amini. 

SERAMBINEWS.COM, DUBAI - Sebanyak 800 dokter Iran menuduh Kepala Dewan Medis membantu pemerintah menutupi penyebab pasti kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi moral Iran.

Kelompok itu mengeluarkan pernyataan pada 11 Oktober 2022 untuk membuat tuduhan kepada Mohammad Raeiszadeh, Kepala Dewan Medis Iran.

Raeiszadeh dituduh menggunakan nama dan reputasi organisasi untuk melegitimasi komite pencari fakta untuk menutupi penyebab kematian Mahsa Amini, lapor Radio Farda, Jumat (14/10/2022).

"Panitia pencari fakta dibentuk secara tertutup dan tidak memiliki kredibilitas," tulis para penandatangan pernyataan tersebut.

Mahsa Amini meninggal pada 16 September 2022, tiga hari setelah ditangkap oleh polisi moral Iran di Teheran karena diduga melanggar aturan berpakaian Islami negara itu.

Pada saat kejadian, saksi mata mengatakan kepada wartawan korban berusia 22 tahun tampaknya dipukuli dalam mobil polisi, setelah koma dan dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Presiden Iran Tuduh AS Ingin Hancurkan Negaranya Melalui Demonstrasi Nasional

Para dokter yang menandatangani pernyataan itu mengatakan menyesali Raeiszadeh melupakan kewajiban moral dan sosial para dokter untuk membela rakyat.

Pada 7 Oktober 2022, laporan koroner resmi mengatakan kematian Mahsa Amini bukan disebabkan oleh pukulan di kepala atau anggota badan, melainkan terkait dengan penyakit.

Kantor berita negara ISNA juga melaporkan dewan medis menemukan penyakit yang mendasari yang menyebabkan kematian Mahsa Amini, tanpa menyebutkan cedera yang diderita.

Beberapa dokter lain, yang melihat foto Mahsa Amini di rumah sakit, menunjukkan di media sosial penyebab pendarahan dari telinganya akibat pukulan di kepala.

Kematiannya telah memicu gelombang protes jalanan di Iran dan di beberapa negara lain, dengan reaksi internasional yang kuat terhadap insiden tersebut.

Setidaknya 201 orang, termasuk 23 anak-anak tewas dalam protes nasional yang mengguncang Iran sejak kematian Mahsa Amini.(*)

Baca juga: Pasukan Keamanan Iran Tindak Keras Demonstrasi di Kurdi, Rumah Digeledah, Para Pemuda Ditangkap

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved