Breaking News

Internasional

Pulau Kecil di Hong Kong Tawarkan Surga Penghilang Stres

Zero Chan langsung merasakan sesuatu ketika dia pertama kali menginjakkan kaki di pulau Peng Chau

Editor: bakri
AFP/May JAMES
Seorang pria berjalan di dek observasi di Hong Kong, dengan latar belakang Kota Hong Kong yang dipenuhi jejeran gedung tinggi, Minggu (20/9/2020) 

HONG KONG - Zero Chan langsung merasakan sesuatu ketika dia pertama kali menginjakkan kaki di pulau Peng Chau.

Perjalanan singkat menggunakan kapal feri dari kawasan pusat bisnis Hong Kong mengubahnya pada saat dia merasa lelah dan pulih dari penyakit.

"Ketika saya naik feri kembali, itu seperti ritual pembersihan," kata mantan produser film itu.

"Saya bisa tertidur, membaca atau melakukan pekerjaan saya sendiri di feri.

Saya sudah merasa terisi kembali," ujarnya.

Pulau ini menawarkan jalan tengah yang berharga bagi beberapa orang seperti Chan.

Tempat itu dapat membuat seseorang meninggalkan tekanan yang terakumulasi dari banyak peristiwa, seperti protes pro-demokrasi pada 2019, tindakan keras keamanan nasional yang menyusul, dan baru-baru ini, pembatasan ketat terhadap Covid-19.

Perubahan besar terhadap peta politik dan keamanan telah membentuk kembali kehidupan di pusat keuangan global, mendorong ratusan ribu orang pergi ke Inggris, Kanada, dan Taiwan, tetapi Chan tetap bertahan.

"Pada saat banyak yang mengatakan Hong Kong tidak lagi sama seperti sebelumnya, semakin saya merasa perlu untuk tinggal, untuk melihat apa yang bisa saya lakukan," kata Chan yang menjalankan studio yoga dan meditasi di rumahnya setelah kunjungan pertama ke Peng Chau pada 2020.

Pelanggan Chan adalah ibu rumah tangga, pekerja kantoran, dan pensiunan.

Setiap pagi, dia melahap sarapan dan minum teh di meja besi cor putih yang menghadap ke laut, mengumpulkan pikirannya untuk hari itu.

Baca juga: Aktor Hong Kong Tony Leung Foto Bareng Sutradara Drakor Squid Game, Kode Kerjasama?

Baca juga: Mie Sedaap Korean Spicy Chicken Ditarik di Hong Kong, BPOM Pastikan Versi di Indonesia Aman

"Orang-orang membutuhkan ruang, tetapi ada begitu banyak kebisingan di kota.

Aku sangat senang sekarang," kata penganut Buddhisme dan Zen berusia 36 tahun itu.

Beberapa ahli mengatakan, tren komunitas alternatif yang berkembang dapat dikaitkan dengan episode protes pada 2014 dan 2019 yang menimbulkan pengetatan cengkraman Cina di bekas jajahan Inggris itu.

Pendatang baru yang tertarik dengan gaya hidup yang indah dan harga sewa yang rendah di salah satu pasar properti paling mahal di dunia meremajakan kembali Peng Chau.

Kondisi itu membalikkan eksodus pada 1970-an, saat kekayaan menyusut di daerah yang pernah menjadi rumah bagi pabrik korek api terbesar di Hong Kong. (republika.co.id)

Baca juga: Mengandung Etilen Oksida, Hong Kong Larang Warganya Konsumsi Mie Sedaap Korean Spicy Chicken

Baca juga: Hong Kong Hukum Lima Anggota Serikat Buruh, Terbitkan Buku Anak-Anak Bergambar Domba dan Serigala

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved