Breaking News

Menguak Fakta Museum Sumpah Pemuda di Jakarta Pusat, Pernah Jadi Tempat Kos-Kosan?

Inilah fakta museum sumpah pemuda di Jakarta pusat yang berdiri pada abad ke-20 dan pernah menjadi tempat kos-kosan.

Editor: Firdha Ustin
TRIBUNNEWS.COM/IRWAN RISMAWAN
Anak-anak memperhatikan diorama yang berada di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta, Jumat (28/10/2016). Kunjungan ke museum sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia tersebut dilakukan untuk napak tilas peristiwa Sumpah Pemuda pada 27-28 Oktober 1928. 

Menguak Fakta Museum Sumpah Pemuda di Jakarta Pusat, Pernah Jadi Tempat Kos-Kosan?

SERAMBINEWS.COM - Inilah fakta serta sejarah Museum Sumpah Pemuda di Jakarta Pusat, pernah jadi tempat kos-kosan? Simak penjelasannya sebagai berikut.

Hari Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak utama yang dapat menggerakan pemuda Indonesia menuju Indonesia merdeka.

Dimana ada sebuah ikrar Sumpah Pemuda yang digagas oleh Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) serta dihadiri oleh organisasi lainnya.

Ikrar sumpah pemuda dijadikan sebagai bentuk untuk mempertahankan Negara Republik Indonesia.

Dimana Sumpah Pemuda merupakan hasil dari keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari yaitu pada tanggal 27 sampai 28 oktober 1928 di Jakarta.

Pada peringatan hari Sumpah Pemuda yang ke- 94, ada salah satu tempat yang sering dibicarakan yaitu Museum Sumpah Pemuda.

Baca juga: Diperingati Setiap Tanggal 28 Oktober, Ini 35 Link Twibbon Hari Sumpah Pemuda 2022 untuk WA dan IG

Untuk mengenang sejarah perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia silam kalian bisa berkunjung ke Museum Sumpah Pemuda.

Pasalnya di dalam Museum Sumpah Pemuda terdapat berupa fakta menarik yang belum diketahui oleh banyak orang.

Dilansir Serambinews.com dari Tribuntravel.com, inilah fakta museum sumpah pemuda di Jakarta pusat yang berdiri pada abad ke-20 dan pernah menjadi tempat kos-kosan.

Gedung Museum Sumpah Pemuda menyimpan banyak sejarah panjang perjuangan Kemerdekaan Indonesia.

Sebelum menjadi Museum Sumpah Pemuda, gedung ini pernah menjadi rumah, kos-kosan, hotel hersia, toko bunga, kantor inspektorat Bea & Cukai, hingga menjadi museum Sumpah Pemuda.

Selain itu, disetiap ruangan Museum terdapat teknologi canggih yang dapat digunakan para pengunjung untuk mendapat sebuah informasi perjuangan di zaman dahulu.

Baca juga: Ini Sejarah Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, Berawal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia

Pada tanggal 28 oktober 1928, gedung ini menjadi sebuah tempat pemuda-pemudi Tanah Air yang berikrar serta menyuarakan semangat perjuangan.

Oleh karena itu, lahirlah peringatan Sumpah Pemuda pada setiap tanggal 28 Oktober.

Gedung Museum Sumpah Pemuda berada di Jalan Kramat Raya No 106, RT 2/RW 9, Kwitang, Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta.

Sampai saat ini, Museum Sumpah Pemuda mejadi salah satu tempat wisata yang merupakan sebuah perjalanan panjang dari peristiwa sejarah Sumpah Pemuda dari dulu hingga sampai saat ini.

Inilah beberapa koleksi peninggalan sejarah yang terdapat didalam gedung Museum Sumpah Pemuda sebagi berikut:

1. Bendera INPO

Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) dan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) dikenal sebagai Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) adalah bentuk Organisasi Pandu Indonesia.

NPO merupakan sebuah organisasi kepanduan yang didirikan di kota Bandung.

Sedangkan JIPO adalah kelompok kepanduan yang didirikan di Jakarta.

Kedua kelompok pramuka tersebut bergabung menjadi organisasi yaitu INPO yang didirikan di kota Bandung pada tahun 1926.

Organisasi INPO memiliki bendera merah putih yang memiliki ukuran 84 cm x 120 cm berwarna merah putih dan bendera ini memiliki fungsi yaitu sebagai representasi identitas perusahaan.

2. Monumen Persatuan Pemuda

Pengunjung dapat menyaksikan monumen Persatuan Pemuda ini di area gedung Sumpah Pemuda.

Monumen Persatuan Pemuda merupakan sebuah ikrar Sumpah Pemuda ini terdapat disebuah patung yang berbentuk tangan yang mengepal.

Bentuk tangan mengepal merupakan perwujudan simbol dari persatuan dan kesatuan para pemuda dalam peristiwa Sumpah Pemuda.

Monumen Persatuan Pemuda diresmikan Menteri Negara Pemuda dan olahraga Hayono Isman pada tanggal 24 oktober 1994.

Terdapat tiga butir ikrar Sumpah Pemuda tertulis dibawah Monumen Persatuan Pemuda yang berbunyi:

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

3. Patung Panitia Kongres 27 sampai 28 Oktober 1928

Museum Sumpah Pemuda juga terdapat beberapa koleksi patung tokoh Sumpah Pemuda.

Diantaranya ada patung dengan beberap tokoh penting seperti Mohammad Tabrani, Muhammad Yamin, Prof. Mr. Soenario, dan W.R. Supratman.

Selain itu juga ada beberapa patung kongres diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928 di Weltevreden oleh sebuah panitia dengan susunan sebagai berikut:

Ketua: Soegondo Djojopoespito (PPPI)

Wakil Ketua: R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)

Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)

Bendahara: Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)

Pembantu I: Djohan Mohammad Tjaja (Jong Islamieten Bond)

Pembantu II: R. Katja Soengkana (Pemuda Indonesia)

Pembantu III: R. C. L. Senduk (Jong Celebes)

Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)

Pembantu V: Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Para pengunjung dapat menyaksikan Diorama Kongres Pemuda yang ada di Museum Sumpah Pemuda.

4. Biola WR Supratman

Biola WR Supratman merupakan biola yang termasuk model amatus, berukuran 4/4 atau standar dengan panjang badan badan 36 cm, lebar badan pada bagian terlebar 20 cm, dan 11 cm pada bagian tersempit.

Tebal tepian biola 4,1 cm dan tebal bagian tengah 6 cm pernah digunakan sebagai pelantun pertama kali lagu Indonesia Raya pada Kongres Pemuda Kedua di Gedung Kramat 106, Jakarta, tanggal 28 Oktober 1928.

Biola Wage Rudolf Supratman dibuat oleh Nicolaus Amatus Fecit, seorang seniman pengrajin biola di Cremona, Italia pada tahun 1600-an.

Pada bagian badan terdapat dua lubang berbentuk “S” terbalik, disebut “f hole”, satu di sisi kiri dan satu di sisi kanan, yang berfungsi membuang gema dari dalam.

Pada bagian dalam terdapat tulisan “Nicolaus Amatus Fecit in Cremona 16”, petunjuk nama pembuat dan alamatnya.

Pada bagian badan juga terdapat tick rest atau penahan dagu yang terpisah.

Alat musik gesek ini sekarang dikelola oleh Museum Sumpah Pemuda dengan Nomor Inventaris 0002/07 di provinsi DKI Jakarta sebagai sebuah warisan budaya Indonesia dan sebagai cagar budaya peringkat nasional pada tahun 2013.

Sebagai informasi gedung Museum Sumpah Pemuda ini buka setiap hari hingga Minggu.

Hari Selasa hingga Kamis buka muali pukul 08.00-16.00 WIB.

Hari Jumat buka mulai pukul 08.00-16.30 WIB.

Hari Sabtu dan Minggu buka pukul 08.00-16.00 WIB.

Selain itu, untuk harga pembelian tiket masuk Museum Sumpah Pemuda mulai dari anak-anak Rp 1.000, dewasa Rp 2.000, dan turis asing Rp 10.000. (Serambinews.com/Suci Muliani).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved