Investasi
Nilai Investasi di Event Business Matching AGASID Capai Rp168 Miliar
Pelaksana Harian (PLH) Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh Marzuki mengatakan, dengan adanya penandatanganan
Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pertemuan bisnis antara pelaku bisnis dengan, calon mitra distribusi, calon mitra supplier, calon mitra pendanaan dan juga calon mitra investor pada acara Aceh Gayo Sustainable Investment Dialogue ( AGASID) 2022 mencapai Rp 168 miliar di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Senin (31/10/2022).
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara investor dan pemerintah Kabupaten/kota serta pengusaha terpada Minggu (30/10/2022) kemarin.
Pelaksana Harian (PLH) Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh Marzuki mengatakan, dengan adanya penandatanganan MoU itu, dirinya akan bahwa investasi di Aceh memiliki masa depan yang cerah.
• Tragedi Pesta Halloween di Itaewon, Banyak Program Siaran TV Hingga Konser Dibatalkan
"Kita harap dengan hadirnya investasi di Aceh, maka angka kemiskinan di Aceh dapat dituntaskan," kata Marzuki.
Dengan adanya kegiatan AGASID yang diikuti oleh seluruh kabupaten/kota di Aceh dapat menjadi wadah untuk berbagi informasi dan mengembangkan investasi berkelanjutan.
Ia mengatakan kegiatan yang digagas oleh antara DPMPTSP Aceh dan Bank Indonesia Perwakilan Aceh itu dapat meningkatkan kualitas investasi di daerah masing-masing.
• Ayo Investasi Emas! Harganya Turun Hari Ini di Lhokseumawe, Per Mayam Dibandrol Rp 2.572.000
"Karena ini dirancang untuk memberikan kesempatan bagi seluruh pihak baik dalam dan luar negeri dalam membahas pembangunan investasi di Aceh," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala BI Perwakilan Aceh, Achris Sarwani mengatakan, investasi menjadi mesin ekonomi baru, dimana dalam AGASID kali ini dibahas tentang investasi dari hulu ke hilir sekaligus menjaga kelestarian alam.
Saat ini sendiri kata Achris, Aceh masih bergantung pada lapangan usaha perhutanan, perdagangan dan sebagainya. Namun lapangan industri pengolahan di Aceh masih belum ada.
Melihat sumber daya alam yang melimpah di Aceh, menurutnya penting untuk menambah industri pengolahan di Aceh. Sehingga hasil produk yang ada di Aceh itu tidak langsung dijual, melainkan diolah terlebih dahulu.
"Tentu nilai tukarnya pun semakin bertambah. Jadi keuntungan pun lebih banyak," kata Achris.
Selain itu lanjut dia, dalam sistem berinvestasi, penting halnya membuat investor nyaman saat berinvestasi di Aceh. Sebab saat itu komoditas unggulan di Aceh itu cuma ada tiga yakni, ekspor baru bara, kopi dan pinang.
"Kuncinya kita membangun industri pengolahan dalam pergerakan investasi di Aceh. Kita berharap bisa memenuhi pasar nggak usah jauh-jauh yakni negara tetangga kita, seperti Malaysia, Singapura dan Thailand," jelasnya.
Karena hal itu juga dirinya meminta, agar potensi investasi di Aceh harus dioptimalkan. Mulai dari Aceh begian tengah yang cocok dengan investasi peternakan, dan industri perikanan untuk.wilayah pesisir pantai.
"Semua garis pantai di Aceh punya potensi. Tinggal management nya. Pengembangan sektor pariwisata," pungkasnya.(*)
• Pengamat: Anies Baswedan Lemah di Jawa Timur, Lebih Terbantu bila Berpasangan dengan AHY
• LIVE UPDATE ACEH PAGI Satpam Tertimbun Longsor Hingga Kawanan Gajah Pidie
• Amankan G20 di Bali, Pasukan Elite TNI AL Denjaka dan Kopaska Dikerahkan, 4 Jet Tempur TNI AU