Taufiqulhadi Minta Maaf dan Cabut Statemennya

Teuku Taufiqulhadi, meminta maaf kepada masyarakat Aceh atas pernyataannya soal bank konvensional yang telah menimbulkan polemik.

Editor: Amirullah
SERAMBI/SYAMSUL AZMAN
TEUKU TAUFIQULHADI, Ketua NasDem Aceh 

Akan diterima dengan baikkah atau justru tertolakkah sebuah pandangan ketika diutarakan di ruang publik.

“Sebab, ruang hidup kepublikan tidak hanya terkait dengan logika benar dan salah, akan tetapi juga dengan etika dan estetika yang di dalamnya terkandung unsur kepantasan, kepatutan, atau ketepatan sebuah pandangan," imbuhnya.

"Inilah yang kami dapatkan selama kurang lebih dua hari ini, menyusul pemberitaan mengenai statemen kami di berbagai media terkait pandangan agar Pemerintah Pusat berkenan untuk mengembalikan bank konvensional untuk beroperasi kembali di Aceh. Inilah yang kami sadari setelah melakukan kontemplasi, baik di level pribadi maupun selaku ketua dewan pengurus wilayah sebuah partai politik," ungkap Taufiqulhadi.

Setelah mendapatkan beberapa evaluasi dan masukan dari beberapa pihak, sambungnya, ia menyampaikan beberapa hal dalam rangka menyahuti polemik bank konvensional.

Baca juga: Pernyataan Lengkap Permintaan Maaf Ketua NasDem Aceh soal Bank Konvensional Dikembalikan di Aceh

Baca juga: Ketua NasDem Aceh Minta Maaf dan Cabut Pernyataan Usai Minta Bank Konvensional Dikembalikan di Aceh

Berikut poin-poin pernyataan Taufiqulhadi:

1) Kami menyadari bahwa apa yang dipandang pantas berlaku di sebuah tempat tidak otomatis akan sama pantasnya untuk berlaku di tempat lain. Aceh adalah sebuah daerah istimewa yang keistimewaannya tidak hanya dibangun dari hasil pergolakan fisik, akan tetapi juga dari dialektika nilai dan ajaran. Dalam dialektikanya, Islam kini telah menjadi jati diri Aceh yang dalam perjalanannya telah dimanifestasikan dalam berbagai bentuk aturan legal-formal kehidupan warganya berupa qanun-qanun.

2) Kami juga menyadari bahwa Islam tidak hanya telah menjadi nilai yang membimbing kehidupan syariat dan spiritual akan tetapi juga jati diri sekaligus identitas kebanggaan masyarakat Aceh.

3) Yang menjadi dasar pemikiran kami dari statemen tersebut, dapat terjadinya perbaikan-perbaikan dalam pelayanan perbankan syariah di Aceh ke depan, yang memenuhi ketentuan-ketentuan syariah secara kaffah dan mampu bersaing dengan perbankan nonsyariah dalam menghadapi tantangan ekonomi global nantinya.

4) Oleh karena itu, baik sebagai pribadi, sebagai putra Aceh, maupun selaku Ketua DPW Partai NasDem Aceh, dengan ini kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-sebesarnya kepada segenap rakyat Aceh, khususnya kepada para pemuka agama dan para penjaga syariat, baik yang ada di Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh maupun yang ada di wadah-wadah lainnya, atas statemen kami di beberapa media yang terbit pada Jumat, 28 Oktober 2022, terkait polemik bank konvensional dan Aceh.

5) Dengan ini kami juga menyatakan menarik kembali statemen terkait permintaan kepada pemerintah pusat untuk mengembalikan bank konvensional untuk beroperasi kembali di Aceh. Kami merasa telah khilaf dengan menyampaikan pandangan yang ternyata begitu sensitif bagi rakyat Aceh tersebut. Dalam pada itu, dengan ini kami sampaikan juga bahwa apa-apa yang telah menjadi statemen kami di media terkait hal tersebut adalah pernyataan dari diri kami pribadi, dan tidak terkait dengan pihak manapun, dan sama sekali tidak merepresentasikan Partai NasDem secara organisasional.
Demikian pernyataan ini kami sampaikan. Semoga Allah SWT mengampuni segala kekhilafan kami, dan senantiasa membimbing diri ini untuk senantiasa menjadi insan yang peka dan mawas diri.(mas)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved