Berita Jakarta

Putri Menangis Ucapkan Maaf, Sambo Mengaku Tak Bisa Menahan Emosi

Putri Candrawathi meminta maaf kepada orang tua Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J atas peristiwa yang menewaskan anak mereka

Editor: bakri
Akun YouTube Kompas TV
Putri Candrawathi 

JAKARTA - Putri Candrawathi meminta maaf kepada orang tua Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J atas peristiwa yang menewaskan anak mereka.

Putri bahkan sempat menangis saat menyampaikan duka cita atas kepergian Brigadir J.

Ia berharap agar orang tua Brigadir J dikuatkan dan diberkati oleh Tuhan.

"Saya sebagai seorang ibu saya bisa merasakan, untuk itu dengan hati yang dalam saya mohon maaf untuk ibunda Yosua.

Semoga Tuhan membuka dan menguatkan hati Ibu dan Bapak beserta keluarga," kata Putri dalam sidang di PN Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022).

Sidang ini merupakan pertama kali orang tua Brigadir J bertemu dengan Sambo dan Putri Candrawathi selaku terdakwa pembunuh anaknya.

Rosti dan suaminya didatangkan majelis hakim sebagai saksi.

Terkait pembunuhan terhadap Yosua, Putri mengatakan keluarganya juga tidak menginginkan peristiwa itu terjadi.

Dia tak menduga peristiwa macam itu bisa terjadi dalam kehidupannya.

Dia menyebut itu sudah merupakan rahasia Tuhan.

"Kita sebagai manusia hanya bisa mengambilkan jalan kita ini rahasia dari Tuhan yang Maha Kuasa semua dan Bapak Ferdy Sambo tidak sedetik pun menginginkan kejadian seperti ini terjadi dalam kehidupan keluarga kami yang membawa duka," kata Putri.

"Dari dalam hati saya dan paling dalam dan keluarga saya juga seperti Ibu (Rosti) bisa merasakan bagaimana duka yang mendalam begitu Ibu sebagai ibu dari Yosua yang telah membesarkan seorang anak dan taat kehidupan untuk itu dalam hati yang paling dalam saya memohon maaf untuk Brigadir Yosua beserta keluarga atas peristiwa ini," ujarnya.

Baca juga: Ayah Brigadir Yosua Minta Sambo dan Putri Buka Masker, Sambo Langsung Menatap Tajam

Baca juga: Putri Candrawathi Bantah Tuduhan Ikut Menembak Brigadir J, Ngaku Sedang Istirahat saat Kejadian

Putri pun menyatakan siap mengikuti proses hukum yang kini berjalan.

Ia juga berharap kasus yang menyeret dia dan suaminya itu bisa segera terungkap.

"Saya siap menjalankan sidang ini dengan ikhlas dan ketulusan hati, agar peristiwa dapat terungkap," ucap Putri.

Selain Putri, Ferdy Sambo juga ikut menyampaikan permohonan maaf lepada orangtua Yosua.

Mantan Kadiv Propam Polri itu mengaku tak bisa mengontrol emosinya.

"Bapak dan Ibu Yosua, saya sangat memahami perasaan Bapak dan Ibu.

Saya mohon maaf atas apa yang terjadi, saya sangat menyesal, saat itu saya tidak mampu mengontrol emosi," kata Sambo.

Sambo mengakui perbuatannya tersebut salah.

Ia pun menyatakan siap bertanggung jawab.

Saya juga sudah minta ampun kepada Tuhan," kata Sambo.

Sebelum doa dan permintaan maaf Putri dan Sambo disampaikan, Rosti, ibunda Yosua, terlebih dahulu mengungkapkan unek-uneknya.

Rosti meminta kepada Putri untuk bertobat.

Baca juga: Akui Salah, Sambo Tetap Kekeh Tantang Pembuktian di Pengadilan soal Pelecehan Seksual Putri

Dia menyebut hati nurani dari Putri yang selama ini tercurahkan, sudah mati dengan peristiwa tersebut.

"Hati nurani Ibu sudah sia-sia, sudah mati," kata Rosti ke Putri.

"Segera jujur agar arwah anakku tenang," sambungnya.

Rosti kemudian menumpahkan luapan emosi dan kesedihan kepada Sambo dan Putri.

Dia mengaku tak habis pikir terhadap perbuatan Sambo merampas nyawa anaknya.

"Saya sebagai ibu kandung yang telah mendidik anak saya.

Di sini saya harus mengutarakan bagaimana hancurnya hati saya kepada anak kandung yang sudah saya lahirkan dan besarkan sebagai titipan Tuhan yang membanggakan.

Kejahatan apa yang harus bapak tutupi untuk kematian anakku almarhum Yosua? Kami tak habis pikir sebagai ibu," imbuh Rosti.

Ibu Yosua Minta Sambo Bertaubat

Rosti menyebut Sambo seharusnya bisa menjadi panutan.

Kalaupun anaknya memiliki kekurangan dalam bertugas, mestinya diajari dengan diberikan sanksi.

Rosti tak habis pikir bagaimana Sambo sebagai atasan yang setiap hari dikawal oleh anaknya, malah menghabisi nyawa Yosua.

Baca juga: Fakta Baru Kasus Ferdy Sambo, Kejadian di Magelang Terungkap hingga Asal-usul Anak Putri Candrawathi

"Hancurnya hatiku bapak, bapak lahir dari seorang ibu.

Bapak juga ciptaan Tuhan.

Karena itu mohon segeralah sadar.

Tetesan darah anakku itu, jeritan tangisan anakku itu mungkin tidak terlupakan dari hati seorang ibu," kata Rosti.

"Ferdy Sambo segeralah sadar, bertobat, hidup ini tidak kekal abadi.

Apa pun pangkat dan jabatan, sadarlah sebagai ciptaan Tuhan.

Kalau Tuhan menghendaki semua akan musnah.

Apa yang kita tuai akan kita tabur," lanjutnya.

Sementara ayah Yosua yakni Samuel Hutabarat meminta Sambo membayangkan jika anaknya yang dibunuh.

"Jadi bagaimana kebalikannya peristiwa ini.

Pak Ferdy Sambo jadi saya, saya jadi Pak Ferdy Sambo.

Dengan begitu sadis, nyawa anak saya ataupun nyawa anak dia saya ambil secara paksa di rumahnya sendiri, bagaimana perasaan dia," kata Samuel.

Samuel juga menyampaikan pesan kepada Putri.

Ia mempertanyakan sikap Putri terhadap peristiwa sadis yang terjadi di rumah dinas Sambo tersebut.

"Seorang perempuan itu berhati nurani yang sangat halus, begitu di rumahnya kejadian sadis begitu, di mana ada keibuannya.

Seandainya anaknya dibikin begitu bagaimana perasaannya," kata Samuel.

Yosua tewas di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Dia diberondong peluru oleh Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atas perintah Sambo sebanyak 3-4 tembakan.

Kemudian diakhiri dengan tembakan pamungkas oleh Sambo ke arah kepala Yosua.

Sang brigadir yang mengenakan baju putih dan celana jeans biru pun tewas bersimbah darah. (tribun network/abd/riz/igm/fal/git/dod)

Baca juga: Ayah Brigadir J Minta Majelis Hakim Perintahkan Ferdy Sambo dan Putri Buka Masker: Biar Saya Kenal

Baca juga: SOSOK Leonardo Sambo, Kakak Ferdy Sambo yang Terseret dalam Kasus Brigadir J Gara-gara Turuti Putri

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved