Luar Negeri

Elon Musk Berencana PHK Massal, Nasib 3.700 Karyawan Twitter Diujung Tanduk

Dalam waktu dekat Elon Musk juga akan memberlakukan kebijakan work from home atau bekerja dari rumah untuk para karyawannya.

Editor: Faisal Zamzami
Pinterest
Elon Musk, CEO Tesla Inc dan SpaceX yang kini resmi beli Twitter. Elon Musk dilaporkan tengah merencanakan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pada 50 persen atau sekitar 3.700 karyawan di platform berlogo burung biru itu. 

SERAMBINEWS.COM, CALIFORNIA – Sepekan setelah menjabat sebagai bos baru Twitter, Elon Musk merencanakan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pada 50 persen atau sekitar 3.700 karyawan di platform berlogo burung biru itu.

Dalam waktu dekat Elon Musk juga akan memberlakukan kebijakan work from home atau bekerja dari rumah untuk para karyawannya.

Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg News.

Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa langkah yang diambil Musk pada karyawan Twitter yang berbasis di San Francisco dimaksudkan untuk menekan pengeluaran perusahaan, setelah pihaknya melakukan akuisisi senilai 44 miliar dolar AS.

Belum diketahui kapan PHK massal ini akan dilakukan. 

Namun melansir dari Straits Times sebelum pemecatan dilakukan nantinya Musk berencana untuk bertemu dengan orang – orang terdekatnya  untuk membahas pemangkasan karyawan Twitter.


Mereka yang diundang termasuk investor ventura David Sacks dari Craft Ventures, Presiden The Boring Company Steve Davis, serta dewan Tesla Antonio Gracias.

Pemangkasan seperti ini bukanlah kali pertama yang dilakukan Musk, sebelumnya Elon Musk telah lebih dulu memecat ketiga eksekutif tertinggi di Twitter yakni CEO Parag Agrawal, Chief Financial Officer (CFO) Ned Segal, serta Kepala Urusan Hukum dan Kebijakan Vijaya Gadde.

Menyusul yang lainnya, usai melengserkan para petinggi Twitter Musk juga turut memberhentikan chief marketing officer Twitter Leslie Berland, chief customer officer Sarah Personette serta wakil presiden solusi klien global Mr Jean-Philippe Maheu.

Meski langkah tersebut mengundang komentar negatif dari berbagai pihak, namun hal tersebut tak lantas membuat Musk goyah. 

Musk menilai langkah yang diambilnya dapat meningkatkan margin perusahaan yang selama beberapa tahun terakhir telah mengalami perlambatan ekonomi.

Sejak  2010 hingga 2021 pendapatan Twitter hanya mencapai 25 miliar dolar AS, jumlah tersebut menyusut drastis lantaran perusahaan mengalami pembengkakan biaya hingga 7,8 miliar dolar AS untuk penelitian dan pengembangan.

Setelah melakukan pemangkasan karyawan, Elon Musk juga akan meningkatkan kinerja para pegawai intinya yang ada di divisi rekayasa perangkat lunak, operasi dan desain server untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan lewat pembaruan anyar.

Salah satunya seperti peningkatan biaya langganan untuk mengakses fitur  tambahan di akun centang biru.

Baca juga: Elon Musk Usul Akun Centang Biru Twitter Bayar Rp120.000 per bulan

Elon Musk Usul Akun Centang Biru Twitter Bayar Rp120.000 per bulan

Pemilik dan bos Twitter yang baru, Elon Musk, hari Selasa, (2/11/2022) mengatakan Twitter akan mengenakan biaya US$8 atau Rp120.000 per bulan untuk akun centang biru atau akun terverifikasi, dengan alasan rencana tersebut akan mengubah "sistem bangsawan dan rakyat jelata saat ini" serta membuat aliran pendapatan bagi perusahaan.

Pengumuman itu muncul beberapa hari setelah orang terkaya di dunia itu mengambil kendali tunggal atas raksasa media sosial itu dalam kesepakatan senilai US$44 miliar atau 684 triliun rupiah yang kontroversial.

“Kekuatan untuk rakyat! Centang Biru seharga $8/bulan,” cuitnya, mengacu pada tanda centang biru di platform yang menandakan sebuah akun adalah asli dan terverifikasi.

Harga paket baru akan disesuaikan menurut negara "sebanding dengan paritas daya beli,"

Dalam balasan kepada penulis Stephen King, yang mengeluhkan biaya US$20 untuk verifikasi akun, Musk mengatakan Twitter harus membayar tagihan, lalu menyarankan biaya US$8 per bulan bagi pengguna terverifikasi.

Musk menambahkan, akun terverifikasi akan punya fitur "prioritas" dalam membalas dan mencari posting, yang Musk sebut "penting untuk mengalahkan spam/scam."

"Juga akan ada kemampuan video yang diperluas, lebih sedikit iklan, dan kemungkinan bagi pengguna untuk mendapatkan “paywall bypass bagi penerbit yang mau bekerja sama dengan kami,” katanya.

"Ini juga akan memberi Twitter aliran pendapatan untuk memberi penghargaan kepada pembuat konten," tweet Musk.

Selain menawarkan hak verifikasi, program baru ini akan mengambil alih fungsi Twitter Blue yang sudah ada, saat ini tersedia dengan harga US$5 per bulan, yang, misalnya, memungkinkan pengguna untuk mengedit tweet mereka.

Bos SpaceX dan Tesla itu melemparkan ide biaya berlangganan US$8 pada hari Selasa dalam balasan tweet kepada penulis Stephen King, yang mengeluh bahwa layanan verifikasi dapat memakan biaya US$20 per bulan.

"Kita harus membayar tagihan entah bagaimana!" Musk menjawab.

“Twitter tidak bisa sepenuhnya bergantung pada pengiklan. Bagaimana dengan $8?”

Usulan tersebut hanyalah satu bagian dari serangkaian perubahan besar yang diterapkan pengusaha berusia 51 tahun itu di Twitter, termasuk keputusan mencopot seluruh dewan, termasuk CEO Parag Agrawal pekan lalu.

The Washington Post melaporkan bahwa Musk, yang bio akunnya saat ini bertuliskan “Twitter Complaint Hotline Operator,” berencana memecat sekitar 75 persen dari 7.500 karyawan perusahaan barunya itu.

Komentar Musk sebelumnya yang mengutuk kebijakan moderasi konten Twitter karena dianggap terlalu keras, serta postingan meme Musk yang sering menguji emosi, menciptakan jeda bagi beberapa pengiklan yang merupakan sumber pendapatan utama perusahaan.

Musk mencoba membuat tenang dengan meyakinkan bahwa Twitter tidak akan menjadi "neraka jahanam yang bebas untuk semua", dan mengumumkan pembentukan dewan moderasi konten.

Baca juga: Resmi Beli Twitter $44 miliar: Ini 6 Rencana Besar Elon Musk ke Depan

Berani Beli Twitter Rp 682 Triliun, Terungkap Sumber Uang Elon Musk

Demi mengambil alih Twitter, Elon Musk membayar dana senilai US$44 miliar atau setara Rp682 triliun. 

Dana itu, digali dari berbagai macam sumber, antara lain dari aset pribadinya sendiri, dana investasi, dan pinjaman bank.

Berapa banyak? Dari sumber mana saja dana itu berasal, dan uang siapa saja yang digunakan? Berikut perinciannya, seperti dikutip dari laporan Straits Times, Jumat (28/10/2022).

Uang Musk sendiri


Pada awalnya, bos Tesla dan SpaceX ini ingin agar uang pribadinya yang terpakai, tidak lebih dari US$ 15 miliar atas kesepakatan pembelian Twitter senilai US$ 44 miliar atau Rp682 triliun.

Sebagian besar dari US$44 miliar itu, yakni sekitar US$12,5 miliar, ditetapkan berasal dari pinjaman yang didukung oleh sahamnya di Tesla, yang berarti Elon tidak harus menjual saham itu.

Pada akhirnya, Musk meninggalkan ide pinjaman dan memberikan lebih banyak dana tunai.

Pria berusia 51 tahun itu akhirnya menjual saham Tesla senilai US$15,5 miliar dalam dua gelombang, bulan April dan bulan Agustus.

Pada akhirnya, miliarder kelahiran Afrika Selatan itu secara pribadi akan mengeluarkan sedikit lebih dari US$27 miliar tunai dalam transaksi tersebut.

Dan yang terpenting, Musk, yang menurut majalah Forbes bernilai sekitar US$220 miliar, sebelumnya sudah memiliki 9,6 persen saham Twitter.

 

Dana investasi


Jumlah total kesepakatan senilai US$44 miliar itu, senilai US$5,2 miliar bersumber dari kelompok investasi dan dana besar lainnya, termasuk dari Larry Ellison, salah satu pendiri perusahaan perangkat lunak Oracle, yang menulis cek senilai US$1 miliar sebagai bagian dari kesepakatan.

Qatar Holding, yang dikendalikan oleh dana kekayaan negara Qatar, Qatar Investment Authority, juga memasukkan modal ke dalam baskom pendanaan untuk membeli Twitter.

Pangeran Arab Saudu Alwaleed bin Talal mentransfer hampir 35 juta saham yang sudah dimilikinya kepada Musk.

Sebagai imbalan atas investasi mereka, para kontributor akan menjadi pemegang saham Twitter.

Pinjaman
 
Sisa uang, sekitar US$13 miliar, didukung oleh pinjaman bank, termasuk dari Morgan Stanley, Bank of America, bank Jepang Mitsubishi UFJ Financial Group dan Mizuho, Barclays dan bank Prancis Societe Generale dan BNP Paribas.

Menurut dokumen yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS, kontribusi Morgan Stanley saja sekitar US$3,5 miliar.

Pinjaman ini dijamin oleh Twitter, dan perusahaanlah, bukan Musk sendiri, yang akan memikul tanggung jawab finansial untuk membayarnya kembali.

Twitter California sejauh ini berjuang untuk menghasilkan keuntungan dan bekerja dengan kerugian operasional selama paruh pertama tahun 2022, yang berarti utang yang dihasilkan dalam pengambilalihan dapat menambah lebih banyak tekanan keuangan ke posisi platform media sosial yang sudah goyah itu.

 

Baca juga: Mudahkan Warganya Bayar Pajak,Pemkab Aceh Singkil Luncurkan Aplikasi Mak Ceko

Baca juga: Fakta Lukas Enembe Diperiksa KPK, Firly Bahuri Jabat Erat Tangan Gubernur Papua, Disebut Kooperatif

Baca juga: Polda Aceh Masih Terus Genjot Vaksinasi Covid-19 dan PMK, Ini Capaiannya

Twitter.com: Elon Musk Siapkan PHK Twitter, Nasib 3.700 Karyawan di Ujung Tanduk

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved