Berita Malaysia

Gadis Simpang Ulim Diduga Jadi Korban Perdagangan Manusia, Kerja di Salon dengan Pakaian Seksi

Ketua Sosialiasi Ummah Bansigom Aceh (SUBA) Malaysia, Tgk Bukhari Ibrahim sedang mewawancarai kronologis seorang gadis asal Simpang Ulim, Kabupaten Ac

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
FOR SERAMBINEWS.COM
Ketua Sosialiasi Ummah Bansigom Aceh (SUBA) Malaysia, Tgk Bukhari Ibrahim (atas) meminta keterangan kronologis gadis berinisial NZ (20), asal Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur yang diduga menjadi korban perdagangan manusia atau Human Trafficking ke Malaysia di ruang kerjanya di Kuala Lumpur, Kamis (3/11/2022). 

Gadis Simpang Ulim Diduga Jadi Korban Perdagangan Manusia, Kerja di Salon dengan Pakaian Seksi

SERAMBINEWS.COM, KUALA LUMPUR – Seorang gadis asal Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur berinisial NZ (20), diduga menjadi korban perdagangan manusia atau Human Trafficking ke Malaysia.

NZ diduga kuat direkrut oleh seorang wanita berinsial L (32), warga Kabupaten Aceh Tamiang, di mana korban kemudian diduga dijual kepada agen lintas negara.

Informasi tersebut didapatkan Serambinews.com dari Ketua Sosialiasi Ummah Bansigom Aceh (SUBA) Malaysia, Tgk Bukhari Ibrahim pada Kamis (3/11/2022) siang.

Dikatakannya, dia telah berkomunikasi secara langsung melalui sambungan telepon dengan wanita yang merekrut NZ tersebut.

Baca juga: Majikan Penyiksa Lili Herawati di Malaysia Penuhi Putusan Pengadilan, Lunasi Kewajiban Rp 225 Juta

“Dia (L) ngotot bahwa majikannya di Malaysia baik, dan semua tempat yang di bawa oleh agen tersebut dia tau. Itukan menurut dia, tapi kenyataan tidak” katanya.

Menurut pengakuan L kepada Tgk Bukhari, dia dan korban NZ berkenalan melalui sebuah unggahan lowongan kerja di media sosial Facebook.

Kemudian keduanya saling bertukar pesan, dan L meminta NZ untuk mengurus paspor di Kantor Imigrasi Kota Langsa.

Sebelum pembuatan paspor, NZ terlebih dahulu meminta izin kepada keluarganya.

Namun keluarga sebenanya tidak setuju, mengingat NZ masih berusia 20 tahun.

Baca juga: Pengakuan Lili Herawati Gadis Asal Aceh di Malaysia, Kerja 8 Tahun Tidak Dibayar sampai Patah Gigi

“Kemudian perekrut ini (L) mengiming-iming pekerjaan di Malaysia sebagai asisten rumah tangga yang akan ditempatkan di rumah orang Melayu,” ungkap Tgk Bukahri.

L kemudian membawa NZ menuju Bandara Kualanamu Suamtera Utara untuk diterbangkan ke Batam bersama seorang lainnya.

Setibanya di Batam, sudah ada agen lain yang telah menunggu untuk di bawa ke Pelabuhan Batam Center menuju Pelabuhan Pasir Gudang, Malaysia.

Ternyata setelah sampai di Malaysia, kata Tgk Bukhari, NZ kemudian ditampung oleh seorang warga berketurunan Melayu yang kemudian dijual lagi kepada warga beretnis Tionghoa.

“Orang Melayu ini bukan majikan, tapi rangkaian agen dari perdagangan manusia ini. Orang Melayu ini yang kemudian mencarikan kerja untuk NZ. Kalau dapat China, ya dijual ke sana. Termasuk kerja di salon,” terangnya.

Baca juga: Detik-detik Pertemuan Lili Herawati dengan Keluarga, Gadis Aceh yang Disiksa Majikan Selama 8 Tahun

Di salon tersebut, NZ di suruh pangkas rambut pelanggan, cat rambut hingga diperintahkan untuk mengenakan pakaian seksi ketika bekerja.

“Dia di suruh pakai celana pendek dan baju yukensi. Dia tidak mau karena dulu bersekolah di dayah, sehingga minta pulang” ujar Tgk Bukhari.

Kemudian NZ ini bukannya di pulangkan, melainkan dijual kembali kepada seorang majikan beretnis Tionghoa lainnya.

Berdasarkan informasi, NZ ini sudah berpindah-pindah majikan mulai dari majikan di Kuantan, Melaka, Muar, Batu Pahat, kembali ke Muar dan baru melarikan diri.

“Kerjanya bertukar-tukar, mulai dari salon terus asisten rumah tangga, kemudian salon dan rumah tangga, begitu seterusnya,” tambahnya.

Saat ini, sebut Tgk Bukhari, pihaknya meminta kepada L atau agen yang menangani NZ untuk segera menyerahkan paspor yang ditahan kepada Keduataan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur.

“Kalau tidak diserahkan, pihak kami akan mengambil langkah tegas dengan berkoordinasi pihak berwenang,” tegasnya.

Korban NZ sekarang ini sudah berada dalam sebuah rumah tinggal di bawah perlindungan SUBA Malaysia.

Tgk Bukhari meminta kepada seluruh warga Aceh untuk berhati-hari terhadap orang-orang yang menawarkan pekerjaan apalagi direkrut melalui agen yang tidak resmi.

“Kami minta untuk berhati-hati agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali,” pungkasnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved