Pojok UMKM Aceh
Mak Rah Pireng, Sabun Cuci Piring Aceh yang diakui Dunia
Mak Rah Pireng, begitulah nama sabun cuci piring yang dihasilkan oleh seorang diaspora Indonesia kelahiran Aceh, Nur Anindya. Berawal dari coba-coba,
SERAMBINEWS.COM - Mak Rah Pireng, begitulah nama sabun cuci piring yang dihasilkan oleh seorang diaspora Indonesia kelahiran Aceh, Nur Anindya. Berawal dari coba-coba, sabun cuci piring orang Aceh yang berbahan utama ekstrak asam sunti (belimbing wuluh) ini sekarang sudah menjadi usaha dengan omzet fantastis. Asam sunti merupakan bumbu dapur khas Aceh yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat Tanah Rencong.
Tak hanya itu, sabun cuci piring orang Aceh yang diproduksi di Gampong Lhong Raya, Kecamatan Banda Raya, Banda Aceh, ini sudah diakui dunia. Buktinya, pada Januari 2019 lalu, produk yang awalnya dibimbing oleh UPT Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, ini berhasil menjadi juara kedua dalam Kompetisi Produk Inovatif Dunia di London, Inggris.
Dan, kepada Nur Anindya selaku Founder dan Owner ‘Mak Rah Pireng’ pada acara yang sama dianugerahi penghargaan “Leaders in Innovation Fellowship”. Keberhasilan usaha yang dijalankan secara sungguh-sungguh oleh Nindya --sapaan akrab Nur Anindya--menjadi bukti bahwa kerja keras tidak akan mengkhianati hasil.
Nindya yang dikonfirmasi Selasa (1/11/2022), bercerita panjang lebar tentang perjalanan usahanya tersebut. Menurut Nindya, bisnis itu mulai digelutinya pada tahun 2018 lalu. Nindya menjelaskan, ide awal memanfaatkan asam sunti sebagai bahan dasar produk ‘Mak Rah Pireng’ itu muncul ketika ia melihat kebiasaan neneknya menyimpan air hasil menjemur asam sunti yang dilakukan di halaman rumah.
Baca juga: DPRA Dukung UMKM di Aceh
Daripada membuangnya, sebut Nindya, neneknya mengumpulkan air asam sunti tersebut untuk membersihkan bak serta lantai keramik kamar mandi. Alasan sang nenek bahwa air asam sunti ini sangat ampuh membersihkan kerak kamar mandi membuat Nindya heran. Sebab, selama ini Nindya menganggap asam sunti hanya digunakan untuk memasak beberapa menu khas Aceh.
Pengetahuan baru dari Nenek itu, kemudian memunculkan banyak pertanyaan dalam diri Nindya yang telah mengenyam pendidikan di jurusan Teknik Industri di Technische Universität (TU) Berlin, Jerman. Termasuk kemungkinan membuat produk pembersih berbahan baku Asam Sunti dan bisa dipasarkan secara luas ke seluruh Provinsi Aceh. Terlebih, belimbing wuluh dan asam sunti sangat mudah didapat hampir di semua kabupaten/kota di Aceh.
Akhirnya, pada 2018 Nindya bersama suaminya mulai memproduksi sabun cuci piring tersebut dengan modal Rp 5 juta dari tabungannya sendiri. “Saat itu, saya buat sabun cuci piring tersebut bersama suami. Produknya kami jual masih dalam botol-botol, belum dalam kemasan seperti sekarang,” ungkapnya.
Setelah itu, lanjut Nindya, dirinya mencoba melakukan sejumlah riset. Salah satunya dengan menggandeng laboratorium UPT Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis Universitas Syiah Kuala. Setelah melewati proses yang panjang, akhirnya saya memutuskan untuk membuat cairan pencuci piring dengan merek dagang sendiri. Usaha ini mulai saya geluti sejak tahun 2018 lalu, jelas Nindya.
Hingga akhirnya ia bisa mendapat modal tambahan dari program pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI. Menurut Nindya, modal itu digunakan untuk membeli mesin produksi hingga kemasan. Dengan modal itu, pemasaran hingga produksi pun mulai berkembang.
Baca juga: Dinas Siap Bantu Pemasaran
Setelah mengantongi izin edar dari Dinas Kesehatan, lanjut Nindya, produk ‘Mak Rah Pireng (Mamak Cuci Piring)’ pun mulai diproduksi massal dan diedarkan ke seluruh Aceh. “Sekarang, usaha saya ini sudah berbentuk PT. Nama merek sabun cuci piringnya adaah ‘Mak Rah Pireng,’ sementara nama perusahaannya PT Indoraya Karya Nindya,” timpal Nindya seraya menyatakan produk itu sudah memenuhi standar kesehatan dan mendapat label halal dari Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh.
Saat ini, tambah Nindya, sabun cuci piring orang Aceh ‘Mak Rah Pireng’ sudah tersedia pada beberapa swalayan-swalayan besar di Aceh. “Saya menjual produk ini melalui distributor dan agen di Provinsi Aceh serta mengiklankannya melalui media sosial dan marketplace,” imbuhnya.
Nindya membuka peluang kepada seluruh lapisan masyarakat Aceh untuk menjadi Distributor/Agen/Reseller Mak Rah Pireng (Sabun Cuci Piring Orang Aceh) di seluruh Kota / Kabupaten di Provinsi Aceh. “Selain mendapatkan keuntungan bersih hingga 20 persen, Mak Rah Pireng juga membantu menanggung gaji dan uang transportasi salesman yang diperbantukan di daerah kerja Agen (distributor) sehingga target penjualan Agen dapat banyak terbantu dan tidak mengurangi keuntungan bersih Agen/Distributor” lanjut Nindya. Untuk menjadi Agen / Distributor Mak Rah Pireng di Kota/Kabupaten Anda bisa menghubungi admin Mak Rah Pireng di nomor 081269686636 atau mengunjungi akun Instagram kami @makrahpireng.
Nindya berharap, ke depan ia bisa melebarkan distribusinya ke berbagai provinsi lain di Indonesia. Karena itu, ia berupaya untuk menggaet investor lain agar harapan tersebut bisa terwujud. “Saya berharap, dalam dua atau tiga tahun ke depan, sabun cuci piring ‘Mak Rah Pireng’ sudah bisa terdistribusi ke seluruh Indonesia,” pungkas Nur Anindya. (*)