Berita Lhokseumawe

110 Rohingya yang Terdampar di Muara Batu Dipindahkan ke Kantor Camat

Rabu (16/11/2022) kembali terdampar 117 Rohingya di kawasan Beulukat Teubai, Kecamatan Dewantara Aceh Utara.

Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/SAIFUL BAHRI
Bayi rohingya yang terdampar di Muara Batu Aceh Utara, Selasa (15/11/2022). 

Rabu (16/11/2022) kembali terdampar 117 Rohingya di kawasan Beulukat Teubai, Kecamatan Dewantara Aceh Utara.

Laporan Saiful Bahri I Lhokseumwwe

SERAMBINEWS.COM,LHOKSEUMAWE - Sebanyak 110 orang warga negara asing atau WNA etnis rohingya terdampar di pesisir pantai Desa Meunasah Lhok, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, pada Selasa (15/11/2022) sekira pukul 03.25 WIB.

Sedangkan pada Rabu (16/11/2022) kembali terdampar 117 Rohingya di kawasan Beulukat Teubai, Kecamatan Dewantara Aceh Utara.

Khusus untuk 110 Rohingya yang terdampar di Muara Batu, awalnya sempat ditampung sementara di meunasah (Surau) Desa Meunasah Lhok, Kecamatan Muata Batu, Aceh Utara.

Namun pada Rabu pagi tadi, mereka dipindahkan ke kantor Camat Muara Batu.

Baca juga: Fakta Baru Satu Keluarga Tewas di Kalideres: di TKP Ditemukan Buku Berbagai Agama

"Benar, untuk sementara para Rohingya dipindahkan ke Kantor Camat Maura Batu. Sambil menunggu adanya kepastian lokasi penampungan lanjutan bagi mereka," ujar Kapolres Lhokseumawe AKBP Henki Ismanto, melalui Kapolsek Muara Batu Ipda Herman.

Diberitakan sebelumnya, rincian warga etnis rohingnya yang terdampar kali ini, laki - laki sebanyak 72 orang, perempuan 32 orang, anak-anak berjumlah lima orang serta satu balita.

Sedangkan informasi terdamparnya Rohingya di Aceh Utara awalnya diketahui oleh warga Desa Muenasah Baro dan desa Muensah Lhok. Dimana ada sebuah kapal yang bersandar di tepai lait Desa Meunasqh Baro.

Selanjutnya warga langsung menghubungi aparat desa. Serta tidak lama kemudian, personel Polsek Muara Batu dan Koramil Muara Batu tiba di lokasi.

Setelah itu, semua Rohingya dievakuasi ke Muendah Desa Meunasah Lhok.

Kapolres Lhokseumawe AKBP Henki Ismanto, membenarkan bahwa 110 warga etnis Rohingnya itu telah terdampar di desa tersebut.

"Saya sudah ketemu dengan Pj Bupati Aceh Utara, beliau sedang tanggani itu," jawab AKBP Henki.

Sementara itu pihak UNHCR, Mitra Salima, menyatakan pihaknya sedang berdiskusi secara internal untuk membahas terkait kedatangan 110 warga etnis Rohingnya tersebut," pungkas Mitra.

#Pengakuan Rohingya

Dari seratusan nelayan yang terdampar, saat ini diketahui ada dua pria yang mampu berbicara dengan bahasa Melayu. Salah satunya adalah Syamsul Alam.

Saat diwawancarai Serambinews.com, Syamsul Alam, menyebutkan, kalau mereka awalnya berasal dari camp pengungsi di wilayah Myanmar.

Selanjutnya dengan menggunkan sebuah kapal berlayar mengarungi lautan.

Sudah satu bulan mereka berada di laut. Sehingga pada Selasa dini hari tadi tiba di perairan Aceh Utara.

Menurutnya, selama di laut, kondisi semua Rohingya aman dan sehat.

Tidak pernah mengalami cuaca ekstrem ataupun ada Rohingya yang mengalami sakit parah di tengah laut.

Saat ditanya kenapa sampai mendarat di Perairan Aceh, apakah karena boat rusak, dia mengaku tidak.

Saat ditanya apakah tujuannya memang ke Peraiaran Aceh Utara, dianya mengangguk kepala.

#Swab Antigen

Di lokasi penampungan sementara para Rohingya, juga telah hadir petugas medis dari Puskesmas Muara Batu.

Sehingga satu persatu para Rohingya diperiksa kesehatan.
Selian itu juga dilakukan swab antigen.

Darma, seorang petugas medis di Puskesmas Muara Batu, menyebutkan, untuk hasil pemeriksaan awal, tidak ada Rohingya yang mengalami sakit parah.

Mayoritasnya hanya kelelahan saja.

Lamjut Darma, selain diperiksa kesehatan, para pengungsi Rohingya juga dilakukan swab antigen.

Hasil pemeriksaan, belum ada yang ditemukan suspeck Covid-19.

Sesuai informasi petugas medis lainnya, para Rohingya juga mayoritasbya sudah disuntik vaksin Covid-19

Pantauan Serambinews.com di Meunasah Desa Meunasah Lhok, untuk rohingya pria ditempatkan di bagian kanan. Sedangkan untuk yang wanita ditempatkan di sisi kiri.

Di lokasi tersebut juga sudah ada sejumlah relawan, seperti pihak PMI Aceh Utara, IOM, dan juga sejumlah mahasiswa yang kebetulam sedang melaksanakan KKN di desa tersebut.

Sejumlah aparat kepolisian juga berjaga di sekitar meunasah.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved