Gempa Terkini

Update Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Pangandaran Jabar Tengah Malam, BMKG Jelaskan Penyebabnya

Update gempa magnitudo 5,3 guncang Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat tengah malam tadi, BMKG jelaskan penyebabnya.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
TRIBUN SOLO
Update gempa magnitudo 5,3 guncang Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat tengah malam tadi, BMKG jelaskan penyebabnya. 

SERAMBINEWS.COM - Update gempa magnitudo 5,3 guncang Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat tengah malam tadi, BMKG jelaskan penyebabnya.

Diketahui gempa magnitudo 5,3 guncang Pangandaran pada Minggu, (20/11/2022) pukul 01:28:28 WIB tengah malam.

Dikutip Serambinews.com dari situs BMKG, gempa tersebut terjadi pada titik koordinat 8,11 lintang selatan (LS) dan 107,87 bujur timur (BT).

Pusat gempa berada di 82 kilometer (Km) barat daya Pangandaran, Jabar.

Gempa tersebut pada kedalaman 24 Km.

 

 

Penyebab Gempa Pangandaran

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono memaparkan, gempa terjadi diakibatkan adanya aktivitas patahan dalam lempeng Indo-Australia.

Baca juga: Wilayah Indonesia Sering Gempa, Inilah Bacaan Doa Saat Terjadi Gempa Bumi

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa Pangandaran ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Kendati demikian, Daryono memastikan gempa dini hari tadi tidak berpotensi tsunami.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah," kata Daryono mengutip Kompas.com, Minggu.

Menurut penjelasan BMKG, gempa tersebut dirasakan hingga MMI IV Garut, III Pangandaran, III Tasikmalaya, II Bandung Barat, II Ciamis, II Cilacap, II Kota Bandung hingga MMI II Kabupaten Bandung.

Baca juga: Gempa 6,6 Skala Richter Guncang Nepal, Enam Orang Tewas dan Puluhan Rumah Ambruk

Memahami arti Skala MMI

MMI merupakan singkatan dari Modified Mercalli Intensity.

Dikutip dari laman resmi BMKG, skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.

Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.

Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.

Skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain.

Baca juga: 16 Orang Tewas Akibat Gempa Bumi 7,6 Magnitudo di Papua Nugini, Getarannya Terasa hingga Indonesia

Oleh karena itu, saat ini penggunaan Skala Richter lebih luas digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.

Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan.

Terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.

Berikut arti dari Skala MMI mulai dari MMI I sampai MMI XII:

I MMI

Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.

II MMI

Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Baca juga: Pelatih Persiraja tak Rekomendasikan Pemain Main Tarkam karena Sudah Profesional, Tapi

III MMI

Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

IV MMI

Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.

V MMI

Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

VI MMI

Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.

Baca juga: Tujuh Fakta Unik Pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar Termasuk Larangan Pakaian Seksi dan Alkohol

VII MMI

Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.

VIII MMI

Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.

IX MMI

Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.

X MMI

Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

XI MMI

Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.

XII MMI

Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.

(Serambinews.com/Sara Masroni, Kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh)

Baca juga: PREDIKSI Grup A Piala Dunia 2022 - Timnas Qatar Diragukan, Belanda, Senegal dan Ekuador Dijagokan

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved