Berita Banda Aceh

Mahasiswa Elektro USK Kembangkan Penyiram Cabai Otomatis Berteknologi IoT, Kontrol Pakai Smartphone

Pengembangan penyiram tanaman cabai berteknologi IoT ini di Gampong Cot Beut, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar, Jumat (25/11/2022).

Penulis: Indra Wijaya | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Mahasiswa Teknik Elektro USK melakukan uji coba penyiram cabai otomatis berteknologi IoT (Internet of Things) di Gampong Cot Beut, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar, Jumat (25/11/2022) 

Pengembangan penyiram tanaman cabai berteknologi IoT ini di Gampong Cot Beut, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar, Jumat (25/11/2022).

Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tim mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh diketuai Irfan Wahyuda, berhasil mengembangkan dan menerapkan sistem penyiram tanaman cabai otomatis berteknologi IoT (Internet of Things). 

Pengembangan penyiram tanaman cabai berteknologi IoT ini di Gampong Cot Beut, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar, Jumat (25/11/2022).

Ketua Tim, Irfan Wahyuda, mengatakan di kebun cabai seluas 2.300 m2 tersebut disiram menggunakan metode irigasi tetes yang dapat menghemat air dengan cara membiarkan air menetes ke tanaman. 

Air didistribusikan dengan selang plastik yang telah dilubangi di sekitar cabai. Adapun aliran air yang disalurkan ke kebun dengan bantuan pompa listrik dari tandon air ukuran 1.500 liter itu diletakkan di pinggir kebun. 

"Yang menarik dari sistem penyiram tanaman otomatis ini adalah katup/keran pada pipa dapat dibuka atau tutup dengan menekan tombol pada aplikasi yang terpasang pada smartphone," kata Irfan.

Baca juga: Selama Ini Dibuang, Ternyata Air Cucian Daging Bagus untuk Tanaman Cabai, Hasilnya Menakjubkan

Hal itu dikarenakan kata Irfan, katup tersebut telah terhubung dengan internet, sehingga dapat dipantau dan dikendalikan dari mana saja. Kemudian pada tanaman cabai juga telah terpasang sensor kelembaban tanah. 

"Jika kondisi tanah kering, maka katup dapat terbuka secara otomatis, meskipun pengelola lupa mengaktifkan tombol buka katup pada hp-nya," ungkapnya.

Sementara itu, Pengelola kebun cabai di Gampong Cot Beut, Saiful mengatakan dirinya sangat senang dan terbantu dengan alat yang dikembangkan ini. Selama ini, dirinya harus menyiram kebun cabai dua kali sehari pada pagi dan sore hari.

“Sekali siram habis juga waktu dua jam. Air juga habis banyak. Kalau pakai alat ini hemat kali air, karena air langsung kena tanaman," kata Saiful.
 
Menurutnya, dengan teknologi yang dikembangkan mahasiswa (USK) ini, ia dapat memanfaatkan waktunya dengan kegiatan produktifitas lain seperti merawat bibit. 

Baca juga: Warga Aceh Singkil Diminta Manfaatkan Lahan Pekarangan untuk Tanaman Cabai, Dinas Bantu Bibit

"Saya berencana untuk memanfaatkan waktu luangnya dengan beternak sapi atau kambing," imbuhnya.

Dosen Pembimbing tim tersebut, Aulia Rahman MSc, mengatakan projek ini merupakan bagian dari kegiatan kompetisi nasional PLN Innovation & Competition in Electricity (ICE) kategori Electrifying Agriculture. 

Dalam kompetisi itu, mahasiswa teknik elektro USK bersaing dengan universitas-universitas dari seluruh Indonesia. 

“Alhamdulillah, tim mahasiswa kita masuk lima besar tim yang didanai PLN,”ujarnya.

Ia mengatakan, kegiatan itu sendiri sudah berjalan selama dua bulan dan sudah diujicoba langsung di kebun cabai.

 “Ke depan teknologi seperti ini bisa kita terapkan di kebun lainnya, karena beberapa petani di sekitar kebun Saiful terlihat antusias ketika mengetahui dan melihat kebun cabai Saiful berhasil menggunakan teknologi IoT ini,” pungkas Aulia. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved