PORA Pidie

PBFI Kritik Putusan Dewan Juri PORA

Kekecewaan dirasakan oleh Cabo Persatuan Binaraga Fitness Indonesia (PBFI) Aceh Barat atas keputusan dewan juri pada ajang PORA XIV Pidie

Editor: bakri
FOR SERAMBINEWS.COM
DESRA ERWIN AIYUZI, Ketua PBFI Aceh Barat 

MEULABOH - Kekecewaan dirasakan oleh Cabang Olahraga (Cabo) Persatuan Binaraga Fitness Indonesia (PBFI) Aceh Barat atas keputusan dewan juri pada ajang PORA XIV Pidie pada 12 Desember 2022 kemarin.

Pasalnya, keputusan dewan juri dinilai telah merugikan Aceh Barat yang menargetkan emas di kelas Men Atletik.

“Kita tidak bisa menerima hasil keputusan dewan juri yang nyata-nyata menguntungkan pihak tertentu,” ungkap pelatih sekaligus Ketua PBFI Aceh Barat, Desra Erwin Aiyuzi kepada Serambi, Jumat (16/12/2022).

Dikatakan, ada beberapa hal yang dianggap tidak masuk akal dalam pertandingan tersebut.

Pertama, keputusan dewan juri yang memilih juara pada pertandingan kelas men atletik kemarin sangat subjektif dan terkesan mengada-ngada.

“Semua penonton bisa melihat atlet mana yang paling memenuhi kriteria untuk mendapatkan juara.

Dari semua aspek penilaian, atlet kami yang paling pantas menyandang gelar juara, namun juri malah memilih atlet lain yang terang-terangan jauh di bawah kualitas atlet kami,” sebut Desra Erwin Aiyuzi.

Pihak tuan rumah dinilai ingin menargetkan medali di setiap kelas, mulai dari men sport, men atletik, hingga kelas binaraga.

Namun, kata Desra, cara yang mereka tempuh tidak etis, dengan membuat aturan sendiri, bahwa atlet mereka bebas berubah kelas.

Pada awalnya di kelas 65 kg, turun ke kelas men atletik dengan alasan berat badan atlet di atas 65 kg.

Baca juga: Rapat Perdana Pengprov PBFI, Binaraga Aceh Fokus PON Papua, Rakerprov dan Pra PORA

Baca juga: Ketua Komisi III DPRA, Khairil Syahrial Terpilih Sebagai Ketua Pengprov PBFI Aceh

Seperti yang diketahui, kata Desra, aturan dari panitia apabila ada atlet pada kualifikasi PRA PORA bermain di kelas 65 kg, namun apabila pada fase timbang berat badan di PORA Pidie ini berat badannya melebihi 65 kg, maka atlet tersebut harus naik ke kelas 70 kg.

Semua daerah lain harus mengikuti aturan tersebut.

Ada atlet yang berat badannya 72 kg, seharusnya main di kelas 70 kg.

Namun karena berat badan pada saat timbang lebih 2 kg, maka dia harus naik ke kelas binaraga 75 kg.

Akan tetapi, kata dia, berbeda dengan atlet tuan rumah, bukannya naik ke kelas 70 kg, namun turun ke kelas men atletik.

Terkait hal tersebut pihak PBFI Aceh Barat telah melayangkan protes atas hasil tersebut kepada Ketua PBFI Provinsi Aceh.

“Kami hanya dipertemukan dengan Sekum PBFI Aceh, namun tidak ada solusi, malah kami dipertemukan dengan juri dengan cara yang tidak layak.

Kami didudukkan dengan dewan juri seperti anak murid yang protes nilai ujiannya kepada guru.

Bukan melalui mediasi yang lebih layak,” ujarnya.

Baca juga: Balap Sepeda Tuan Rumah Pidie Sumbang 3 Emas di PORA Pidie

Terkait keluhan Ketua PBFI Aceh Barat, hingga berita ini diturunkan Serambi belum berhasil menghubungi pihak-pihak terkait.

Mundur

Dengan hasil pertandingan kelas men atletik di PORA XIV di Pidie tersebut, Desra Erwin Aiyuzi mengaku mengundurkan diri dari PBFI Aceh.

“Saya pastikan melalui Ketua KONI Aceh Barat bahwa keberadaan PBFI di Aceh Barat haram hukumnya,” tegasnya.

Jika tidak ada itikad baik panitia, pihaknya minta seluruh medali di kelas men atletik dicabut dan dikembalikan kepada panitia.

“Kami juga meminta agar lisensi juri nasional yang memberikan hasil di pertandingan kemarin dievaluasi kembali, dan kalau memang terindikasi hasil keputusan dewan juri kemarin menguntungkan pihak tertentu, agar lisensi tersebut dicabut,” harapnya. (sb)

Baca juga: Banda Aceh Borong Medali Catur Klasik PORA XIV Pidie

Baca juga: Kalahkan Lhokseumawe, Bireuen Raih Emas di Cabor Voli PORA Pidie

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved