Internasional

Selebriti dan Kelompok HAM Desak Iran Bebaskan Aktris Pemenang Oscar Taraneh Alidoosti

Selebriti dan kelompok hak asasi manusia (HAM) meminta rezim Iran membebaskan aktris pemenang Piala Oscar, Taraneh Alidoosti.

Editor: M Nur Pakar
AP/File
Aktris Iran, Taraneh Alidoosti berpose untuk fotografer setibanya di pemutaran perdana film 'Leila's Brothers' di festival film internasional ke-75, Cannes, Prancis pada 25 Mei 2022. 

SERAMBINEWS.COM, JEDDAH - Selebriti dan kelompok hak asasi manusia (HAM) meminta rezim Iran membebaskan aktris pemenang Piala Oscar, Taraneh Alidoosti.

Dia menjadi salah satu tokoh paling menonjol yang ditangkap dalam tiga bulan penumpasan demonstrasi nasional anti-pemerintah.

Alidoosti (38,) ditangkap pada Sabtu (17/12/2022) setelah mengeluarkan serangkaian postingan media sosial yang mendukung gerakan demonstrasi dan mengutuk eksekusi pengunjuk rasa serta melepas jilbabnya.

Akun Instagram yang memiliki lebih dari 8 juta pengikut, tidak lagi dapat diakses pada Minggu (18/12/2022).

Penangkapannya juga menimbulkan kemarahan di media sosial.

Aktor Golshifteh Farahani yang diasingkan menyebut Alidoosti aktris pemberani Iran dan menuntut pembebasannya.

Baca juga: Iran Tangkap Aktris Pemenang Piala Oscar, Posting Foto Bersama Demonstran Dihukum Mati

Alidoosti memiliki reputasi internasional yang cukup tinggi, tampil dalam film-film pemenang penghargaan karya sutradara Asghar Farhadi, termasuk film 2016 “The Salesman.”

Somayeh Mirshamsi, asisten direktur "The Salesman," mengatakan Alidoosti telah menelepon ayahnya untuk mengatakan dia ditahan di Penjara Evin yang terkenal di Teheran, yang dijalankan oleh Kementerian Intelijen.

Tokoh terkemuka dari bioskop negara itu berkumpul di luar Penjara Evin, harian Iran Shargh melaporkan.

Termasuk lawan main dari "Leila's Brothers," sebuah film yang Alidoosti pergi ke Festival Film Cannes awal tahun ini untuk mempromosikannya.

Kelompok itu termasuk aktor Payman Maadi dan sutradara Saeed Roustayi, serta ayah Alidoosti, Hamid, yang bermain sepak bola untuk Iran pada 1970-an.

Kelompk Hak Asasi Manusia di Iran yang berbasis di New York mengatakan wanita termasuk Alidoosti ditangkap dan dipenjara di Iran karena menolak mengenakan jilbab paksa.

Baca juga: Persatuan Sepakbola Profesional Dunia Serukan Iran Cabut Hukuman Mati ke Pemain Sepakbola Amir Nasr

Sebuah kelompok HAM lainnya mengatakan seorang narapidana telah ditembak mati.

Bahkan, lebih dari selusin terluka dalam kerusuhan yang meletus ketika para tahanan memprotes eksekusi yang akan segera dilakukan.

Kerusuhan, yang terjadi di penjara utara kota Karaj, dimulai pada Sabtu (17/12/2022).

Para tahanan menentang pemindahan seorang narapidana ke sel isolasi menjelang eksekusi, kata kelompok Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Norwegia.

Secara terpisah, Gubernur Bank Sentral Ali Salehabadi mengakui peristiwa dalam dua bulan terakhir ini telah berkontribusi, bersama dengan sanksi AS, terhadap rekor jatuhnya mata uang Iran.

Mata uang bermasalah Iran jatuh ke level terendah terhadap dolar AS karena warga Iran yang putus asa mencari tempat berlindung yang aman untuk tabungan dan mencoba membeli dolar, mata uang keras lainnya atau emas.(*)

Baca juga: Pengadilan Iran Vonis Massal 400 Demonstran, Dijatuhi Hukuman 2 Sampai 10 Tahun Penjara

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved