Internasional

Taliban Pukul dan Cambuk Demonstran Wanita, Tolak Larangan Perempuan Sekolah dan Masuk Universitas

Taliban memukul dan mencabut sejumlah wanita yang menolak larangan perempuan sekolah dan masuk perguruan tinggi atau universitas.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Ahmad SAHEL ARMAN
Para gadis muda sekolah menengah saat diizinkan belajar di ruang kelas pada hari pertama pada 23 Maret 2022, seusai Taliban berkuasa 15 Agustus 2021. 

SERAMBINEWS.COM, KABUL - Taliban memukul dan mencabut sejumlah wanita yang menolak larangan perempuan sekolah dan masuk perguruan tinggi atau universitas.

Seperti dalam video yang diperoleh The Associated Press (AP) pada Kamis (22/12/2022), seorang wanita mengatakan pasukan keamanan Taliban menggunakan kekerasan untuk membubarkan kelompok tersebut.

“Gadis-gadis itu dipukuli dan dicambuk,” katanya.

“Mereka juga membawa wanita militer, mencambuk gadis-gadis itu," tambahnya.

"Kami melarikan diri, beberapa gadis ditangkap," ujarnya.

"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi para mereka,” jelasnya.

Baca juga: Sekjen PBB Kecam Taliban, Melarang Anak Perempuan Sekolah, Akan Memperburuk Masa Depan Negara

Beberapa pemain kriket Afghanistan menyerukan agar larangan itu dicabut.

Pemain kriket Rahmanullah Garbaz mengatakan dalam sebuah tweet, setiap hari pendidikan yang terbuang menjadi satu hari yang terbuang di masa depan negara.

Pemain kriket lainnya, Rashid Khan, men-tweet, wanita sudah menjadi fondasi masyarakat.

“Masyarakat yang meninggalkan anak-anaknya di tangan perempuan yang bodoh dan buta huruf tidak dapat mengharapkan anggotanya untuk mengabdi dan bekerja keras,” tulisnya.

Pertunjukan dukungan lain untuk mahasiswi datang di Universitas Kedokteran Nangarhar.

Media lokal melaporkan mahasiswa laki-laki keluar dalam solidaritas dan menolak mengikuti ujian sampai akses perempuan masuk universitas dipulihkan.

Baca juga: Taliban Larang Anak Gadis Sekolah, Lebih Baik Dinikahkan Daripada Menganggur di Rumah

Anak perempuan telah dilarang sekolah setelah kelas enam sejak kembalinya Taliban.

Di provinsi timur laut Takhar, gadis-gadis remaja mengatakan Taliban memaksa mereka keluar dari pusat pelatihan pendidikan swasta.

Taliban memberi tahu, mereka tidak lagi memiliki hak untuk belajar.

Seorang siswa, Zuhal (15) mengatakan gadis-gadis itu dipukuli.

Maryam lainnya, 19 tahun, berkata sambil menangis:

“Pusat pelatihan ini adalah harapan kami."

"Apa yang bisa dilakukan gadis-gadis ini?"

"Mereka penuh harapan dan datang ke sini untuk belajar."

Baca juga: Taliban Larang Perempuan Afghanistan Masuk Universitas, Gerbang Kampus Dijaga Pria Bersenjata

"Sayang sekali. Taliban telah mengambil semua harapan kami."

"Mereka menutup sekolah, universitas, dan pusat pelatihan perempuan."

Gadis itu berhadap Taliban membatalkan kembali larangan pendidikan untuk anak perempuan.

Sehingga, perempuan Afghanistan memiliki masa depan yang cerah, seperti di negara-negara lain.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved