Kilas Balik Tsunami Aceh 2004

Gambaran Pilu Lebaran di Aceh Pasca Gempa dan Tsunami 2004, Diselimuti Trauma dan Diimpit Ekonomi

Dokumen Harian Serambi Indonesia di berbagai edisi pada bulan Januari 2005 telah menyimpan beberapa catatan bagaimana suasana lebaran yang berlangsung

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Ansari Hasyim
(KOLASE SERAMBINEWS.COM/BEDU SAINI)
Seorang pria (kiri) khusyuk berdoa untuk puluhan ribu warga Nanggroe Aceh Darussalam yang meninggal akibat diterjang gelombang tsunami dalam arsip Berita harian Serambi Indonesia edisi Selasa 3 Januari 2005 dan Suasana Simpang Lima Banda Aceh saat diterjang tsunami pada Minggu 26 Desember 2004.(KOLASE SERAMBINEWS.COM/BEDU SAINI) 

Hingga menjelang lebaran Idul Adha 1425 H, harga kebutuhan sehari-hari seperti beras, gula pasir, minyak goreng, dan berbagai jenis barang primer lainnya di laporkan masih saja tinggi.

Padahal, beberapa minggu pasca tsunami, arus distribusi atau pasokan dan stok barang di tangan para pedagang grosir dan eceran sudah relatif banyak.

Kususnya gula pasir, yang awalnya sempat turun harga jual, tetapi menjelang Lebaran Idul Adha 1425 Hijriah, kembali naik.

Memang, kebutuhan primer ini menjadi barang langka di Aceh setelah terjadinya peristiwa tsunami.

Jika ada, harganya pun terus melambung hingga membuat beberapa pelaku usaha warung kopi terpaksa tutup.

Takbir keliling tetap ada di beberapa wilayah Aceh

Meskipun pelaksanaan Lebaran Idul Adha 1425 H dirundung duka setelah bencana tsunami yang memporak-porandakan Aceh, tapi tak membuat semarak peringatan besar umat Islam ini sepenuhnya menjadi lesu.

Takbir keliling tetap digelar di beberapa wilayah Aceh.

Salah satunya di Kota Lhokseumawe yang dikoordinir oleh Kantor Dinas Syariat Islam Kota Lhokseumawe.

Warga dari beberapa desa berkumpul di titik lokasi seputaran kota ba'da Shalat Isya, lalu memutar jalan untuk bertakbir keliling.

Setiap mobil truk atau Pick-Up, dilengkapi microphone terlihat menyusuri jalan kota, membawa warga untuk mengumandangkan takbir.

Jalan seputar kota macet sehingga sangat susah untuk dilalui.

Malam itu asma Allah SWT tetap menggema seantero kota Lhokseumawe, meski suasana hati masih berduka.

Baca juga: Tangis Haru Peringatan 18 Tahun Tsunami Aceh, Kisah Nasehat Pria Tua Berjubah Putih Sebelum Bencana

Presiden Shalat Id di Banda Aceh

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang saat itu baru saja menjabat sebagai presiden RI ikut merayakan Hari Idul Adha, yang berlangsung pada hari Jumat, 21 Januari 2005 di Banda Aceh.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved