Berita Subulussalam

Harapan Baru di Awal Tahun 2023, Harga TBS Sawit di Subulussalam Merangkak Naik, Ini Besarannya

Menurut Netap, saat ini, harga yang berlaku di kalangan para petani sawit sudah berkisar Rp 1.800 hingga Rp 2.000 per kilogram.

Penulis: Khalidin | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
Salah satu truk sedang mengangkut TBS kelapa sawit di kawasan Hak Guna Usaha (HGU) PT LB Kota Subulussalam, untuk dibawa ke Pabrik Pengolahan Minyak Kelapa Sawit yang ada di Kota Subulussalam. 

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWA.COM, SUBULUSSALAM - Para petani sawit di Kota Subulussalam kembali merasa lega di awal Tahun 2023.

Pasalnya, setelah sempat anjlok dua pekan lalu, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kota Sada Kata itu, kini kembali merangkak naik.

Petani kelapa sawit di Kota Subulussalam pun mulai lega setelah adanya kenaikan harga TBS di pekan pertama awal tahun 2023 ini meski melambat.

Informasi yang dihimpun Serambinews.com, Sabtu (7/1/2023), menyebutikan, di sejumlah Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) di subulussalam, rata-rata kenaikan sebesar Rp 50 per kilogram.

”Alhamdulillah, harga TBS terus mengalami kenaikan. Kenaikan ini tentunya sangat disambut gembira oleh para petani sawit,” kata Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kota Subulussalam, Netap Ginting kepada Serambinews.com

Menurut Netap, saat ini, harga yang berlaku di kalangan para petani sawit sudah berkisar Rp 1.800 hingga Rp 2.000 per kilogram.

Baca juga: Harga TBS Kelapa Sawit di Abdya Turun jadi Rp 2.140 per Kg

Netap pun merilis harga TBS kelapa sawit di sejumlah PMKS yang ada di Kota Subulussalam.

Di level pabrik, harga tandan buah segar kelapa sawit sudah mencapai Rp 2.260 per kilogram.

Petani berharap agar harga TBS kelapa sawit ini kembali naik dan bertengger paling tidak di level Rp 3.500 per kilogram.

Hal ini mengingat melonjaknya harga sejumlah barang dan pupuk yang sangat dibutuhkan dalam perawaran kebun kelapa sawit.

Pemerintah diharapkan mengawal penetapan harga TBS kelapa sawit agar tidak membuat petani menderita.

Sebab, selama ini penurunan harga TBS selalu sangat drastis dan cepat, namun giliran kenaikan biasanya melambat.

Baca juga: Jelang Tahun 2023, Harga TBS Kelapa Sawit di Subulussalam Merosot

“Kami harap agar benar-benar aturan larangan ekspor CPO dilaksanakan pemerintah pekan depan,” pintanya.

“Jangan hanya janji tapi tahunya berubah lagi. Karena akibat aturan ini, dampaknya sangat besar dan luas terhadap petani dan masyarakat,” ungkap Umar, salah seorang petani kelapa sawit di Subulusalam.

Berdasarkan catatan Serambinews.com, sekitar 75 persen masyarakat Kota Subulussalam menggeluti usaha perkebunan kelapa sawit dengan berbagai bidang, mulai petani, pedagang, pekerja, agen, pemodal, dan lainnya.(*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved