Luar Negeri

Kisah Wanita 27 Tahun Idap Penyakit Langka, Payudaranya Tak Berhenti Tumbuh dan Terus Membesar

ia mencatat, ukuran bra yang ia kenakan naik drastis, dari semula cup J menjadi cup M dalam waktu delapan bulan.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
FREEPIK.COM
Ilustrasi 

SERAMBINEWS.COM - Seorang wanita berusia 27 tahun memiliki penyakit yang tak biasa.

Penyakit langka tersebut menyerang bagian payudaranya.

Akibat dari penyakit tersebut, membuat ukuran payudaranya tidak berhenti tumbuh dan terus membesar.

Wanita yang memiliki penyakit langka tersebut diketahui bernama Pamelia J (27).

Dilansir dari News York Post, Pamelia baru menyadari kondisi kelainannya itu sekitar 2021.

Saat itu, ibu satu anak ini merasakan bahwa payudaranya terus tumbuh.

Bra yang nyaman saat ia gunakan sehari-hari, seiring waktu terus terasa semakin sesak.

Bahkan, ia mencatat, ukuran bra yang ia kenakan naik drastis, dari semula cup J menjadi cup M dalam waktu delapan bulan.

Baca juga: Penyebab & Cara Atasi Puting Payudara Tidak Timbul, Apakah Pengaruh saat Menyusui? Ini Kata dr Boyke

"Awalnya menyenangkan dan menarik untuk melihat seberapa banyak payudaraku tumbuh, tetapi baru-baru ini saya menjadi tidak nyaman, dan saya berharap memiliki payudara berukuran normal," ujar perempuan asal Australia ini kepada SWNS.

Tak hanya itu, akibat ukuran payudaranya yang terus membesar, Pamelia juga mulai menderita sakit punggung parah.

Didiagnosis penyakit langka gigantomastia

Karena kondisinya itu, pada Maret 2022 Pamelia pun dirujuk ke ahli bedah.

Saat itulah, ia didiagnosis mengidap penyakit langka bernama gigantomastia.

Gigantomastia adalah kondisi yang sangat langka dan tidak dipahami dengan baik yang menyebabkan pertumbuhan jaringan payudara yang cepat dan berlebihan.

Menurut National Center for Advancing Translational Sciences, penyakit ini dapat menyebabkan mastalgia (nyeri payudara), ulserasi atau infeksi, masalah postur, nyeri punggung dan cedera traksi kronis pada saraf interkostal yang mengakibatkan hilangnya sensasi puting susu.

Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan hormonal, obat-obatan dan penyakit autoimun.

Namun, penyebab penderitaan Pamelia saat ini tidak diketahui.

Baca juga: Duel Maut Gegara Cupang di Payudara, Hubungan Gelap Satpam Proyek dan Pemandu Lagu Tewaskan Rizal

Dari pemeriksaan medis, Pamelia juga menderita sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Ia menjalani tes untuk melihat apakah kedua kondisi tersebut berhubungan, tetapi belum diberikan penjelasan untuk kondisinya.

“Sangat tidak nyaman, payudara itu sangat berat, dan saya bisa sangat kesakitan,” katanya.

Perjuangan Pamelia

Selain rasa sakit fisik, payudara besar Pamelia juga menyebabkan masalah kesehatan mental karena dia kesulitan menemukan pakaian yang membuatnya merasa nyaman dengan dirinya sendiri.

“Saya kesulitan menemukan pakaian yang sesuai dengan payudara saya, dan akhirnya saya hanya mengenakan kaus kebesaran," ujar Pamelia.

"Pakaian yang nyaman untuk wanita berpayudara besar itu stoknya sangat terbatas, terutama jika Anda tidak ingin belahan dada Anda terlihat,” lanjut dia.

Perasaan tidak nyaman muncul ketika Pamelia pergi ke luar rumah.

Pemlia juga harus menghadapi tatapan dan penilaian dari orang asing.

Ia merasa orang-orang menatapnya dengan tatapan aneh karena memiliki payudara sebesar itu.

Baca juga: Wanita Tertua di Dunia, Biarawati Prancis Lucile Randon Meninggal Dalam Usia 118 Tahun

“Saya sangat sadar saat keluar di depan umum. Jika saya memakai sesuatu yang ketat, saya melihat wanita memperhatikan saya. Saya merasa terlihat kotor karena memiliki payudara sebesar itu, jadi saya cenderung tinggal di rumah, kesehatan mental saya terganggu karenanya.”

Usahanya untuk mengembalikan ukuran payudaranya seperti semula telah ia lakukan.

Satu diantaranya seperti menurunkan berat badannya.

Namun, ukuran payudaranya masih terus membesar, padahal berat badannya sudah turun beberapa kilogram.

Wanita ini pun berpikir untuk menjalani operasi pengecilan payudara.

Pamelia bermimpi untuk memiliki bayi lagi, tetapi dokter menyarankannya untuk menunggu sampai ia selesai menjalani prosedur pengecilan payudara.

Ada kemungkinan payudaranya bisa tumbuh kembali ke ukurannya saat ini setelah pengecilan, tetapi Pamelia tetap ingin melepas rasa sakit dari punggungnya.

Mendapat dukungan positif warganet

Kiondisi Pamelia yang mengidap gigantisme juga dia ceritakan ke media sosial pada Januari 2023.

Masih dilansir dari sumber yang sama, New York Post, Pamelia telah mengumpulkan banyak pengikut di media sosial.

Ia menggunakan platformnya untuk menyebarkan kesadaran akan kondisinya yang langka dan disalahpahami.

Tagar #gigantomastia telah tercatat sebanyak 21,5 juta di TikTok.

Sebagian berkat video Pamelia yang viral.

Dia mengatakan bahwa reaksi online secara keseluruhan sangat positif dan banyak wanita berbagi pengalaman mereka telah menjalani operasi pengurangan payudara.

Baca juga: Remas Organ Intim Perawat Wanita, Perawat Pria di RS Bina Kasih Medan Jadi Tersangka

“Tentu saja, Anda mendapatkan komentar kasar yang aneh, tetapi sebagian besar, saya merasa itu membuka mata orang-orang tentang apa itu gigantomastia,” katanya.

“Saya ingin orang-orang melakukan penelitian sebelum memberikan pendapat tentang penampilan saya. Tidak nyaman dan Tidak mudah untuk memiliki gigantomastia,” sambung dia.

(Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved