Geng Remaja Bercelurit Hebohkan Lhokseumawe, Berusia 14-17 Tahun
Penangkapan itu sendiri bermula dari insiden pengeroyokan yang dilakukan geng remaja tersebut kepada RR (14), remaja lainnya asal Banda Sakti.
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Geng remaja bersenjata tajam hebohkah warga Lhokseumawe. Hal ini menyusul penangkapan yang dilakukan polisi terhadap belasan remaja di kawasan Lancang Garam, Kecamatan Banda Sakti, pada Minggu (29/1/2023) dini hari.
Keseluruhan ada 13 remaja yang ditangkap dengan rentang usia 14 tahun hingga 17 tahun.
Dari para remaja tersebut, polisi mengamankan sejumlah senjata tajam seperti pisau, pedang, parang, dan celurit.
Penangkapan itu sendiri bermula dari insiden pengeroyokan yang dilakukan geng remaja tersebut kepada RR (14), remaja lainnya asal Banda Sakti.
Berdasarkan keterangan polisi, RR pada Minggu dini hari, sekitar pukul 01.30 WIB, sedang mengendarai becak, melintas di depan Kantor Imigrasi Lhokseumawe.
“Tiba-tiba datang sekelompok remaja menghentikannya. Namun korban langsung melarikan diri. Tapi baru melarikan diri sekitar tiga kilometer, korban diadang kelompok remaja yang terus mengejarnya,” kata Kapolres Lhokseumawe, AKBP Henki Ismanto, melalui Kapolsek Banda Sakti, Iptu Faisal alias Abu Bangka, kepada Serambi.
Saat itulah dia sebutkan terjadi insiden kekerasan. RR mengalami luka di telapak kaki yang diduga akibat terkena senjata tajam dan memar di bagian pinggang.
Warga yang melihat insiden tersebut langsung berdatangan ke lokasi sehingga membuat para remaja pelaku kekerasan melarikan diri.
Oleh warga, korban dievakuasi ke Rumah Sakit Sakinah dan kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Kesrem Lhokseumawe.
"Tidak lama setelah kejadian, orang tua korban membuat laporan polisi sehingga kita langsung bertindak, dan tidak lama kemudian berhasil menangkap sekelompok remaja yang diduga sebagai tersangka," ujar Iptu Faisal.
Proses penangkapan hanya berselang dua jam sejak insiden pengeroyokan terjadi, atau tepatnya sekitar pukul 03.30 WIB. Ada 13 remaja yang diamankan dengan rentang usia 14-17 tahun. Masing-masing: MI (15), MU (14), TR (15), MN (17), NF (15), MH (14), MR (14), TH (15), FR (15), MF (14), ME (14), NB (16), dan TH (16).
Bersama para remaja tersebut, polisi juga berhasil mengamankan sejumlah senjata tajam (sajam).
"Bersama mereka kita juga menyita enam senjata tajam, seperti celurit, pisau, dan lainnya," sebut Iptu Faisal.
Ke-13 remaja yang semuanya warga Kota Lhokseumawe itu selanjutnya dibawa ke Mapolsek Banda Sakti.
Tidak lama kemudian, mereka dibawa ke Mapolres Lhokseumawe untuk proses hukum lanjutan.
Kapolres Lhokseumawe, AKBP Henki Ismanto melalui Kasat Reskrim AKP Zeska Julian Taruna Wijaya, menjelaskan, dari hasil penyelidikan awal, kasus pengeroyokan itu berawal dari saling ejek antara dua geng remaja.
"Dua kelompok remaja berpapasan dan terjadi saling mengejek yang membuat kelompok (remaja yang diamankan) emosi dan melakukan pencarian terhadap kelompok remaja lainnya," jelasnya.
Saat pencarian tersebut, setelah sekian lama, tiba-tiba muncul korban RR sedang mengendarai becak seorang diri. Karena diduga merupakan kelompok geng remaja yang mereka cari, pengejaran dilakukan oleh 8 remaja dengan menggunakan tiga sepeda motor, dan berakhir dengan insiden kekerasan.
"Namun hasil pemeriksaan awal, korban RR tidak terlibat dalam kelompok yang dicari oleh mereka. Jadi kesimpulam awal, mereka salah sasaran," ungkap Kasat Reskrim didampingi Kanit Pidum Ipda Bagus Erdyanthoro STrK.
Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan awal, dari delapan remaja yang ikut mengadang, yang diduga langsung melakukam kekerasan berjumlah tiga orang.
Namun begitu pihaknya masih akan terus mendalami kasus ini. Hingga Minggu sore kemarin, ke-13 remaja itu masih diamankan di Mapolres Lhokseumawe untuk proses pemeriksaan lanjutan.
Psikolog: Ini Hal Baru di Aceh
Direktur Konsultan Psikologi & Training Tandaseru Indonesia, Lailan Fajri Saidina menilai peristiwa kekerasan remaja dengan senjata tajam termasuk hal baru di Aceh. Menurutnya, hal ini bisa jadi terjadi karena pengaruh media sosial dan video game.
“Jika kita flashback, peristiwa kekerasan remaja dengan senjata tajam ini termasuk hal baru di Aceh khususnya Lhokseumawe,” katanya kepada Serambi, Minggu (29/1/2023).
“Dan bisa jadi merupakan akumulasi perilaku dari apa yang berulang-ulang dilihat dari sosial media, atau yang berulang-ulang dimainkan melalui game, sehingga muncul dorongan untuk mendapatkan sensasi nyata," tambah Lailan.
Dia menjelaskan, bermain game atau menonton tontonan bernuansa kekerasan secara berulang-ulang akan memunculkan konformitas (perilaku ikut-ikutan), dimana seseorang mengubah perilaku individunya menjadi perilaku yang diterima kelompoknya.
Dalam banyak kasus perkelahian antarkelompok remaja di luar Aceh, Lailan menyebutkan, ditemukan beberapa faktor penyebab perilaku konformitas.
Misalnya, pertama, ingin menghilangkan beban pelajaran atau melampiaskan kekesalan. Kedua, karena kesenangan, dimana perkelahian dirasakan sebagai hal yang asyik dan seru, meskipun terluka.
Ketiga, karena kesetiakawanan dalam satu kelompok, agar kehadirannya di kelompok tertentu diterima dan dihargai. “Artinya, pengaruh kelompok terhadap perilaku seseorang itu sangat kuat.
Bahkan seseorang akan meninggalkan norma individu meskipun baik, ketika dia menjadi bagian dari kelompok dengan norma buruk sebagai identitas sosial,” papar Lailan.
Karena itu Lailan mengimbau agar orang tua, lingkungan pendidikan, maupun masyarakat umum memahami gejala perubahan perilaku yang terjadi, terutama pada anaknya masing-masing, sekaligus meningkatkan rasa tanggungjawab sosial.
Menurut Lailan Fajri Saidina, agar perilaku semacam ini tidak menular lebih luas, maka penting agar semua pihak mengantisipasi agar perubahan kecil perilaku remaja secara individu tidak berubah menjadi perilaku kelompok atau sosial.
“Peristiwa ini juga harus lebih memicu perhatian pemerintah daerah untuk menyediakan ruang ruang publik sebagai sarana saluran kreativitas remaja,” timpalnya.(bah)
Remaja Bercelurit
Geng Remaja Bercelurit
Lhokseumawe
Aceh
berita aceh terkini
berita hari ini
Serambinews
Penumpang Lompat dari KMP Aceh Hebat 2 Sudah Dipulangkan |
![]() |
---|
Harga Emas Per Mayam Hari Ini di Banda Aceh Kembali Membara, 28 Agustus 2025 Dijual Segini |
![]() |
---|
Naik Tipis, Segini Harga Sawit Per Kilogram di Tingkat Petani Aceh Singkil |
![]() |
---|
Helikopter Water Bombing Mulai Beroperasi Padamkan Karhutla di Bakongan Aceh Selatan |
![]() |
---|
Duta Besar Belanda dan Konjen Jepang Kagumi Museum Tsunami Aceh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.