Berita Bireuen

Mendesak Normalisasi Kuala Lhok Bui Simpang Mamplam Bireuen, untuk Cegah Banjir Luapan

Setelah pengerukan mulut kuala rampung, pemerintah diharapkan melakukan normalisasi Kuala Lhok Bui.

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
Mulut kuala Lhok Bui di kawasan Desa Rheum Baroh, Simpang Mamplam, Bireuen yang sedang dibuka dengan swadaya masyarakat butuh normalisasi untuk mencegah banjir. 

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Mulut Kuala Lhok Bui di kawasan Desa Rheum Baroh, Simpang Mamplam, Bireuen yang sejak beberapa hari lalu dilakukan pengerukan untuk mencegah banjir, kini perlu dinormalisasi.

Hal tersebut disampaikan Rusydi selaku Ketua Apdesi Simpang Mamplam yang didampingi Keuchik Rheum Baroh, Suwardi kepada Serambinews.com, Rabu (22/2/2023), di Kantor Camat Simpang Mamplam.

Disebutkan Rusydi, pekerjaan pengerukan mulut Kuala Lhok Bui sedang dilakukan dan butuh anggaran besar.

Saat ini, para pekerja sedang mencari batang pohon kelapa untuk dijadikan jembatan membuka mulut kuala.

Diperkirakan, pekerjaan pengerukan itu akan selesai dalam satu minggu ke depan.

Setelah pengerukan mulut kuala rampung, pemerintah diharapkan melakukan normalisasi Kuala Lhok Bui.

Sehingga posisi mulut kuala dan alurnya berada pada posisi empat tahun lalu dan saat hujan deras luapan banjir akan meluncur deras ke mulut kuala dan rumah warga tidak tergenang.

Normalisasi yang diperlukan mendekati 1 kilometer (Km), mulai dari bibir pantai sampai ke Desa Rheum Barat dan beberapa desa lainnya.

Disebutkan, kondisi mulut kuala sejak dua tahun terakhir terjadi abrasi meluas dan menyebabkan seratusan hektare tambak dan kebun warga amblas.

Langkah diperlukan, beber Suwardi, adalah pemasangan batu pemecah ombak di sepanjang bibir pantai kawasan Rheum Baroh tembus ke perbatasan dengan wilayah Samalanga.

Adanya batu pemecah ombak menjadi penahan abrasi dan juga mulut kuala agar tidak bergeser lagi akibat hantaman air pasang setiap waktu. 

Ditambahkan dia, banjir minggu lalu menyebabkan 15 desa tergenang banjir, dan tanaman padi banyak yang mati,

Belum lagi, saluran patah dan juga kerusakan lainnya termasuk pagar Pustu setempat yang ambruk digerus banjir.

Perangkat desa dari lima gampong di Kawasan tersebut sangat berharap pemerintah daerah, pemerintah provinsi, serta dinas terkait untuk melihat secara dekat kondisi mulut kuala dan juga melakukan penanganan yang diperlukan agar saat hujan deras tidak terjadi banjir luapan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved