Panglima TNI Yudo Margono Ungkap Tidak Bisa Langsung Serang KKB Egianus Kogoya, Beberkan Kondisinya

Yudo menyatakan proses yang dilakukan pihaknya beserta tim gabungan adalah penegakan hukum.

|
Editor: Faisal Zamzami
Dokumentasi Ronin Barokah
Calon Panglima TNI Laksamana Yudo Margono 

SERAMBINEWS.COM, DENPASAR - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengungkapkan pihaknya tak bisa langsung melakukan penyerangan secara militer terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Sebagaimana diketahui KKB Egianus Kogoya menyandera pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens.

Yudo menyatakan proses yang dilakukan pihaknya beserta tim gabungan adalah penegakan hukum.

Mereka mengedepankan upaya-upaya persuasif agar KKB Egianus Kogoya membebaskan kapten Philip.

"Bahwasanya ini adalah proses penegakan hukum, tidak bisa kita langsung laksanakan operasi militer. Tentunya kita tetap mengedepankan penegakan hukum karena ini orang asing yang disandera KKB, tentunya kita tetap upayakan dengan cara-cara persuasif," kata Yudo kepada wartawan di Denpasar, Bali, Rabu (22/2/2023) dikutip dari Kompas.com.

 Yudo menjelaskan pihaknya masih melakukan upaya-upaya persuasif karena kondisi di Papua dalam keadaan damai dan masyarakat setempat tak jadi korban.

Pihaknya telah meminta kepada Penjabat Bupati Nduga Namia Gwijangge bersama tokoh agama dan adat untuk melakukan negosiasi kepada KKB Egianus Kogoya.

"Kita tidak bisa menyelesaikan ini dengan cara militer yang langsung diserang. Karena ini dalam situasi damai dan juga Papua ini ada masyarakatnya di situ," kata dia.

Aparat gabungan TNI-Polri telah mengepung tempat persembunyian KKB Egianus Kogoya.

 

Baca juga: 14 Hari Penyanderaan Pilot Susi Air di Papua, TNI-Polri Tutup Ruang Gerak KKB

Mahfud MD Sebut KKB Egianus Kogoya di Papua Takut Saat Dicari Tentara, Padahal Selalu Menantang

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menyatakan salah satu pimpinan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua, Egianus Kogoya selalu kabur ketika tantangannya ditanggapi.

“Selalu mengomongkan nantang-nantang, 'ayo tentara datang ke sini'. Tapi sesudah dicari, lari itu. Seharusnya kalau sudah nantang muncul,” ujar Mahfud, Selasa (21/2/2023).

Mahfud mengatakan aparat gabungan TNI-Polri sejatinya sudah mengetahui titik koordinat persembunyian Egianus Kogoya.

Namun, aparat gabungan belum mengambil tindakan lanjut karena Selandia Baru meminta tak ada kekerasan dalam penyelamatan sandera pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens.

“Ini masalahnya yang disandera orang asing dan begini pokoknya sandera ini 'akan kami lepas kalau Papua dilepas',” ungkap Mahfud.

Ia juga menyatakan pihak Egianus Kogoya telah dikepung oleh aparat gabungan.

Namun, pihak Selandia Baru memohon agar masalah ini tak menjadi problem internasional.

"Saya katakanlah, kita sudah tahu itu tempatnya, di koordinat berapa sudah kita kepung, tetapi begitu kita bergerak kan pemerintah Selandia Baru datang ke sini dan memohon tidak ada tindakan kekerasan karena itu warga kami (Selandia Baru) agar masalah ini tidak menjadi (masalah) internasional,” lanjutnya.

Kini pemerintah tengah mencari solusi terbaik untuk membebaskan pilot Susi Air tersebut.

Mahfud juga menegaskan penyanderaan kapten Philip tak ada kaitannya dengan Lukas Enembe juga daerah otonomi baru (DOB) di Papua.

“Oleh sebab itu kita masih tangani, ditunggu saja mudah-mudahan ada penyelesaian. Tapi tidak ada kaitannya dengan DOB dan Lukas Enembe,” kata Mahfud.

Polri Masih Kedepankan Negosiasi

Operasi penyelamatan pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merthens (37) yang sedang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya terus dilakukan dengan mengedepankan upaya negosiasi yang dikoordinasi oleh Pemerintah Kabupaten Nudga, Papua Pegunungan.

Kapolres Nduga AKBP Rio Aleksander Penelewen mengatakan, tokoh-tokoh yang digerakkan untuk berkomunikasi dengan Egianus Kogoya merupakan sosok-sosok yang diyakini dapat membantu proses negosiasi.

 "Yang pasti tim negosiasi yang kita kirim itu adalah orang yang bisa berbicara dengan Egianus," ujarnya di Mimika, Selasa (21/2/2023).

Rio mengatakan belum ada batas waktu untuk terus bernegosiasi dengan Egianus Kogoya, namun ia juga menyatakan bahwa TNI-Polri tidak akan ragu melakukan penegakan hukum apa bila Egianus tetap tidak mau melepaskan Kapten Philip.

"Ultimatum saya ke Egianus, terserah dia maunya bagaimana tapi kita tetap berusaha untuk negosiasi, kalau dia tidak mau apa boleh buat, kita akan laksanakan penegakan hukum," kata Rio.

TNI-Polri menerjunkan kekutan penuh untuk menyelamatkan Kapten Philip, sehingga cepat atau lambat posisi Egianus Kogoya akan diketahui.

Nama Egianus Kogoya kembali menjadi sorotan setelah ia dan kelompoknya mengancam akan membunuh 15 pekerja bangunan yang sedang membangun Puskesmas Distrik Paro, pada 4 Februari 2023.

Kemudian Egianus membakar pesawat Susi Air dan menyandera pilot Philip Mark Merthens yang merupakan warga negara Selandi Baru, pada 7 Februari 2023.

Akibat aksi-aksi tersebut, warga DIstrik Paro memilih mengungsi ke Kenyam sehingga saat ini wilayah tersebut tidak berpenghuni.

Pada 18 dan 19 2022, Tim Gabungan Operasi Damai Cartenz melakukan operasi penegakan hukum di tiga lokasi berbeda.

Hasilnya, puluhan barang bukti berhasil diamankan, mulai dari senjata api hingga kamera video profesional, serta alat komunikasi.

 

Baca juga: VIDEO Proses Evakuasi Kapolda Jambi Dramatis, Sempat Berputar-putar di Udara

Baca juga: Sidang Perkara Narkoba AKBP Dody Prawiranegara, Irjen Teddy Minahasa Jadi Saksi Mahkota

Baca juga: Agar Mudah Jawab Soal Ujian, Guru Ini Menangis Ungkap Telah Bacakan Yasin untuk Alat Tulis Muridnya

Kompas.tv: Tidak Bisa Langsung Serang KKB Egianus Kogoya, Panglima TNI Beberkan Kondisinya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved