Ahli Psikologi Forensik Curiga Kematian Bripka Arfan Kemungkinan Pembunuhan, Bukan Bunuh Diri

Menurut dia, untuk mengetahui penyebab pasti kematian Bripka Arfan, perlu dilakukan autopsi fisik dan autopsi psikologi.

Editor: Faisal Zamzami
INTERNET
Bripka Arfan Saragih, anggota Sat Lantas Polres Samosir yang disebut tewas karena minum racun sianida 

Melihat situasi ini, kata Reza, itu artinya hingga sebulan lebih sejak Bripka Arfan meninggal dunia, tetap belum ada laporan yang Polri terima dari sistem (whistleblowing) tersebut. 

 Dengan kata lain, artinya tidak ada satu pun personel Polri terutama di Satwil Samosir dan Polda Sumut yang terpanggil untuk menjadi peniup pluit.

Karena alasan itulah, Reza mengatakan, Mabes Polri perlu mengeluarkan ancaman kepada anggotanya untuk mengungkap kasus penggelapan pajak tersebut.

Menurutnya, ancaman tersebut diperlukan untuk  karena mendorong personel guna memanfaatkan sistem whistleblowing (WBS) yang saat ini tampaknya tidak ampuh.

Adapun ancaman yang dimaksud Reza yakni misalnya menjamin perlindungan, bahkan penghapusan hukuman bagi personel yang memberikan informasi tentang kematian Bripka Arfan dan penyimpangan pajak di Samsat Samosir selambatnya pada tanggal 30 Maret 2023.

"Akan tetapi, jika selepas tanggal itu tetap tidak ada personel yang meniup pluit, dan nantinya diketahui terlibat atau tutup mulut, maka sanksi dengan pemberatan akan dijatuhkan," ujarnya.

Baca juga: Istri Bripka Arfan Diperiksa Polda Sumut, Gali Keterangan soal Kasus Pajak hingga Kematiannya

Polisi Tak Temukan Jejak Digital Pembelian Sianida di Ponsel Bripka Arfan

Tim Ahli Digital Forensik Polda Sumatera Utara menyampaikan hasil pemeriksaan ponsel milik Bripka Arfan.

Hasilnya, Tim Digital Forensik menemukan  jejak digital pencarian efek penggunaan sianida.

Tim Digital Forensik Polda Sumatera Utara telah memeriksa ponsel milik Bripka Arfan Saragih, yang tewas diduga akibat meminum racun sianida.

Dari pemeriksaan ponsel, Tim Forensik menemukan jejak digital pencarian mengenai efek penggunaan sianida dan racun tikus, serta kutipan Alkitab.

Namun, Tim Forensik tidak menemukan riwayat pemesanan cairan sianida, yang diduga dibeli secara daring dari luar Sumatera Utara.

Cerita lain dari keluarga  adalah sebelum dinyatakan bunuh diri, Bripka Arfan justru berniat akan membongkar praktik penggelapan pajak di Samsat Samosir.

Sehingga keluarga menduga, Bripka Arfan sengaja disingkirkan untuk menutupi keterlibatan pihak lain dalam kasus penggelapan pajak senilai lebih dari Rp 2 miliar itu.

Sebelum diambil alih Polda Sumatera Utara, Polres Samosir telah menetapkan Bripka Arfan Saragih dan empat orang lainnya sebagai tersangka penggelapan pajak Rp 2,5 miliar di Samsat Samosir.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved