Luar Negeri

Rusia Jadi Presiden Dewan Keamanan PBB Bulan Ini, Ukraina Menjauh hingga Amerika Serikat Tak Berdaya

Duta Besar Ukraina untuk PBB menyatakan Ukraina akan menjauh dari lembaga tersebut untuk sementara waktu.

Editor: Faisal Zamzami
AFP/ATTA KENARE
Presiden Rusia Vladimir Putin menggelar konferensi pers bersama dengan rekan-rekannya dari Iran dan Turki di Teheran, Selasa (19/2022) 

Kremlin mengaku akan "menggunakan seluruh haknya" selama menjabat.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mendesak Rusia untuk "berlaku profesional" selama memimpin Dewan Keamanan PBB.

Washington menyayangkan tiadanya cara menghalangi Rusia dari presidensi Dewan Keamanan PBB.

Baca juga: VIDEO KKB Minta PBB Jadi Mediator dengan Indonesia Sebagai Syarat Lepaskan Pilot Susi Air

Amerika Serikat Tak Berdaya karena Rusia Jadi Presiden Dewan Keamanan PBB

 Amerika Serikat (AS) menegaskan tak berdaya setelah Rusia menjadi Presiden Dewan Keamanan PBB.

Rusia diketahui telah mengambil presidensi Dewan Keamanan (DK) PBB, meski Ukraina terus meminta anggotanya untuk memblok langkah ini.

Satu dari 15 anggota DK PBB akan maju sebagai presidensi setiap bulan, dengan pola rotasi.

Terakhir kali Rusia menjadi presidensi adalah Februari 2022, ketika meliuncurkan invasi skala penuh ke Ukraina.

Meski Ukraina menyatakan keberatannya, AS menegaskan tak bisa memblok Rusia menjadi presidensi, yang merupakan anggota tetap DK PBB.

AS menegaskan tangannya terikat, karena Piagam PBB tak mengizinkan pencopotan para anggota tetap.

“Sayangnya, Rusia adalah anggota tetap dari Dewan Keamanan dan tak ada jalur hukum internasional yang layak untuk mengubah kenyataan itu,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre dilansitr dari BBC, Sabtu (1/4/2023).

Ia menambahkan bahwa AS memperkirakan Moskow untuk melanjutkan posisinya di DK PBB untuk menyebarkan disinformasi dan membenarkan aksinya di Ukraina.

DK PBB merupakan badan internasional yang bertanggung jawab untuk mempertahankan perdamaian.

Lima negara secara permanen mewakil DK PBB.

Mereka merefleksikan struktur kekuatan pasca-perang yang bergoyakng ketika DK PBB dibentuk.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved