Breaking News

Video

VIDEO Kudeta Sengit, Lebih dari 180 Orang Tewas Dalam Pertempuran di Sudan

Perebutan kekuasaan di Sudan melibatkan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, komandan angkatan bersenjata, dengan Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo,

SERAMBINEWS.COM - Dilaporkan 185 orang tewas dan 1.800 lainnya luka-luka dalam pertempuran tiga hari antara faksi-faksi yang berseteru di Sudan, menurut laporan perwakilan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk negara tersebut.

Perthes yang berbicara kepada para wartawan di New York melalui video, mengatakan pihak-pihak yang bertikai "tidak memberikan kesan bahwa mereka menginginkan mediasi untuk perdamaian di antara mereka dengan segera".

Melansir dari Al Jazeera, pecahnya pertempuran pada akhir pekan lalu antara dua jenderal tertinggi di negara tersebut, yang masing-masing didukung oleh puluhan ribu pasukan bersenjata lengkap, telah membuat jutaan orang terjebak di rumah-rumah mereka atau di mana pun mereka dapat menemukan tempat berlindung.

Pertempuran itu juga mengakibatkan persediaan makanan menipis di banyak daerah.

Perebutan kekuasaan di Sudan melibatkan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, komandan angkatan bersenjata, dengan Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, kepala Pasukan Pendukung Cepat (RSF), sebuah kelompok paramiliter.

Mantan sekutu itu bersama-sama mendalangi kudeta militer pada Oktober 2021.

Kekerasan tersebut telah meningkatkan ketakutan akan perang saudara tepat ketika warga Sudan berusaha menghidupkan kembali upaya untuk mewujudkan pemerintahan sipil yang demokratis setelah puluhan tahun pemerintahan militer.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kembali menyerukan kepada pihak-pihak yang bertikai di Sudan untuk "segera menghentikan permusuhan" pada Senin.

Ia dengan tegas memperingatkan eskalasi lebih lanjut "dapat menghancurkan negara dan kawasan ini".(*)

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved