Berita Subulussalam
Warga Subulussalam Meninggal Disambar Petir, Begini Saran Dokter Terkait Penanganan Korban Petir
Manjang Bin Mahdi, pria berusia sekitar 25 tahun meninggal dunia akibat disambar petir, Sabtu (22/4/2023) di Desa Batu Napal Subulussalam
Penulis: Khalidin | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Khalidin I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Manjang Bin Mahdi, pria berusia sekitar 25 tahun meninggal dunia akibat disambar petir, Sabtu (22/4/2023) di Desa Batu Napal, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.
Korban meninggal dunia setelah sempat ditanam dalam lumpur untuk tujuan membantu melepaskan sengatan setrum alam namun nyawanya tak tertolong hingga menghembuskan napas terakhir.
Manjang baru menikah sekitar empat bulan lalu dengan mempersunting gadis bernama Riska asal Desa Batu Napal Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.
Peristiwa terjadi sekitar pukul 17.00 WIB bertepatan hujan deras mengguyur Kota Subulussalam dan sekitarnya termasuk lokasi kejadian.
Menurut warga, saat kejadian korban tengah berada di dalam kamat bersama sang isteri tiba-tiba petir menyambar seiring hujan deras yang mengguyur daerag itu.
Baca juga: BREAKING NEWS - Warga Subulussalam Meninggal Disambar Petir, Sempat Dilumpuri tapi tak Tertolong
Selain korban, isterinya Riska pun sebenarnya sempat terkena sambaran petir namun tidak terlalu parah sehingga dapat selamat.
Sementara korban Manjang, meski sempat ditanam dalam lumpur untuk maksud membantu namun nyawanya tidak berhasil diselamatkan.
Sebagaimana diberitakan kabar duka dari Kota Subulussalam di momen lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1444 hijriah.
Seorang warga di Desa Batu Napal, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Sabtu (22/4/2023) dilaporkan meninggal dunia akibat disambar petir.
Informasi yang dihimpun Serambinews.com korban bernama Manjang, warga asal Desa Gunung Bakti, Kecamatan Sultan Daulat dan menikah dengan warga Batu Napal bernama Riska.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 17.00 WIB saat hujan deras disertai petir melanda Kota Subulussalam termasuk desa Batu Napal lokasi kejadian.
Saat kejadian, korban tengah berada di kamar bersama sang isteri bernama Riska tiba-tiba petir menyambar sehingga mengenai pasangan itu.
Sang isteri yang turut terkena sambaran petir selamat, namun suaminya kritis hingga dilakukan upaya penyelamatan oleh warga.
Penyelamatan dilakukan dengan cara menanam tubuh korban dalam lumpur dengan tujuan agar segera pulih.
Upaya menanam tubuh korban sambaran petir merupakan cara warga yang dilakukan secara turun temurun.
Baca juga: Suami Istri Disambar Petir Dalam Kamar, Korban Dibawa Ke Rumah Orangtuanya Untuk Dikebumikan
Namun dalam upaya penanaman korban di Batu Napal ini tidak berhasil. Korban akhirnya menghembuskan napas terakhir akibat sambaran petir tersebut.
"Sempat ditanam dalam lumpur tapi tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia," ungkap kerabat korban bernama Rasmi kepada Serambinews.com.
Informasi yang dihimpun Serambinews.com korban merupakan warga asal Desa Gunung Bakti atau Guba, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam dan baru menikah dengan gadis asal Desa Batu Napal.
Cuaca ekstrem berupa hujan deras dan sesekali terdengar gemuruh petir hingga angin kencang kerap melanda Kota Subulussalam belakangan ini.
Selain bencana banjir, longsor dan pohon tumbang, petir, menjadi salah satu bencana paling menyeramkan bagi masyarakat Kota Subulussalam.
Pasalnya, setrum alam ini bukan hanya merusak rumah atau benda lainnya tapi acapkali menelan korban jiwa.
Kasus terakhir terjadi pata tahun 2020 lalu tepatnya, Sabtu 29 Agustus. Seorang remaja meninggal dunia akibat disambar petir saat membantu orang tuanya berada di kebun.
Peristiwa paling menyeramkan juga terjadi, Jumat (22/11/2019) sebanyak empat warga disambar petir plus satu rumah ludes terbakar di Desa Danau Teras, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam
Dalam kejadian tersebut salah seorang korban yang disambar petir mengalami luka parah bahkan sempat ditanam dalam kubangan lumpur.
Baca juga: Curhat Istri Lihat Kelakuan Keluarga Suami Jelang Idul Fitri: Belum pun Mudik Sudah Tandai Kamar
Menanam atau mengubur tubuh korban sambaran petir dalam tanah berlumpur merupakan kebiasaan turun temurun di masyarakat Kota Subulussalam yang diyakini sebagai penghilang setrum atau bisa petir.
Ya, menanam atau mengubur tubuh korban sambaran petir dalam tanah berlumpur merupakan kebiasaan turun temurun di masyarakat Kota Subulussalam.
Terlepas benar atau tidak secara medis namun hingga kini kepercayaan masyarakat menanam korban petir dalam kubangan lumpur masih terjadi.
Lalu bagaimana tinjauan secara medis soal menanam korban petir dalam kubangan lumpur?
Berikut wawancara Serambinews.com dengan dr H Sarifin Usman Kombih, pembina Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Subulussalam.
Dalam wawancara dengan dr. Sarifin mengatakan, Kota Subulussalam merupakan daerah rawan petir bahkan kerap menimbulkan korban.
Dalam hal ini, dr. Sarifin mengatakan penanganan sementara korban petir atau pertolongan pertama yang selama ini lazim dilakukan dengan cara melumuri tubuh korban menggunakan tanah basah atau lumpur.
Namun secara medis, menurut Sarifin belum ada bukti ilmiah melumuri tubuh korban petir dengan lumpur.
Untuk itu, Sarifin menyarankan apabila ada korban kena petir segeralah bawa ke Pusat Pelayanan Kesehatan (baik RSUD ataupun Puskesmas).
Baca juga: Shalat Idul Fitri Perdana di Masjid Giok Nagan Raya, Khatib Ajak Saling Memaafkan
Sarifin berharap jangan lagi ada istilah ditanam dulu, dilumpur karena sampai saat ini belum ada bukti bahwa korban kena petir akan menjadi lebih baik setelah ditanam lumpur.
Malah menurut Sarifin sebenarnya sangat membahayakan kalau korban kena petir sampai luka dan ditanam dilumpur maka dapat menyebabkan infeksi dan waktu terbuang sia-sia.
Padahal menurutnya waktu sangat penting digunakan untuk membawa korban ke pelayanan kesehatan untuk ditangani secara benar oleh petugas kesehatan.
Dikatakan, jika kondisi korban kena petir itu tidak sadar, sakit pada area dada, kesulitan bernafas, sakit leher ataupun punggung serta ada tanda-tanda patah tulang dan luka bakar.
Maka mintalah bantuan ambulans (PSC Subulussalam) untuk membawanya ke RSUD atau Puskesmas.
”Jangan sampai gegara ditanam dalam lumpur membuat korban kritis menjadi terlambat ditangani secara medis,” ujar Sarifin
Sementara untuk upaya pencegahan, mantan Direktur RSUD Kota Subulussalam ini menyarakankan kepada warga untuk menghindari ruang terbuka, area-area yang tinggi, berada di dalam kolam.
"Kemudian tidak berlindung di bawah pohon dan menjauhi tiang listrik atau menara yang tinggi. Kalau di dalam rumah, " kata Sarifin.
Dia juga menyarankan segera matikan listrik atau barang elektronik, tutup semua pintu dan jendela dan jangan berdiri/duduk di dekat pintu atau jendela.
Baca juga: BMKG: Aceh Masuk Masa Peralihan, Petir akan Sering Terjadi dalam Beberapa Hari ke Depan
“Gunakan sandal/sepatu berbahan karet dan pakailah pakaian yang kering,” kata kepala Puskesmas Penanggalan ini
Terakhir, Sarifin mengingatkan warga menghindari menggunakan atau berinteraksi dengan benda yang terbuat dari logam dan kayu karena sangat berbahaya.
Guna menghindari sambaran petir, warga diimbau agar tidak berada pada lokasi yang berdekatan dengan barang-barang elektronik saat petir terjadi. Pun demikian peralatan listrik yang mengandung arus.
Dilarang pula menyalakan barang elektronik termasuk telepon genggam karena dapat memicu arus.
Bagi yang berada di tanah lapang atau di luar rumah sebaiknya kata dr.Sarifin menghindari dekat dengan pohon atau papan reklame karena dapat memicu sambaran petir.
”Jadi kalau sedang hujan ada potensi petir cukup kuat sebaiknya barang elektronik di matikan dan jauhi, jangan dekat dengan arus listrik dan jangan menggunakan telepon genggam,” tandas dokter pelopor anti merokok ini. (*)
Baca juga: Pemudik Ini Panik Anaknya Tertinggal di Tempat Cukur, Momen Haru Saat Bertemu Kembali
Antoni Berampu Kembali Jabat Ketua PGRI Kota Subulussalam |
![]() |
---|
Banleg DPRK Rampungkan Raqan RPJMD, Tampung Visi Misi Walkot Subulussalam dan Penuntasan Defisit |
![]() |
---|
Investor China Tertarik Paparan HRB di Surabaya, Siap Turun Berinvestasi ke Kota Subulusalam |
![]() |
---|
Rawan Kecelakaan, Jalur Singgersing Subulussalam Butuh Penanganan Serius Pemerintah |
![]() |
---|
Pos AHASS TEFA Diresmikan di SMKN 1 Simpang Kiri Subulussalam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.