Kisah Inspiratif

Awalnya Pahit, Kisah Sukses Ibu Rumah Tangga Hasilkan Ratusan Juta Modal Hp dan Internet dari Rumah 

Kisah sukses ibu rumah tangga jalankan bisnis dan hasilkan ratusan juta per bulan, kerja modal HP dan internet, namun sempat melalui masa-masa pahit.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
YouTube PecahTelur
Kisah sukses ibu rumah tangga jalankan bisnis dan hasilkan ratusan juta per bulan, kerja modal HP dan internet, namun sempat melalui masa-masa pahit. 

SERAMBINEWS.COM - Kisah sukses ibu rumah tangga jalankan bisnis dan hasilkan ratusan juta per bulan, kerja modal Hp dan internet, namun sempat melalui masa-masa pahit.

Adalah Wulan Dwi Damayanti, seorang ibu rumah tangga yang berhasil menjalankan bisnis online, cukup dengan memantau HP dan internet dari rumah.

Memulai bisnis reseller pada 2015 lalu hingga kini sukses menjadi agen sekaligus mentor dan menghasilkan ratusan juta dari bisnis tersebut.

Namun sebelum sampai ke titik itu, Wulan sempat melalui masa-masa sulitnya dalam membangun bisnisnya.

Berawal dari pasca-lahiran anak pertama, ia memutuskan untuk resign dari toko retail dan ingin fokus mengasuh buah hatinya di rumah.

Baca juga: Kisah Anton, Modal Rp200 Ribu FB Ads Kini Terima Orderan 11000 Paket/Bulan Jual Batik di Marketplace

Baca juga: Tips Jualan Online Laris dan Cepat Laku, Bukan Hanya Posting Produk di Status WhatsApp

Meski demikian, Wulan sudah mendaftar salah satu platform reseller bernama Dusdusan sebelum resign, agar bisa berjualan saat di rumah nantinya.

"(Awal-awal) saya tuh gak paham gimana nih cara ngejualinnya, padahal saya kerja di retail tapi gak tahu harus kerjain dari mana," kata Wulan dikutip dari YouTube PecahTelur, Rabu (5/7/2023).

Diketahui platform reseller Dusdusan merupakan salah satu platform reseller jualan online terbesar di Indonesia dengan menggandeng sejumlah supplier besar dunia.

Awalnya, sempat menyewa toko dengan biaya hingga Rp 75 juta per tahun untuk menjalankan bisnis dibantu mertuanya, namun rugi dan hilang begitu saja.

"Karyawan ada empat, nggak ketutup itu," kata Wulan.

 

 

Kemudian karena rugi, ia memulai kembali bisnis dari awal sebagai agen Dusdusan, stok barang kalau ada uang dari suami.

Kala itu, pendapatan dari bisnis masih bercampur dengan pengeluaran dapur karena belum ada manajemen keuangan yang jelas.

Dalam perjalanan, ia mendapat cobaan saat anak pertamanya harus dioperasi karena terdapat abses (cairan) di leher yang membuatnya sulit bernapas.

Baca juga: Omzet Rp 1 Juta Sehari Berkat Jualan Online, Presiden Jokowi Minta UMKM Tiru Jejak Wageningtyas

Meski demikian ia tidak bercerita ke siapapun karena menurutnya kesedihan tidak perlu diketahui orang lain.

Bahkan orang tua dan mertuanya tahu itu hal itu saat sang anak mau masuk rumah sakit untuk dioperasi.

"Saya prinsip, kalau punya kesusahan itu orang lain tidak perlu tahu," ungkap Wulan.

Karena tidak bisa menggunakan BPJS di rumah sakit khusus THT, akhirnya Wulan harus menguras kantongnya sendiri untuk operasi sang anak.

Bantuan Kakak yang Selalu Dikenang

Keajaiban pun datang saat kondisinya yang masih rapuh secara keuangan karena baru operasi anak, dan usaha yang masih belum menunjukkan perkembangan.

Baca juga: Kisah Annisa, Difabel Tangguh Penerima Manfaat Kartu Prakerja, Punya Usaha Jualan Online & Jadi ASN

Kala itu sang kakak sempat bertanya bagaimana kondisi bisnis yang dibangunnya selama ini.

Mengetahui usaha tersebut jalan di tempat, kakaknya kemudian memberikan modal awal yang sampai kini tak pernah dilupakan Wulan dalam mengembangkan bisnisnya.

Kakaknya memberikan Rp 25 juta yang menjadi modal awal untuk Wulan bangkit di bisnis Dusdusan tersebut.

"Mbak Iis cuma ingin adik mbak sukses, terus balikinnya kapan? Kapan pun kamu bisa balikin," kata Wulan menirukan sang kakak.

Uang dari situ kemudian dibelikan barang dan voucher belanjaannya ditukarkan agar bisa diputarkan kembali.

Dalam bisnis ini, Wulan naik kelas dari reseller menjadi agen resmi Titip Dropship (TDS) Dusdusan di Jakarta Timur.

Alasannya supaya mendapat harga paling grosir, karena dia harus stok barang dan belanja produknya secara langsung.

"Jadi mereka memang konsepnya bisnis rumahan, semua ibu-ibu bisa menjalaninya walau sekarang cukup banyak TDS," kata Wulan.

Baca juga: Suami Bilang Ada Perjalanan Bisnis, Tapi Parkir Mobil di Rumah Sahabat Istri, Begini Akhirnya

Tidak ada perang harga karena harga tidak boleh di bawa katalog, meski demikian wanita anak dua itu memprioritaskan pelayanan supaya banyak orang beli produknya.

Pelan-pelan, bisnisnya berkembang. Terhitung hingga 2020, inventori atau jumlah barang yang dimiliki sudah mencapai Rp 300 jutaan.

"Omzet bulanan tadinya cuma Rp 10-20 jutaan perputarannya, sekarang bahkan sudah sampai ratusan juta per bulan omzetnya," ungkap.

Dalam memanajemen keuangan, Wulan mulai memisahkan antara rekening usaha, rekening dapur dan rekening sekolah anak-anak.

"Nggak boleh dicampur-campur, kalau dicampurin merasa kayak uangnya banyak terus, padahal nyampur sama uang belanja bulanan," jelasnya.

Berdasarkan pengalamannya, ibu dua anak itu bercerita, melalui bisnis yang ditekuninya ini setiap member mendapat bimbingan sampai jago jualan.

"Dan enaknya lagi di Dusdusan itu, masuk-masuk kita langsung ada kelas mentoring, jadi nggak bingung mau jualan gimana, cara masang harganya gimana," ungkap Wulan.

"Semua sudah disediakan, mereka juga ada tim kreator yang setiap produk baru ada videonya," tambahnya.

Bingung saat Masuk Marketplace

Di awal-awal, Wulan mengakui kalau dirinya tidak paham bagaimana cara bermain di marketplace seperti Shopee.

Akhirnya ikut kelas sana-sini, termasuk kampus Shopee dan belajar dari paling dasar.

"Ilmu itu berkembang, mungkin yang kita punya sekarang, dua tahun kemudian sudah basi dan nggak berlaku lagi," ungkap Wulan.

"Belajarlah dari Shopee, oh ternyata saya banyak bodohnya. Selama ini udah merasa pintar sendiri," tambahnya tertawa.

Kemudian jualan online-nya merambat ke Instagram, belajar beriklan sampai akhirnya menjadi mentor seperti sekarang.

Menjadi reseller angkatan Oktober 2015, ia bahkan belajar dari nol mulai dari bagaimana login dan order barang, belajar jauh-jauh hingga ke Palmerah, Jakarta pakai motor.

"Coba bayangkan sekarang begitu mudahnya teknologi, makanya saya suka bingung kok orang pada malas belajar," ungkap Wulan.

Hingga saat ini Dusdusan sudah memiliki kelas mentoring khusus untuk reseller yang diajari langsung oleh tim Shopee.

Ia berpesan, kalau mau berbisnis dari rumah yang terpenting adalah komunikasi.

Wulan berharap ke depan usahanya bisa lebih besar lagi, karyawannya bertambah banyak dan bisa memberikan manfaat ke banyak orang.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved