video

VIDEO Melihat Jejak Usaha Pembibitan Milik Muhammad di Pidie, Antara Komitmen dan Kebesaran Jiwa

Melihat Jejak Usaha Pembibitan Milik Muhammad di Pidie, Antara Komitmen dan Kebesaran Jiwa

Penulis: Idris Ismail | Editor: Teuku Fauzan

Laporan Idris Ismail | Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Saban hari, Muhammad Harun SHut (49) wara-wiri melakukan pengecekan terhadap ratusan ribu bibit tanaman beragam jenis baik untuk jenis Holtikultura dan Hutan yang berada di areal lahan 3.000 meter persegi perkarangan rumahnya, Gampong Pukat, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Jumat (4/8/2023) pagi.

Uniknya, usaha yang dirintis ayah dua anak itu pasca bencana alam gempa bumi dan tsunami Aceh pada tahun 2005 silam itu telah membuahkan hasil maksimal dalam memenuhi permintaan pasar atau konsumen baik kalangan pemerintah, lembaga non pemerintah atau NGO maupun pribadi.

Kini, usaha Flora Nursery telah berkembang pesat dengan menoreh omset dari ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Namun usaha yang ditekuni oleh mantan tukang pangkas itu mengalami pasang surut atau jatuh bangun.

Ia Mengaku, awalnya sempat ditertawakan dan malah sempat disematkan warga sebagai usaha orang 'Gila' di sebuah sudut kecil Gampong Pukat, Pidie dengan luas area 500 meter persegi yang ada hanya ratusan bibit jenis jati, seuntang dan mahoni.

Komitmen dan keteguhan hati dalam usaha lewat modal kecil-kecilan yang disokong oleh abang kandungnya, Dr H Fauzi Harun MSi saat masih menempuh pendidikan Strata Dua (S2) di Institut Pertanian Bogor (IPB) kala tahun 2006 lalu itu digeluti dengan tekun tanpa pantang surut.

Dengan modal polibek 1 Kg ia bangkit dengan membaca Bismillah, usaha pembibitan beragam jenis tanaman untuk Holtikultura seperti, mangga, jambu, belimbing, pisang, durian, rambutan, lengkeng, belimbing dan Hutan seperti jabon, sentang, cemara, Cendana, gaharu kemudian dimulai.

Lewat rekan dan berbagai jaringan diberbagai penjuru Kabupaten/ Kota di Aceh usaha itupun pada awal 2007 bertumbuh dan dilirik oleh kalangan berbagai pihak.

Pesanan awal oleh pemerintah Kabupaten Aceh Jaya berupa pengadaan bibit Cemara untuk perlindungan bibir pantai hingga meraup keuntungan puluhan juta rupiah.

Lambat laun modal kecil itu tumbuh dalam tempo 11 tahun (2007-2018) usaha itu memasuki masa puncak keemasan atau 'Golden Age' hingga menoreh omset miliaran rupiah dengan memperkerjakan 70 warga setempat terutama dari kalangan ibu-ibu demi menghidupi nafkah keluarga secara bersama-sama.

Muhammad mengatakan, komiten usaha ini ia lakukan semata-mata demi menghidupkan geliat ekonomi masyarakat.

Kendati demikian, wabah pandemi Covid-19 pada 2019 mendera, usaha itupun terpuruk.

Semua pihak terutama pemerintah Kabupaten/kota serta lembaga NGO pun 'Tutup Anggaran' sehingga omset penghasilan mengalami stagnan secara besar-besaran.

Meski demikian lewat tekad semangat membaja, Muhammad Harun tetap eksis mempertahankan Warisan usaha itu dengan sepenuh hati lewat sokongan modal usaha dari Bank Aceh Syariah (BAS) Sigli, Pidie sebanyak dua kali yaitu Rp 70 juta pada tahun 2013 lalu dan Rp 200 juta pada awal 2023 lalu.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved