Berita Viral
Bak Cerita Drakor, Pria Korea Rela Terbang ke Aceh Minta Restu Nikahi Gadis Melaboh:Dimarahi Tak Apa
Meski hubungannya tak mendapat persetujuan dari keluarga Arma, Park Sang Hyeok tidak menyerah begitu saja.Ia bersikeras meminta sang kekasih untuk
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
Bak Cerita Drakor, Pria Korea Rela Terbang ke Aceh Minta Restu Nikahi Gadis Melaboh:Dimarahi Tak Apa
SERAMBINEWS.COM - Pernikahan antara Gadis asal Melaboh, Aceh dengan pria asal Korea Selatan (Korsel) belakangan ini memang sedang ramai dibicarakan.
Tak hanya membuat heboh masyarakat sekitar, pernikahan Arma dan Park Sang Hyeok juga ikut menyita perhatian warganet.
Momen pernikahan pasangan beda negara itu bahkan viral dan beredar luas di media sosial, sejak Selasa (8/8/2023).
Gadis Aceh yang berjodoh dengan Oppa korea itu ialah Arma Yulisa (31).
Perempuan asal Meulaboh ini dipersunting pria asal Paju, Korea Selatan bernama Park Sang Hyeok (32).
Acara pernikahan kedua pasangan beda negara ini telah digelar pada Selasa (8/8/2023), di kediaman mempelai wanita, di Ujong Baroh, Johan Pahlawan, Aceh Barat.
Pernikahan itu berlangsung meriah dengan mengusung tema adat Aceh bernuansa serba biru muda.
Semua yang hadir dalam pesta itu tampak bahagia, terutama pasangan pengantin Arma dan Park Sang Hyeok.
Baca juga: Pernikahannya Viral, Begini Kisah Cinta Gadis Meulaboh Aceh Dengan Oppa Korea, PDKT Cuma Sebulan
Namun dibalik kebahagiaan itu, ternyata ada kisah panjang dan penuh perjuangan sebelum akhirnya kedua mempelai ini bisa bersanding di pelaminan.
Disamping itu, diketahui pula bahwa hubungan Arma dan Park Sang Hyeok sebelumnya sempat tak disetujui oleh orangtua wanita.
Menariknya, demi meluluhkan hati orangtua Arma, Park Sang Hyeok sampai rela terbang jauh ke Indonesia.
Usahanya itu juga tidak sia-sia, hanya seminggu berada di Aceh, Park Sang Hyeok bisa mengambil hati orangtua Arma, hingga akhirnya memberi restu padanya untuk menikahi gadis Melaboh tersebut.
Kepada Serambinews.com, Arma mengaku bahwa hubungannya dengan Park Sang Hyeok pada awalnya sempat diragukan oleh pihak keluarganya.
Ia menceritakan, dua bulan sebelum Park Sang Hyeok menemui imam Masjid untuk masuk Islam, Arma memberitahukan soal hubungan mereka ke orangtuanya.
Namun saat itu, kedua orangtua Arma tampaknya keberatan memberikan restu.
"Bilang ke orangtua awal tahun kemarin (2022). Setelah ngasih tau ke orangtua, wuh itu dramanya banyak," ungkap Arma saat dihubungi Serambinews.com melalui sambungan telepon, Jumat (11/8/2023).
"Karena orang tua kan kahwatir. Saya cewe disana sendiri. Jadi orangtua mikirnya juga, kalau nikah sama orang jauh ga bakal pulang," sambungnya.
Meski hubungannya tak mendapat persetujuan dari keluarga Arma, Park Sang Hyeok tidak menyerah begitu saja.
Ia meminta sang kekasih untuk mempertemukan dirinya dengan orangtua Arma.
Kesempatan pun datang pada kedua pasangan ini.
Yaitu ketika adik Arma akan melangsungkan pernikahan pada 2022 lalu.
"Alhamdulillah tahun lalu si adek nikah. Jadi si Oppa itu maksa, minta dibawa ke orangtua," ungkap Arma.
Saat itulah, Arma berencana pulang ke kampung halamannya untuk menyaksikan pernikahan saudara kandungnya, sekaligus mengenalkan calon suaminya.
Ia pun sudah memberitahukan rencana tersebut ke orangtuanya.
Baca juga: Kisah Cinta Gadis Aceh Dengan Pria Korea, Berawal Bertemu di Lab Hingga Jadi Mualaf dan Menikah
Namun masalah lain muncul sepekan sebelum keberangkatan mereka ke Tanah Air.
"Sebelum berangkat, mamak masih bilang jangan datang aja (si Oppa)," kata Arma.
Namun Park Sang Hyeok bersikeras ingin datang ke Aceh bertemu kedua orangtua Arma.
"Si Oppa tu memang maksa. Pokoknya aku harus dibawa ke orangtua, Kalau ga dibawa sekarang (momen pernikahan adik Arma) kapan lagi. Karena orangtua kamu juga butuh waktu, ga langsung ketemu langsung bilang aku yes, katanya," sebut Arma.
Arma menyebut, Park Sang Hyeok bahkan saat itu sudah siap menghadapi orangtuanya jika seandainya ia tidak diterima.
"Bawa aja sekarang, kalaupun orangtua marah, mau apa, tetap harus bawa aku sekarang. Aku ga peduli kalaupun dimarahin langsung. Katanya gitu," tambahnya.
Pada akhirnya, Arma pun setuju membawa Park Sang Hyeok saat kembali ke kampung halamannya.
Tak diduga, Park Sang Hyeok yang saat itu sudah mualaf berhasil meluluhkan hati kedua orangtua Arma.
Padahal, ia hanya berada di Melaboh selama satu minggu.
"Seminggu disini, mamak liat dia selalu bantu-bantu kerjaan rumah. Bantu angkat piring, cuci piring, bersih-bersih. Pas Acara si adek bantu pasang-pasang tirai Aceh," cerita Arma.
"Jadi mamak tu bengong liat dia, sambil bilang Agam Aceh hana lagee nyo (Laki-Laki Aceh ga ada begini)," lanjut Arma sambil tertawa menirukan ucapan ibunya.
Ibu Arma pun sempat menanyai Arma soal perilaku dan sikap Park Sang Hyeok di negaranya.
"Pada akhirnya mama dan ayah dua-dua bilang ok," kata Arma.
Sementara itu, berbeda dengan pihak keluarganya, pihak keluarga sang suami menurutnya justru lebih dahulu memberikan restu.
"Awalnya memang orangtuanya ngira cuma pacaran, tidak ada niat serius. Pas tahun ketiga pacaran ditanya lagi masih sama dia (Arma). Si Oppa bilang masih. Akhirnya disuruh bawa ke rumah," tambahnya.
Awal pertemuan gadis Aceh dan Oppa Korea
Diberitakan sebelumnya, Arma Yulisa (31) gadis asal Melaboh, Aceh sukses membuat iri warganet, lantaran dinikahi oleh pria asal Korea, Park Sang Hyeok (32).
Setelah menjalin hubungan lebih dari 5 tahun, keduanya pun resmi menikah pada 8 Agustus 2023.
Pernikahan Arma dan Park Sang Hyok dilangsungkan kediaman memeplai wanita itu juga turut dihadiri oleh keluarga inti mempelai pria.
Kepada Serambinews.com, Arma juga menceritakan bagaimana kisah perjalanan cintanya dengan Park Sang Hyeok hingga memutuskan untuk menikah.
Baca juga: Viral Gadis Aceh Nikah dengan Pria Korea, Kenalan Saat Sama-sama Riset di Lab, Begini Kisahnya
Arma mengatakan, bahwa dirinya pertama sekali bertemu dengan sang suami saat sedang melakukan riset penelitian untuk program magisternya di Pohang University of Science and Technology (Postech), Pohang, Provinsi Gyeongbuk, Korea Selatan.
Arma dan suami saat diketahui sama-sama mengambil program magister di jurusan yang sama, yaitu Teknik Lingkungan (Environmental Science and Engineering).
Namun keduanya baru bertemu di laboratorium kampus ketika Arma sedang melakukan penelitian thesisnya.
"Itu di akhir 2017. Saya lagi sibuk penelitian untuk thesis. Si Oppa baru selesai wajib militer (Wamil). Terus masuk ke lab di bagian saya," ungkap Arma.
Arma mengatakan, saat itu Park Sang Hyeok yang masih berstatus sebagai mahasiswa S2 mendapat tawaran menjadi peneliti di laboratorium tersebut.
Hal itu karena sang suami terlambat mengurus berkas administrasi untuk program magisternya.
Namun karena kemampuannya di bagian enginering service yang diperoleh dari Wamil, ia pun diminta oleh profesor mereka untuk menjadi peneliti sementara di laboratorium.
"Jadi penelitian saya, di lab itu belum pernah ada yang ngerjain. Profesornya saya waktu itu ngasih tentang elektrogenesis, yang bener-bener tentang bio chemical system,"
"Jadi saya tanya ke senior, ga ada yang ngerti. Kebetulan satu senior nyuruh saya tanya ke si Oppa," cerita gadis kelahiran Melaboh, 17 Oktober 1992 itu.
Sejak saat itulah, Arma dan Park Sang Hyeok sering bertemu.
Park Sang Hyeok pun sering membantu Arma setiap kali ia mendapat kesulitan.
"Jadi deketnya itu memang gara-gara riset. Dia itu ngebantu banget. Dari bikin reaktor, diajarin ini itu. Sampai jam 2 malem reaktor ga jalan, Aku telpon dia, jam 2 malem dia mau balik ke lab," tutur Arma.
PDKT cuma 1 bulan
Lebih lanjut Arma menceritakan, ia dan Park Sang Hyeok hanya menjalani masa pendekatan selama satu bulan.
Waktu satu bulan itu merupakan masa dimana mereka saling membantu pekerjaan satu sama lain.
"Dia sering bantu saya, jadi saya juga bantu balik. Profesor itu memang suka ngasih kerjaan ke Korean student parah banget, Dari pagi sampai tengah malem di lab terus. Lab kita lab basah (Molecular Biotechnology)" ungkap Arma.
"Jadi saya juga bantu dia (Park Sang Hyeok), dalam waktu satu bulan setengah itu lah kita banyak ngobrol, sampai dekat" sambungnya.
Setelah saling mengenal, keduanya pun akhirnya menjalin hubungan pacaran.
Baca juga: VIDEO VIRAL Gadis Asal Meulaboh, Aceh Dinikahi Oppa Korea, Bertemu di Kampus Berkahir di Pelaminan
Oppa Korea putuskan jadi mualaf
Arma mengatakan, selama menjalin hubungan dengan Park Sang Hyeok, ada banyak perselisihan yang terjadi, terutama enam bulan masa awal pacaran.
"Perselisihannya lebih ke argumentasi. Karena semuanya (budaya) berbedakan. Dia orang yang kerja kerja terus. Sedangkan aku masih ada budaya Indonesianya," kata Arma.
Namun setelah satu tahun menjalin hubungan, Arma mendadak mendapat pertanyaan dari kekasihnya.
"Dia tiba-tiba nanya, kalau aku mau menikah sama kamu aku harus masuk Islam ya?" ungkap Arma.
Arma pun dengan tegas memberikan jawabannya, bahwa hal itu sudah pasti dan tidak dapat ditawar-tawar.
Namun Arma tak mau jika kekasihnya itu berpindah agama hanya karena mau menikah dengannya.
Ia pun lantas meminta Park Sang Hyeok untuk memikirkan hal itu secara matang.
"Aku bilang juga ke dia, jangan sampai kamu masuk Islam cuma karena mau nikah sama aku.
Aku jelasin kalau masuk agama Islam nanti kamu ga bisa ini-ini, banyak banget aturannya.Jadi aku bilang cobalah pikir-pikir dulu" jelas Arma.
Setelah tiga tahun berpikir, pada 2022 lalu Park Sang Hyeok mantap memutuskan untuk menjadi mualaf.
"Tahun kemarin dia bilang ke aku, Arma aku udah siap, bawa terus aku ke imam," kata Arma.
Arma pun lantas mencarikan imam yang bisa membantu Park Sang Hyeok untuk bersyahadat.
Pada akhirnya, Arma membawa Park Sang Hyeok ke masjid di Busan yang tidak jauh dari kampus mereka.
"Kebetulan imam disitu dari Surabaya. Di sana langsung disyahadatkan," sebut Arma.
Setelah masuk Islam, lelaki kelahiran Korea Selatan, 15 Mei 1991 itupun berganti nama menjadi Firdaus Park.
Baca juga: Cerita Gadis Aceh Dilamar Buruh Serabutan dari Palembang, Rupanya Anggota TNI: Baru Jujur saat Jumpa
Berencana kembali ke Indonesia
Saat ditanya apakah dirinya akan menetap di Korea atau kembali ke Indonesia, Arma masih belum bisa memastikan.
Arma menyebut, saat ini ia dan suaminya masih melanjutkan studi program Doktoral (S3) di Pohang University of Science and Technology.
Oleh sebab itu, ia dan suami untuk sementara akan menetap di Korsel hingga masa studi mereka selesai.
"Jadwal tiket kita itu Minggu 13 Agustus 2023," sebutnya.
Diakui Arma, Korea Selatan memiliki kehidupan dan persaingan yang cukup keras.
"Makanya angka bunuh dirinya tinggi. karena gampang stress. Tapi apa-apa serba cepat," ungkap Arma.
Oleh sebab itu, ia dan suami memiliki keinginan untuk menetap di Indonesia.
Sementara untuk status kewarganegaraan, keduanya sepakat untuk tetap dengan kewarganegaraan masing-masing.
Baca juga: Perawat dan Dokter Selingkuh Diam-diam ke Hotel sampai Aborsi, Ketahuan Suami usai Curiga Hal Ini
"Sekarang plan kita balik ke Korea dulu sementara, selesaikan S3. Kemungkinan setelah itu saya balik ke Indonesia kerja beberapa tahun. Setelah itu baru kita mikir kedepannya apa buka bisnis biogas atau saya tetap (kerja) di bagian penelitian. Si Oppanya juga gitu sih," tutup Arma.
(Serambinews.com/Yeni Hardika)
BACA BERITA LAINNYA DI SINI
Viral! Anggota DPRD Gorontalo Bawa Cewek Ngaku Mau Rampok Uang Negara, Berakhir Dipecat PDIP |
![]() |
---|
Viral! Menpar Widiyanti Putri Disebut Mandi Air Galon Saat Kunjungi Pelosok |
![]() |
---|
Viral Kepsek SMP Dicopot, Wali Kota Prabumulih Bantah: Anak Saya Tidak Bawa Mobil ke Sekolah |
![]() |
---|
Polisi Halangi Wartawan Saat Liput Kunker Komisi III DPR RI, Polda Jambi Minta Maaf |
![]() |
---|
Viral! Suara Ledakan di Langit Madinah Hebohkan Jemaah Umrah, Netizen Duga Rudal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.