Tak Lagi Bergantung, Aceh Kini Jadi Penyuplai Energi Listrik ke Sumut, GM PLN Aceh: Sudah Surplus

Sebelumnya, pasokan energi listrik untuk wilayah Aceh selalu disuplai dari Sumut. Namun kondisi itu kini berbalik setelah beberapa pembangkit listrik

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/YENI HARDIKA
PLTGU Belawan di Pulau Naga Putri, Desa Pulau Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, Sumatera Utara. (Serambi/Yeni Hardika) 

SERAMBINEWS.COM, MEDAN - Kondisi kelistrikan di Aceh kini telah memasuki era kemandirian energi listrik.

Aceh yang dulunya sempat bergantung dengan pasokan listrik dari Sumatera Utara (Sumut), kini justru menjadi penyuplai energi listrik untuk wilayah tetangganya tersebut.

Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh Asisten Manajer Bagian Operasi Sistem Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B) Sumbagut, Aimanuddinil Bilad, di sela-sela kunjungan puluhan wartawan Aceh ke UP2B PT PLN Sumbagut, Selasa (3/10/2023).

Ia mengatakan, bahwa Aceh sudah melewati masa-masa krisis energi listrik.

Sebelumnya, pasokan energi listrik untuk wilayah Aceh selalu disuplai dari Sumut.

Namun kondisi itu kini berbalik setelah beberapa pembangkit listrik di Aceh beroperasi.

"Kalau sekarang sudah berbalik. Aceh sudah mengirim ke Sistem Sumut, tapi dibatasi," ujar Bilad dalam sebuah pertemuan bersama wartawan.

"Pernah sekitar dua bulan lalu sempat terjadi kekurangan energi di Sumut, sehingga sebagian wilayah Sumut padam. Namun karena Aceh memiliki cadangan listrik, maka di wilayah Aceh tidak padam," sambungnya.

Baca juga: Jaringan SUTM Tertimpa Pohon, 3 Tiang Listrik Tumbang di Aceh Tamiang, 150 Pelanggan Kena Pemadaman

Dari data yang dipaparkan Bilad, per Agustus 2023 lalu misalnya, Aceh mentransfer sebanyak 77 MegaWatt (MW) ke sistem Sumut.

Hal itu bisa dilakukan karena pasokan energi listrik di Aceh berlebih (surplus), yakni mencapai mencapai 630 MW.

Sementara beban puncak listrik di Aceh pada Agustus lalu hanya berada di angka 553 MW.

"Ini belum dioperasikan semua (pembangkit listrik di Aceh). Kalau mau dioperasikan semua, itu mau dibawa kemana? Yang sudah ada saja lebih," ujar Bilad.

Disamping itu, wilayah Sumut yang lebih dipadati oleh Industri per Agustus 2023 hanya mampu mengalirkan sebesar 1.950 MW dan 32 MW dari pembangkit listrik Inalum.

Padahal beban puncak daerah tersebut sebesar 2.054 MW.

Namun dengan sistem kelistrikan yang terhubung (interkoneksi) antara wilayah Aceh dan Sumut, maka kebutuhan daya listrik di dua daerah tersebut bisa terjaga kestabilannya.

"(Keuntungan) sistem interkoneksi ini, kalau dulu ada gangguan kita harus lakukan pemadaman. Kalau surplus (listrik), harus stop atau shutdown pembangkitnya. Tapi dengan sistem interkoneksi, kita jadi lebih fleksible," tambah Bilad.

paparan data beban puncak listrik di Aceh per Agustus 2023
Data beban listrik dan kelebihan daya di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) yang masuk dalam sistem kelistrikan wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut).

Hal yang sama juga disampaikan oleh General Manager (GM) PT PLN Wilayah Aceh, Parulian Noviandri.

Ia menyebutkan, bahwa sistem kelistrikan Aceh saat ini telah mandiri dan tidak lagi bergantung dengan pasokan daya dari Sumut.

Baca juga: PLN Subulussalam Pacu Perbaikan Tiang Listrik yang Tumbang di Jalan Nasional Akibat Angin Kencang

"Kita saat ini sudah kemandirian energi. Listrik yang digunakan di Aceh saat ini diproduksi di Aceh dan digunakan di Aceh. Jadi produksinya bersumber dari pembangkit yang ada di Aceh," ujar Parulian.

Bahkan, energi listrik yang dihasilkan dari sejumlah pembangkit listrik di Aceh mengalami kelebihan atau surplus.

Pasokan daya listrik di Aceh saat ini berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Arun, Pembangkit Listrik tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya, dan sejumlah pembangkit listrik energi terbarukan yang ada di Aceh.

Bahkan, dalam jangka waktu dekat, akan ada tambahan daya sebesar 2x200 MW dari pembangkit yang saat ini sedang dalam tahap commisioning atau uji coba, yaitu PLTU Nagan Raya Unit 3 dan 4.

sesi diskusi wartawan bersama GM PLN UID Aceh di UP2B Belawan
General Manager (GM) PLN UID Aceh, Parulian Parulian Noviandri, Asisten Manajer Bagian Operasi Sistem Sumbagut, Aimanuddin Bilad saat sesi diskusi di sela-sela kunjungan puluhan wartawan ke UP2B Sumbagut di Medan, Selasa, 3 Oktober 2023. Kunjungan itu juga dihadiri oleh ketua asosiasi wartawan dari PWI, AJI, IJTI, dan PFI. (Serambi/Yeni Hardika)

Selain itu, juga ada tambahan daya sebesar 88 MW dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan yang rencananya akan beroperasi pada akhir 2023.

Dengan total tambahan daya 488 MW dari 2 jenis pembangkit listrik itu, maka tak hanya mencukupi kebutuhan energi listrik, bahkan surplus daya di Aceh juga akan meningkat.

"Saat ini sub sistem Aceh, beban tertinggi yang pernah ada mencapai 583 MW, di mana Aceh sudah surplus sekitar 60-100 MW. Kalau ditambah dengan kemampuan transfer dari Sumut, surplus listrik di Aceh bisa mencapai 150 MW. Itu diluar PLTU Nagan 3 dan 4 serta PLTA Peusangan," jelas Parulian.

Parulian menambahkan, saat ini Aceh memiliki 16 pembangkit listrik yang tersebar diseluruh wilayah.

Menurutnya, jika seluruh pembangkit itu beroperasi, maka bisa menghasilkan 1.070 MW.

“Namun tidak seluruhnya pembangkit dioperasionalkan karena disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kelistrikan,” ucapnya.

Baca juga: Jaringan SUTM Tertimpa Pohon, Tiga Tiang Listrik di Aceh Tamiang Tumbang

Surplus tapi tak dimanfaatkan

Lebih lanjut Parulian menjelaskan, dengan adanya surplus energi listrik ini, tentu akan semakin memudahkan pengaturan beban listrik khususnya untuk wilayah Sumbagut.

"Bagi sistem Sumbagut, tentu akan memudahkan teman-teman di UPB wilayah ini untuk mengatur sistemnya," kata Parulian.

"Untuk Aceh insyaallah tercukupi. Jika ada permasalahan di pembangkit manapun, atau ada pemeliharaan rutin, itu akan memudahkan teman-teman UPB untuk mengatur, mengirim ke Sumut atau sebaliknya. Jadi manfaat sistem ini untuk kehandalan" sambungnya.

Namun disamping itu, ia juga sangat menyangkan kelebihan daya listrik di Aceh tidak dimanfaatkan untuk daerah ini sendiri.

Control Room Pengatur Beban UP2B Sumbagut
Control Room UP2B Sumbagut.

Hal itu dikarenakan rendahnya iklim industri di kawasan Aceh.

Parulian menyebutkan, saat ini pelanggan industri di Aceh masih dibawah 1 persen.

Sementara di wilayah Medan, kebutuhan listrik untuk industri bisa mencapai 10 persen.

Kurangnya pengguna listrik dari sektor industri inilah yang membuat surplus listrik di Aceh terpaksa harus ditransfer ke wilayah Sumut.

"Dengan ketersediaan energi yang ada di Aceh, kalau kemudian tidak dipakai di Aceh, ya akan dipakai di Medan, karena udah sistem," kata Parulian.

Setelah adanya pasokan daya dari pembangkit yang saat ini sedang dalam tahap uji coba, ujar Parulian, maka cadangan energi listrik yang tersedia di Aceh akan semakin besar.

Hal ini tentu sangat disayangkan jika tidak bisa dimanfaatkan untuk menarik investasi.

"Jadi kalau nanti industrinya tumbuh di Medan, kita akan kirimkan (listrik) ke Medan," ungkap Parulian.

Ia pun berharap, dengan pasokan energi listrik yang melimpah ini, bisa meningkatkan arus investasi di Aceh.

Dengan demikian, penggunaan energi listrik yang di produksi dari pembangkit di Aceh bisa sepenuhnya digunakan untuk wilayah ini.

Baca juga: Tiang Listrik Tumbang, Arus Lalulintas di Jalan Nasional Kawasan Ie Mirah Terganggu

"Perlu ada hilirisasi di Aceh. Mungkin sekarang masih ada hambatan dalam arus investasi di Aceh. Tapi kita berharap dengan cadangan energi listrik yang cukup besar ini, bisa mulai membuka arus investasi," kata Parulian.

"Yang dulu kalau ditanya kenapa tidak inves di Aceh, alasannya karena listrik dikirim dari Medan, sekarang kita bisa bilang Insyaallah kalau unit 3 dan 4 PLTU Nagan beroperasi, kalau ga dipakai di Aceh malah dikirim ke Medan," tambahnya.

Listrik sering padam karena gangguan alam

Terkait masih adanya pemadaman di saat energi listrik di Aceh surplus, Parulian menjelaskan, hal itu dikarenakan beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut juga berkaitan dengan upaya PLN dalam menjaga aliran listrik untuk masyarakat.

Seperti misalnya perawatan di pembangkit listrik hingga perbaikan jaringan dan gangguan pada sistem kelistrikan.

Gangguan alam yang tidak bisa diprediksi seperti bencana alam hingga kecelakaan yang mengenai tiang listrik, juga menjadi penyebab pihak PLN harus melakukan pemadaman sementara untuk perbaikan.

Selain itu, perapian ranting pohon hingga hewan-hewan seperti tupai yang terjerat di kabel listrik juga membuat pihak PLN harus mematikan sementara aliran listrik ke masyarakat yang terdampak.

"Nanti kalau dilakukan uji coba PLTA Nagan 3 dan 4, itu juga bisa berdampak kepada sistem. Ibaratnya bayi baru lahir, perlu dilakukan pelepasan beban untuk melihat kekuatan pembangkit itu," kata Parulian.

Ia menambahkan, PLN tentunya tidak mengharapkan adanya pemadaman listrik untuk masyarakat.

Jika memang harus terjadi karena adanya gangguan, pihaknya tetap berusaha agar pemadaman tidak berlangsung lama.

"Kami terus menjaga agar listrik tidak ada pemadaman. Kalau pun ada, kami berupaya cepat agar pemadaman tidak lama dan listrik bisa segera dialiri ke masyarakat," imbuh Parulian.

"Itu komitmen PLN saat ini, bagaimana aliran listrik di mayarakat terjaga," pungkasnya.

(Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved