Lestarikan Kuliner Tradisional, Unimal Praktik Membuat ‘Muloh Teupeh’ Bersama Masyarakat Pidie

Tim PKM Unimal yang diketuai Mujiburrahman SPd MHum melakukan praktik pembuatan Muloh Teupeh bersama masyarakat setempat....

|
Editor: Eddy Fitriadi
For Serambinews.com
Tim PKM Unimal melakukan praktik pembuatan Muloh Teupeh bersama masyarakat setempat di Katering Penajoh Aceh, Desa Glumpang Bungkok, Kecamatan Glumpang Baro. 

SERAMBINEWS.COM - Para akademisi Universitas Malikussaleh (Unimal) melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) mengaktualisasi pengetahuan lokal terkait pembuatan ‘Muloh Teupeh’, kuliner tradisional di Kecamatan Glumpang Baro, Kabupaten Pidie.

Tim PKM Unimal yang diketuai Mujiburrahman SPd MHum melakukan praktik pembuatan Muloh Teupeh bersama masyarakat setempat di Katering Penajoh Aceh, Desa Glumpang Bungkok, Kecamatan Glumpang Baro.

Sekadar diketahui, Muloh Teupeh merupakan kuliner Aceh yang khas. Hidangan ini berupa ikan bandeng yang ditarik atau dikeluarkan durinya lalu dibumbui dengan rempah khusus.

Uniknya, bentuk ikan masih utuh seperti biasa, tidak merusak bentuk asli ikan bandeng, namun tulang belulang sudah dikeluarkan.

Dosen Unimal, Mujiburrahman SPd MHum, Sabtu (7/10/2023) mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk merawat dan mewarisi pengetahuan pembuatan Muloh Teupeh, hingga membantu masyarakat dalam hal packaging, sehingga kuliner tersebut jadi lebih menarik.

“Orang-orang dahulu melihat bahwa bandeng adalah salah satu ikan yang banyak duri. Oleh dasar tantangan tersebut, terdorong lahirnya inovasi sebagai bentuk adaptasi bagaimana bandeng bisa dikonsumsi tanpa duri,” ucapnya.

Karena bandeng ini berkembang di pesisir Aceh, di mana Aceh sangat kaya akan rempah-rempah, maka olahan Muloh Teupeh ini sangat kental dengan rempah-rempah.

Mujiburrahman menambahkan, generasi muda saat ini sudah tidak paham lagi bagaimana cara membuat Muloh Teupeh. Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka Muloh Teupeh akan punah.

“Oleh karena itu, sejak bulan Agustus, kita dari Unimal sudah melakukan penggalian pengetahuan pembuatan Muloh Teupeh melalui observasi, wawancara dan FGD terhadap para orang tua yang mewarisi pengetahuan pembuatan Muloh Teupeh.”

“Pengetahuan pembuatan Muloh Teupeh kita rekonstruksi sebagai nilai kearifan lokal, di mana atas dasar rekontruksi tersebut kita aktualkan dalam bentuk praktek. Muloh Teupeh harus terus kita lestarikan dan kampanyekan,” ungkap Mujiburrahman yang juga Dosen Antropologi Fisip Unimal.

Adapun beberapa langkah penting dalam membuat Muloh Teuepeh dimulai dengan menentukan ikan yang bagus dan layak dipeh atau dipukul. Lalu membersihkan ikan, membuang sisik, dan mengeluarkan insang. Kemudian baru masuk ke tahap perlakuan ikan.

Lalu ikan dipukul dengan skil khusus, hingga tulang belulang ikan dan daging dikeluarkan tanpa merusak kulit ikan sedikitpun.

“Selanjutnya meramu rempah sebagai bumbu untuk Muloh Teupeh. Daging yang sudah dikeluarkan tadi dimasak setengah matang dangan bumbu rempah, setelah setengah matang, tulang dipisahkan,” katanya.

Kemudian daging bandeng dimasukkan kembali ke dalam kulit ikan. Tahap terakhir, bandeng dibakar hingga matang lalu bisa dinikmati,” jelas Mujiburrahman.

Pihaknya juga berharap, pelatihan ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kelompok masyarakat melalui Muloh Teupeh sebagai produk unggulan. “Kita juga dorong Muloh Teupeh dipasarkan secara online,” imbuhnya.

Sementara itu, Keuchik Gampong Glumpang Bungkok, Harmidi mengucapkan terima kasih kapada Unimal yang telah membina kelompok perempuan di Gampong Glumpang Bungkok. Pihaknya sangat terbuka menerima program untuk kemajuan gampong.(rel/*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved