Isu Beras Plastik
Heboh Beras Plastik, Setelah Dimasak Nasinya Bisa Mantul Seperti Bola, Ini Kata Anggota DPRA & Bulog
Karena itu, Iskandar Usman meminta pihak Bulog memberikan penjelasan terkait beras bantuan yang diduga mengandung plastik tersebut.
Penulis: Seni Hendri | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Masyarakat di Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur dalam beberapa hari ini dihebohkan oleh isu beras bantuan yang diduga mengandung bahan plastik.
Isu ini awalnya beredar dari mulut ke mulut hingga ke media sosial. Warga makin heboh dan resah setelah adanya video beredar yang memperlihatkan nasi dari beras bantuan itu kenyal dan tidak hancur saat dilempar.
Informasi terkait dugaan beras mengandung plastik ini diterima Serambinews.com dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Iskandar Usman Al-Farlaky SHI MSi, Sabtu (21/10/2023) malam.
Menurut Ketua Komisi 1 DPRA ini, ia menerima laporan langsung dari masyarakat. Bahkan ia juga menerima laporan dalam bentuk video.
Kata Iskandar, dalam beberapa video tersebut memperlihatkan masyarakat yang membandingkan beras yang dipanen dari sawah dengan beras bantuan yang mereka terima.
"Kita sudah banyak terima laporan dari masyarakat, bahkan ada yang kirim viideo langsung," kata Iskandar Usman.
Baca juga: Hasil Pengecekan, Bulog Aceh Tidak Ditemukan Adanya Beras Plastik
Iskandar menyebutkan, video yang dikirim warga menunjukkan dengan jelas perbedaan antara beras yang dipanen di sawah masyarakat, dengan beras bantuan yang diiterima warga.
Setelah dimasak, nasi yang bersumber dari beras bantuan itu dikepal lalu dilempar-lempar ke lantai. Terlihat, nasi tersebut kenyal dan memantul seperti bola yang dilempar ke lantai.
Sedangkan nasi yang bersumber dari beras di sawah warga, saat dilempar langsung lengket atau menempel di lantai.
"Kita dapat laporan dari Peureulak, Aceh Timur, kemarin (Jumat, 20 Oktober 2023). Kondisi ini memicu keresahan di masyarakat. Apalagi videonyya beredar cukup cepat di grup-grup WA," terang politisi muda Partai Aceh ini.
Karena itu, Iskandar Usman meminta pihak Bulog memberikan penjelasan terkait beras bantuan yang diduga mengandung plastik tersebut.
Hal ini penting dilakukan Bulog untuk memastikan apakah benar beras tersebut mengandung plastik atau karena penyebab lain, agar masyarakat tidak semakin resah.
Iskandar mengatakan, jika isu ini benar tentu sangat membahayakan kesehatan masyarakat. Karena itu Bulog perlu segera menurunkan tim untuk menyelidiki persoalan ini.
Jika benar, maka Bulog harus segera menarik semua beras yang sudah dibagikan dan diganti dengan beras yang lain. Pihak penyuplai, sambung Iskandar, juga harus bertanggung jawab dan ditindak.
"Bulog harus segera melakukan uji laboratorium agar apa yang disampaikan terkait beras tersebut dapat dipertanggungjawabkan," pinta Iskandar.
Baca juga: Kadis Pangan Gigit Butiran Beras Satu-satu, Cek Dugaan Ada Beras Plastik Dijual di Aceh
Al-Farlaky juga mendesak bulog bisa segera merespons cepat kondisi, sebab saat ini masyarakat sangat membutuhkan beras bantuan tersebut yang disalurkan melalui kantor pos mengingat momen kenduri maulid.
"Ada wilayah yang mereka belum panen padi, maka solusi untuk menghadapi maulid ya beras bantuan itu. Ini laporan langsung saya terima dari warga. Karena video dugaan beras plastik viral, masyarakat juga takut mengkonsumsinya," demikian Iskandar Usman Al-Farlaky.
Bulog: Isu Beras Plastik Viral Hoaks
Sementara itu, Pimpinan Cabang Bulog Langsa, Muhammad Iqbal STP memberikan tanggapan terkait viralnya video dugaan beras plastik yang beredar ditengah masyarakat.
Perum Bulog menyampaikan tanggapan terkait isu beras plastik yang disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
Beras yang disalurkan oleh Perum Bulog untuk program Bantuan Pangan dan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) merupakan beras hasil impor dari negara seperti Thailand, Vietnam, dan Myanmar.
Beras impor dari negara asal yang masuk ke gudang Bulog itu sudah beberapa kali melalui proses pemeriksaan.
Sebelum dimuat ke kapal di negara asal terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan oleh Surveyor Independent kemudian setelah sampai di Indonesia dilakukan pemeriksaan lagi oleh Badan Karantina Indonesia.
"Jadi yang ada di gudang-gudang BULOG sudah bisa dipastikan aman semuanya," ungkap Muhammad Iqbal STP.
Menurut Iqbal, berdasarkan keterangan Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Badan Karantina Indonesia M Adnan, semua barang yang masuk ke Indonesia diperlakukan sesuai prosedur yaitu pemeriksaan administrasi, kesehatan dan keamanan pangan.
Termasuk impor beras yang dilaksanakan oleh Bulog.
Mengenai adanya beras yang lengket dan ada yang memantul saat dilemparkan menunjukkan adanya perbedaan sifat dari beras yaitu beras pulen dan beras pera.
"Beras pulen sifatnya lengket disebabkan tingginya kandungan amilopektin yang menyebabkan sifat beras lebih melekat/menyatu. Sedangkan beras pera sifatnya setelah dimasak akan menyebar tidak saling menyatu dan saat digumpalkan lebih padat disebabkan kandungan amilopektinnya yang lebih rendah serta kadar amilosanya yang cenderung lebih tinggi dibanding beras pulen," jelas Iqbal.
Beras yang diimpor oleh Perum Bulog sebagian besar sifatnya pera, sedangkan di dalam negeri yang menyerupai beras pera yaitu beras Solok dari Sumatera Barat.
"Dapat kami sampaikan bahwa isu beras plastik tersebut adalah berita yang salah atau hoax. Kami menghimbau agar masyarakat tidak gampang dipengaruhi oleh isu-isu yang menyesatkan," kata M Iqbal.(saf/sn)
Jadi Sutradara Inspiratif, Hadi Ramnit Dianugerahi Serambi Ekraf Awards, Diserahkan Menteri Ekraf |
![]() |
---|
VIDEO - Parah! Warga Jarah Perhiasan Mahal dari Rumah Sri Mulyani, Bawa Kotak Biru |
![]() |
---|
Pohon Tumbang Ditabrak Mobil di Aceh Tamiang, Lalu Lintas ke Banda Aceh Sempat Terhambat |
![]() |
---|
Judi Online Meresahkan Masyarakat, Wakil Bupati Aceh Singkil Ingatkan Peran Keluarga |
![]() |
---|
Vietnam Tingkatkan Tunjangan Guru 70 Persen Hingga 100 Persen Bagi Guru di Wilayah Tertinggal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.