Perang Gaza

MBS: Israel Harus Bertanggung Jawab atas Kejahatan di Gaza

Kita berada di hadapan bencana kemanusiaan yang (menunjukkan) kegagalan Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional

Editor: Ansari Hasyim
Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) di sela penyelenggaraan KTT APEC di Queen Sirikit National Convention Center, Bangkok, Jumat (18/11/ 2022). 

SERAMBINEWS.COM - Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menegaskan kembali seruan Kerajaan untuk melakukan gencatan senjata di Gaza dan menganggap Israel bertanggung jawab atas kejahatan terhadap warga sipil di wilayah kantong yang terkepung tersebut.

“Kita berada di hadapan bencana kemanusiaan yang (menunjukkan) kegagalan Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional,” kata Putra Mahkota pada hari Sabtu saat pidato pembukaannya pada KTT gabungan Islam-Arab.

Baca juga: Israel Terus Bombardir Rumah Sakit di Gaza, Nyawa Bayi-bayi Terancam

Dia juga menyerukan penghentian segera operasi militer di Gaza dan pembukaan jalur kemanusiaan.

Dia menambahkan bahwa otoritas pendudukan Israel memikul tanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan terhadap warga sipil di Jalur Gaza.

“Pelanggaran mencolok yang dilakukan Israel terhadap hukum internasional harus dihentikan,” kata MBS, seraya menegaskan kembali kecaman Kerajaan Arab Saudi atas perang brutal yang telah merenggut nyawa ribuan warga sipil.

Putra Mahkota juga menyerukan upaya terpadu untuk mengakhiri pengepungan di wilayah kantong tersebut.

“Kita harus bekerja sama untuk mengakhiri pengepungan di Gaza dan memberikan bantuan,” katanya, seraya menambahkan bahwa satu-satunya solusi untuk mencapai stabilitas di wilayah tersebut adalah melalui mengakhiri kebijakan pendudukan dan pemukiman.

“Rakyat Palestina harus diberikan hak sah mereka (termasuk) mendirikan negara merdeka.”

Para pemimpin GCC dan dunia Arab dan Muslim berkumpul di Arab Saudi untuk melakukan pembicaraan krisis mengenai meningkatnya konflik Israel-Gaza.

Pertemuan darurat itu terjadi setelah serangan berdarah militan Hamas pada 7 Oktober yang menurut para pejabat Israel menyebabkan sekitar 1.200 korban jiwa.

Serangan udara dan darat Israel selanjutnya telah menewaskan lebih dari 11.000 orang, sebagian besar warga sipil dan banyak dari mereka anak-anak, menurut kementerian kesehatan di daerah kantong tersebut.(*)

Dikepung Tank dan Sniper, Rumah Sakit Al-Shifa Gaza Terpaksa Kubur 100 Jenazah di Dalam Rumah Sakit

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved